2. Pertemuan Kedua

853 98 1
                                    

Naya's Diary :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naya's Diary :

Salah satu hal yang paling aku syukuri dalam hidup adalah terlahir sebagai anak dari Galang Utama. Meskipun aku gak punya ibu tapi aku punya Papa yang selalu mengabulkan semua keinginanku. Berkat Papa dan uangnya, akhirnya aku bisa satu sekolah dengan Reyshaka Dikara.

Resyshaka Dikara adalah nama dan sosok yang aku favoritkan mulai detik ini, besok, dan seterusnya akan selalu begitu.

***

Sesuai keinginannya, satu minggu kemudian Naya akhirnya menginjakkan kaki di SMA Cendekia, tempat dimana sosok Reyshaka Dikara menimba ilmu.

Sekolah ini tampak sepi hanya ada segelintir murid yang berkeliaran, mungkin murid-murid yang lain tengah melakukan kegiatan belajar.

Di dampingi kepala sekolah dan ayahnya, Naya diantar ke depan pintu dengan tulisan kelas XII IPS 3 yang nantinya akan menjadi kelas Naya selama menimba ilmu di sini.

Pintu di ketuk sebanyak tiga kali sebelum pada akhirnya terbuka dari dalam. Kelas yang semula tampak riuh seketika langsung hening ketika kepala sekolah memasuki kelas diikuti oleh Naya, sedangkan ayahnya menunggu di depan pintu dengan senyum yang tidak pernah sirna. Dia senang akhirnya Naya dapat kembali menampilkan senyumnya setelah beberapa hari menampilkan wajah suram bahkan mogok bicara sebelum keinginannya terpenuhi.

"Selamat pagi anak-anak dan ibu Dyah, sebelumnya saya mohon maaf karena telah mengganggu kegiatan belajar dan mengajar yang tengah kalian laksanakan. Maksud dari kedatangan saya ke sini yaitu saya membawa satu teman baru untuk kalian yang nantinya akan bersama-sama menimba ilmu di sekolah tercinta kita ini. Saya harap kalian dan nak Naya bisa menjadi teman yang baik dimasa sekarang maupun yang akan datang. Mungkin hanya itu saja, karena masih ada beberapa hal yang harus saya urus bersama Bapak Galang untuk selebihnya saya serahkan kepada ibu Dyah. Terimakasih." Setelah mengatakan itu akhirnya kepala sekolah meninggalkan kelas diikuti oleh Galang.

"Baik, Pak," ujar Ibu Dyah dengan ramah.

"Ayo Nak, berdiri di sini." Panggilnya kepada Naya untuk berdiri di tengah. Naya pun menurut.

"Silakan perkenalkan diri terlebih dahulu agar teman-teman bisa tau. Gak usah gugup ya, ibu jamin mereka baik kok."

Naya mengangguk, padahal dia gugup bukan karena harus memperkenalkan diri akan tetapi dia tidak sengaja melihat Shaka yang ternyata tinggal di kelas ini juga dan duduk di barisan paling belakang. Sungguh takdir yang tidak terduga.

"Halo teman-teman, perkenalkan nama saya Nayanika Sabiya biasa dipanggil Naya, senang bisa sekolah di sini dan ketemu kalian. Semoga kita bisa jadi teman yang baik ya," ujar Naya disertai dengan senyum lebarnya.

Renjana dan AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang