Setelah Raisa menggetarkan pita suaranya sendiri, kini Aliya ditambah frustasi, sedari tadi Raisa mendumel karna suaranya serak.
"All! gimana ini aduh, lama-lama suara gue bisa ilang!" keluh Raisa, ia mencoba sengaja batuk supaya ia tidak serak, namun nihil, perjobaanya gagal dan suaranya masih serak.
"Salah sendiri teriak keras banget! lain kali itu kalo mau teriak, yang kenceng banget sekalian, biar pita suara Lo itu rusak!" ketus Aliya yang kesal dengan sahabatnya itu.
"Gini deh! kita ke dokter aja yuk!" ajak Raisa.
"Gausah lah! Lo tinggal minum air hangat aja, trus jangan nyerocos terus!" suruh Aliya.
Raisa hanya menganggukkan kepalanya lemas, ia tak berani bicara banyak, karna takut suaranya hilang total.
10 menit perjalanan, kini Aliya serta Raisa sudah sampai di rumah Aliya.
Saat baru mencapai pintu rumah, kedua gadis itu dikejutkan dengan penampakan Kinan di ambang pintu.
"Mamah! ngagetin aja!" ucap Aliya sembari menyentuk jantungnya yang berdetak kencang.
"Eh! maafin mama yah, mama gatau ada kalian," balas Kinan, "ngomong-ngomong, kalian abis dari mana? kok mobil Raisa ada di garasi?" tanya Kinan, setelah ia pulang dari urusannya, ia ke garasi dan melihat mobil Raisa di sana sementara salah satu mobilnya tidak ada.
"Aliya abis beli peralatan sekolah mah, kan Aliya tadi di pindah kelasnya, dari Fisika ke Biologi," jelas Aliya secara singkat.
Kinan menganggukan kepalanya pertanda mengerti."Lah kamu Raisa, kenapa kamu diem aja? biasanya kamu yang paling sering nyerocos," tanya Kinan yang melihat Raisa sedari tadi bungkam.
Raisa hampir menjawab dan akan mengeluarkan suara seraknya tapi tiba-tiba Aliya menerobos menjawab.
"Suara Raisa ilang," jelas Aliya pada mamahnya.
"Hah? gimana bisa ilang? coba kita ke dapur dulu! Raisa harus minum air hangat!" ajak Kinan dan mereka berdua hanya menuruti saja.
Saat sudah sampai di dapur, Kinan langsung mengambil air panas di dispenser dan ficamour dengan air dingin.
"Coba ini diminum dulu Sa!" suruh Kinan sembari menyodorkan segelas air hangat.
Raisa menerimanya dan meminumnya perlahan.
"Ehm," Raisa berdehem pelan. "Tes on," ucap Raisa mencoba suaranya.
"Udah mendingan tan! thanks ya!" ujar Raisa walaupun suaranya masih agak sedikit serak.
Kinan menanggapinya dengan senyuman, "iya sama-sama, Raisa" balas Kinan.
"Udah nih drama suara rusaknya?" tanya Aliya di sela-sela pembicaraan.
"Belum!" ketus Raisa kesal.
"Gausah banyak ngomong Lo, mau lebih parah lagi seraknya?" tajam Aliya yang membuat Raisa langsung bungkam dan tidak berucap apa-apa.
~•••~
Malam hari, Aliya kini sedang berada di balkon kamarnya, Raisa sudah pulang tadi sore, Aliya saat ini sedang menatap laptopnya yang menampilkan film Drakor kesukaannya yang sudah update episode terbarunya.
"Gue jadi pengen ke Korea ketemu sekalian sama pemeran laki-lakinya!" ucap Aliya di sela-sela videonya.
"Ah! kenapa kemaren ngga ikut papa aja yang lagi ada urusan di Korea sih!" kesal Aliya.
Kemarin papa Aliya, Enzo Ferzariz berpamitan kepada Kinan dan Aliya akan pergi ke Korea selama kurang lebih 1 minggu untuk mengurus pekerjaan kerja sama dari perusahaan papa Aliya dengan perusahaan di Korea.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Like You Kevin [On Going]
Teen FictionFOR YOU INFORMATION! TOKOH-TOKOH DI SINI HANYA UNTUK MENGHIDUPKAN CERITA SAJA! KALIAN HARUS BISA MEMBEDAKAN DUNIA FIKSI DAN DUNIA NYATA. ~•••~ "Kevin!" Merasa dipanggil, pemuda itu membalikan badannya menghadap gadis di depannya ini sembari mengerny...