Bagian 3

13 1 1
                                    

Baekhyun merasa rahangnya bisa jatuh ke lantai saking terkejutnya setelah mendengar apa yang diucapkan wanita cantik didepannya ini, Baekhyun sudah biasa menghadapi kehidupan yang keras, tapi ia belum pernah menghadapi keadaan yang menurutnya sangat gila seperti saat ini. Seorang Livia Choi menawarinya untuk menjadi sugar baby? Baekhyun jelas tidak sepolos itu untuk tidak mengetahui apa arti sugar baby, ia berteman dengan Park Chanyeol yang terkenal sebagai seorang playboy dan sahabatnya itu kerap kali membual ingin memiliki sugar baby saat dewasa nanti, dulu ia berpikir bahwa bualan Park Chanyeol itu adalah hal yang gila dan hanya menganggap itu sebagai angin lalu, dan sekarang tiba-tiba dia harus menghadapi hal gila itu.

"Noona sudah gila ya?" kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut Baekhyun dan sedetik kemudian ia menyesali mulutnya yang begitu licin dan ceroboh, ia lupa bahwa yang sedang ia hadapi saat ini adalah Livia Choi dan ia memiliki hutang 12 juta won padanya. 

Livia tertawa keras mendengar ucapan Baekhyun, jujur saja reaksi Baekhyun sangat sesuai ekspektasinya. dan Livia sangat menikmati itu. Sedangkan Baekhyun bereaksi sebaliknya, ia semakin tegang mendengar tawa wanita di depannya ini. Ini jauh lebih menakutkan dan menegangkan dari ulangan harian mendadak.

"Terserahmu mau mengataiku gila atau apa, tapi aku serius. Jadilah sugar baby ku dan hutang ganti rugimu akan kuanggap lunas" Livia menyeruput jus alpukatnya yang tinggal setengah dengan perlahan sambil menikmati ekspresi Baekhyun yang nampak frustasi dan putus asa. 

"Tak hanya itu, aku akan menyelesaikan semua masalahmu yang berhubungan dengan uang" imbuhnya. Mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Livia membuat Baekhyun hampir mendesah keras karena sialnya semua masalah hidupnya memang berhubungan dengan uang. Biaya berobat ayahnya, biaya sekolah Renjun dan biaya sekolahnya, Dan belum lagi uang ganti rugi yang harus ia bayar pada Livia. Semuanya berhubungan dengan uang. Ia butuh uang, tapi menerima tawaran Livia Choi sama saja menghilangkan harga dirinya. Saat ini satu-satunya yang ia miliki hanyalah harga diri.

"Jadi bagaimana, eh?" tanya Livia karena melihat keterdiaman Baekhyun.

"Aku akan menggantinya dalam dua minggu, Noona." Baekhyun memutuskan untuk mempertahankan harga dirinya karena memang hanya itu satu-satunya yang ia miliki sekarang. 

Livia tersenyum. Tidak terlalu kaget dengan keputusan Byun Baekhyun. Ia merogoh saku blazernya kemudian menyodorkan sebuah kartu nama ke hadapan Baekhyun.

"Aku memberimu waktu tiga hari untuk mempertimbangkannya, hubungi aku jika kau berubah fikiran." ucap Livia sebelum beranjak meninggalkan Baekhyun yang nampak terdiam dengan frustasi.

******

Seperti hari-hari sebelumnya selama satu minggu ini, Baekhyun akan pergi ke rumah sakit mengunjungi sang ayah setelah ia menyelesaikan pekerjaan nya di cafe. Saat membuka ruang rawat ayahnya, sudah ada Renjun yang saat ini sedang duduk di kursi samping ranjang sang ayah dan terlihat sedang fokus mengerjakan soal di buku paket sekolahnya. Mendengar ada orang yang masuk membuat Renjun terinterupsi dari kegiatan belajarnya dan kemudian tersenyum lebar saat tau itu adalah hyungnya. 

"Hyung!" Renjun tersenyum menyambut kedatangan Baekhyun, sedangkan sang ayah terlihat terlelap dengan tenang di atas bangsal. Senyum Renjun terlihat semakin mengembang ketika Baekhyun menyodorkan plastik berisi makanan yang ia beli dalam perjalanan ke rumah sakit tadi.

"Kau belum makan kan?" Baekhyun menyodorkan plastik berisi makanan itu dan di terima oleh Renjun dengan senang hati.

"Kau sendiri sudah makan?" tanya Renjun sambil membuka plastik makanannya

"Sudah. Bagaimana sekolahmu?" Baekhyun menggeser kursi kemudian duduk disamping Renjun yang sedang menikmati makanannya. Dan pertanyaan Baekhyun hanya di jawab dengan acungan jempol oleh Renjun.

"Ehm, hyung!" Baekhyun menoleh kemudian mengernyit heran melihat perubahan ekspresi Renjun yang terlihat cemas dan lesu.

"Kenapa?" Renjun menghembuskan nafas lesu

"Dokter Kim bilang kau harus menemuinya"

"Ugh, Baiklah. Lalu kenapa wajahmu lesu begitu?"

"Dokter Kim terlihat cukup serius tadi, ayah pasti akan baik-baik saja kan, Hyung?" Baekhyun tersenyum menatap Renjun yang saat ini menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Pasti. Ayah pasti akan baik-baik saja. Kau tidak perlu memikirkan apapun." Baekhyun mengusap kepala Renjun. 

"Sudahlah, cepat habiskan makanmu. Aku akan memui dokter Kim"

******

Baekhyun mengetuk pelan pintu ruangan yang selama satu tahun terakhir ini lumayan sering ia kunjungi. Ruangan dengan plat nama 'Kim Doyoung- Spesialis bedah umum'. Baekhyun membuka pintu ruangan itu setelah mendapat sahutan dari dalam.

"Oh, Byun Baekhyun rupanya. Silahkan duduk." sambut dokter Kim.

Baekhyun  membungkuk sambil tersenyum  akan sambutan dokter Kim, kemudian duduk di kursi yang disediakan. 

"Kita langsung pada intinya saja ya, Baekhyun-ssi. Kanker usus besar yang di derita ayahmu sudah memasuki stadium tiga, sebaiknya Ayahmu harus segera melakukan operasi pengangkatan sel kanker karena sel kankernya sudah menyebar ke bagian kelenjar getah bening di sekitarnya, jadi sebelum kanker itu menyebar ke organ lain yang vital, sebaiknya kita harus segera mengambil tindakan operasi" jelas dokter Kim.

Baekhyun yang mendengar itu, jelas tidak mampu menutupi kesedihannya. Baekhyun  menunduk sedih dengan mata berkaca-kaca. Biaya operasi tidak akan murah, Baekhyun tidak yakin bisa mendapatkannya tapi ia juga jelas tidak ingin kehilangan ayahnya.

"Apakah masih bisa di tunda lebih lama lagi, dokter?" Dokter Kim menghembuskan nafas sedih. Ia cukup tahu kondisi Byun Baekhyun dan keluarganya, untuk alasan ekonomi ini jelas akan sangat sulit untuknya, apalagi ia hanyalah anak SMA.

"Untuk kebaikan ayahmu, sebaiknya lakukan sesegera mungkin" dengan berat hati dokter Kim harus mengatakan hal itu. Baekhyun hanya mengangguk sambil tersenyum sedih.

"Baiklah dokter, aku akan mengusahakannya. Aku permisi." Baekhyun membungkuk sekilas kemudian segera keluar ruangan sebelum air mata yang ia tahan sedari tadi jatuh berhamburan.

Baekhyun berjalan gontai dengan air mata yang mengalir deras sepanjang lorong rumah sakit, ia tidak peduli dengan orang-orang yang menatapnya di sepanjang lorong.  Ia sungguhan kebingungan sekarang, dulu baginya uang bukanlah segalanya. Tapi nyatanya sekarang segalanya butuh uang. Dulu ketika ibunya masih ada dan ayahnya masih sehat, ia tak pernah begitu memusingkan pasal uang meskipun ia hanya hidup sederhana. Karena menurutnya semua itu sudah cukup, tapi sekarang bahkan karena uang ia hampir kehilangan harga dirinya. Sekarang bagaimana caranya ia bisa mendapatkan uang dengan jumlah yang besar di waktu yang singkat?

***********

*Hyung = kakak (Laki-laki kepada laki-laki)

*Noona = kakak (Laki-laki pada perempuan)


The sugar baby- (Byun Baekhyun) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang