³(revisi)

913 33 1
                                    

********

"yon gua boleh nanya ga?"

Deon tidak merespon, ia sedang fokus pada ponsel miliknya.

"kenapa vin, sorry gua ga denger." ucap deon

"Gapapa, tadi manggil doang."
jawabku

"Ohh ok deh."

Deon pun kembali fokus pada ponsel nya.

Ya sudahlah lupakan saja.

Seperti sebelumnya, kita fokus pada ponsel masing-masing hingga si nico datang membawa 3 cup thai tea.

"Minuman dateng nih."
ucapku pada niko yang membuka pintu kamar

"Bacot, nih minum"
ketus niko sambil memberikan minuman itu padaku dan deon.

Kami bertiga pun meminum thai tea yang niko beri.

karena waktu masih menunjukan pukul 12, kami bertiga memutuskan untuk bermain game bareng.

"Deon, lu main ml kaga?" tanyaku

"Maen, tapi season ini gua belum push rank."

"Gapapa, ayo push bareng "
ajakku

"Gass."

Kami bertiga pun bermain game.

Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 3 sore.

"Eh sorry gua pulang duluan ya ada urusan lagi."
ucap deon pada kita berdua.

"ok deh hati hati dijalan ya."
ucap nico

aku hanya menjawab dengan anggukan kepala karena sedang fokus pada game.

Deon pun mengajak tos kepalan tangan pada ku dan nico lalu berjalan keluar kamar.

Aku terlupa sesuatu!

Langsung saja aku mengejar deon yang sudah berada di pintu utama rumah nico.

"Deonnn." teriakku

Langkahnya terhenti.

Aku segera berlari kelantai bawah untuk menemuinya.

"Nama lengkap Lu siapa, buat ngumpulin tugas harus pake nama lengkap."
tanyaku

"Deon ivander."
ucapnya sambil tersenyum

Aku terdiam sejenak dan menatap senyuman itu.

Entah apa yang merasuki kepalaku, segera aku pun tersadar.

"Deon ivander? keren juga nama lu."

"Hehe."

"Ok deh, hati-hati dijalan."
ucapku padanya.

Deon pun memacu motornya menjauh dari kediaman nico.

Aku kembali masuk dan menghampiri nico.

"Lu ngapain?."
tanya nico padaku

"Nanya nama lengkap dia."

"Cieeeee ada yang homo nih"
goda niko padaku

"Bapaklu noh homo, itu buat ngumpulin tugas bego."
jawabku sambil memukul kepala nico

"Yaelah jago banget ngeles nya."

"Mending gua balik rumah daripada naik darah."
ucapku sambil membereskan bahan presentasi.

Gavin AnggaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang