Ketika ketidaksengajaan menjadi takdir yang indah

119 10 0
                                    

SORRY FOR THE TYPOS!!!!!!
HAPPY READING Y’ALL~~~~~

Bright suka musik, tapi ia tak tahu bahwa dirinya akan sesuka itu pada musik
Baginya musik memberikan ia ketenangan yang tidak bisa ia dapatkan di dunia nyata
Bright yang sejak kecil tidak mendapatkan kasih sayang
Yang tidak pernah mendapatkan pelukan hangat
Yang tumbuh sendirian, menanggung seluruh beban pada bahunya Bertemu dengan seorang pemuda yang sedang bermain biola dengan indahnya
Hingga tanpa sadar ia jatuh pada seseorang

WIN’s  POV:
Hari ini hari senin, hari yang sangat ku benci karna hari ini aku akan sangat sibuk
Aku melihat jam tangan ku yang menunjukan pukul 13:25
15 menit lagi ia harus bekerja paruh waktu di sebuah kafe sebrang kampus
Dan ia masi terjebak di kelas yang sangat membosankan ini
“pp..sst pp!!” bisik ku
“apaan?” pp teman baik ku yang selalu pedas mulutnya ini menatap ku dengan tatapan membunuhnya karna menggangu ia yang sedang mendengarkan dosen didepan berbicara
“ini kapan kelarnya anjirrr” sambil memperlihatkan jam yang menunjukan pukul 13:32
“mana gua tau mettt, paling bentar lagi udeh diem gua gak mau ditendang keluar kelas”
“ah lu mah” kini aku hanya berharap bahwa itu dosen tiba tiba sakit perut atau apalah yang penting aku bisa keluar kelas dengan cepat
“baiklah anak anak cukup sekian untuk materi kali ini, sampai bertemu di kelas selanjutnya”
“WOUUH AKHIRNYAAA”  akhirnya aku terbebas dari kelas membosankan ini
“mau makan siang bareng ga?” tanya pp
“ayo lah, eh tapi bentar “
Aku melihat jam tangan ku yang sudah menunjukan pukul 13:40
“SIALAN, GAK GUE GAK BISA MAKAN BARENG PIIII GUE TELAT ANJERRRR”
Dengan segenap kekuatan yang ada aku berlari menyusuri lorong yang tampak tak ada habisnya itu
Mati gue matiiiiii, pasti dipotong nie gajinyaa
*DUGH*
Anjir sial amat si ya Tuhan hari ini, kenapa make nabrak orang segala coba
“aduh, maaf kak maaf aku lagi buru buru”
‘gapapa kok’ jawab pria yang tadi kutabrak itu
“maaf sekali lagi, kalau gitu aku duluan kak”
Aku hampir tak memperhatikan wajah pria itu sangking terburu-burunya aku, ah bodo lah aku harus segera ke kafe

BRIGHT’s  POV :
“ astaga tu orang lari lari dilorong dikate ini lapangan apa?!” itu suara gun salah satu teman terdekatku
“iye anjrit, mana kagak mau bantuin si bright mungut makalahnya” dan ini suara mike salah satu teman terdekatku juga
‘udah biarin aja yang penting dia udah minta maaf kok, lagian emang lagi buru buru kali anaknya’ ucapku sembari membereskan kertas makalah ku yang berserakan
Aku tak terlalu memusingkan kejadian tadi dan lanjut jalan menuju kelas ku

AUTHOR’s POV :
Kini hari sudah sore dan win baru selesai bekerja paruh waktu, ia sedang membereskan peralatannya dan bersiap untuk pulang
*kringg*
“mau pesan apa?” kata love, penjaga kasir disana
‘hot latte 1 dan red velvet cake nya 1’
“totalnya jadi 41 ribu”
“atas nama siapa?”
‘bright’
Setelah bright membayar pesanannya, ia berbalik badan dan tak sengaja berpapasan dengan pria yang tadi siang ia temui
“hei, apakah kamu orang yang kutabrak siang tadi?”
‘ah iya, ingatanmu bagus juga’
“haha itu bukan apa apa kok, omong omong aku minta maaf telah menabrak mu dan kalau tak salah lihat sepertinya makalah mu jatuh maaf ya”
‘tidak apa apa, lagipula kau tadi sedang terburu buru kan’
“ah iya benar juga, hei aku lupa memperkenalkan diri”
“aku win metawin” terlihat win mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan bright
‘bright vachirawit’ ucap bright membalas  dan mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan win
“oh baiklah bright EH! Maaf tapi kau angkatan berapa haruskah aku memanggil mu kak atau-“ ucapan win terpotong begitu saja
‘aku semester 5, kau semester 3 bukan?cukup panggil aku kak saja’
“okeee ka bright”
“atas nama bright!!!” teriak love yang menandakan bahwa pesanan bright sudah jadi
‘sepertinya aku harus undur diri terlebih dahulu, sampai jumpa win’
“ah baiklah, sampai jumpa ka bright”
Lalu win hanya melihat kepergian bright sampai pria itu menghilang dari pandangannya
“WIN!WOY!” teriak love
Win heran kenapa gadis itu suka sekali berteriak
“APAAN” balas win tak kalah berteriak
“ siapa tu tadi yang ngobrol ama lu? Asik banget keliatannya”
“bukan siapa siapa, udah ah gua mau balik keburu malem nanti”
Lalu win dengan cepat mengemas barangnya dan pulang

oneshoot / brightwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang