420 25 3
                                    

hari demi hari kujalani tanpa deon, walaupun masih ada nico dan dimas tapi tetap saja rasanya seperti ada yang kosong pada diriku.

Aku sudah muak dengan perasaan ini, sudah kuputuskan aku akan memberanikan diri untuk mengajak deon mengobrol dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

***********************


Seperti biasa pagi hari di kota ku terasa sangat sejuk, pohon-pohon rindang kulalui selama perjalanan menuju sekolah, tak lupa aku mengucapkan syukur atas kenikmatan yang masih bisa aku rasakan sampai sekarang ini.

Akupun sampai disekolah

Segera aku berjalan menuju kelas dan duduk disamping dimas yang sedang mengerjakan pr matematika yang belum sempat ia kerjakan semalam.

"oi lagi ngerjain apa lu" tanyaku pada dimas

"ngerjain pr mtk, gua belum ngerjain"

"lu mah kebiasaan mas,nih liat punya gua aja" ucapku sambil mengeluarkan catatan matematika ku dari tas dan memberikannya pada dimas

"wihhh mantep,gua pinjem dulu ya" ucapnya sambil menerima buku dari ku

"yoi cepet kerjain keburu bel masuk"

Dimas pun menyalin catatan ku dengan teliti.

Kulihat siswa siswa yang ada dikelasku ini. Sepertinya semua siswa hadir pada hari ini.

Nico yang seperti biasa bergabung dengan anak anak volley dimeja belakang, kelompok siswi siswi centil yang berkumpul dimeja depan, para gamers yang sedang mabar di salah satu meja, dan juga para siswa ambis yang terlihat sedang membaca buku dan saling berdiskusi di meja barisan tengah.

Namun, tatapan ku terhenti Ketika melihat deon yang sedang bercanda ria dengan teman sebangku nya yang baru, aku menatap pilu, padahal kita pernah seperti itu dulu.
Bercanda dan menikmati obrolan kita yang kadang tidak jelas kemana arahnya.

Pertanyaanku masih sama

"kenapa kita bisa sejauh ini?"

Ditengah lamunanku dimas tiba-tiba menepuk pundakku, sepertinya dia tau apa yang sedang aku pikirkan.

"gapapa vin, gua yakin kalian masih bisa barengan lagi kok."

"iya mas semoga aja, rencananya hari ini gua bakal ngajak ngobrol deon"

"nah bagus, lu harus jujur sama perasaan lu sendiri vin."ucap dimas sambil mengelus pundakku

"yoi mas"

"nih buku lu, gua udah selesai."ucapnya sambil memberikan buku ku dan sebuah roti isi coklat

"ehh apa nih" tanyaku pada dimas

"gua tau lu belum sarapan, nih makan roti dulu"ucapnya sambil membuka bungkus roti itu dan memberikannya padaku

"tau aja ahahaha,makasih ya mas"

"anggep aja imbalan buat contekan tadi hahaha"ucap dimas

Aku pun menghabiskan roti yang diberikan oleh dimas

Bel pelajaran pertama berbunyi dan aku pun mengikuti pelajaran dengan seksama

**********************************************************************

Materi demi materi telah selesai guru sampaikan

Bel istirahat pun berbunyi, kulihat deon yang segera pergi dari kelas.

Aku mencoba memanggilnya namun dia bertingkah seolah tidak mendengarku dan menghilang keluar kelas.

Aku pun segera mengejarnya.

Gavin AnggaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang