**Chapter kali ini lebih banyak dialognya.
Junkyu memandang orang yang ada di depannya saat ini. Memangnya siapa? Yoshi. Ya, ia yang mengajak Junkyu untuk bertemu. Katanya sih ada yang ingin dibicarakan.
Karena Junkyu masih memiliki hati nurani, akhirnya ia menyanggupi permintaan Yoshi untuk bertemu setelah kejadian lalu.
"Gue.. suka sama lo" jujur Yoshi.
"Uhuk!" Pemuda bersurai coklat itu tersedak. Mendengar pengakuan dari sang sahabat membuatnya tersedak.
"Apa? Gue nggak salah denger kan?"
"Gue suka sama lo, lo nggak salah denger kok.. gue emang suka sama lo, dari dulu." ungkap Yoshi.
Selama beberapa menit, keduanya masih saling diam. Tak ada yang ingin memulai percakapan, meski Yoshi lah yang mengajak mereka bertemu, tapi tampaknya ia juga kebingungan untuk memulai percakapan.Namun akhirnya Yoshi menghela nafas sebelum mulai berbicara.
"Kyu"
Yang dipanggil pun menegakkan tubuhnya dan memberanikan menatap mata sang lawan bicara.
"Gue, gue minta maaf. Gue minta maaf sama lo atas kejadian beberapa bulan lalu. Nggak seharusnya gue bersikap kayak gitu ke lo." Junkyu tersenyum maklum mendengarnya. Ia paham dan mengerti keadaan Yoshi saat itu. Yoshi juga pasti sudah memikirkan hal tersebut sejak jauh-jauh hari untuk mengungkapkannya. Hanya saja, bagaimana cara ia mengungkapkannya terbilang salah, sehingga membuat Junkyu terkejut setengah mati.
(nggak juga sih, Junkyu emang anaknya lebay)
"Udah gue maafin, lo tenang aja. Gue nggak sejahat itu buat diemin temen gue sendiri. Waktu itu gue ngasih lo waktu buat tenangin diri lo sendiri. Maaf juga ya, kalo cara gue waktu itu terkesan salah. Gue sebenernya juga nggak tau harus gimana.." sesalnya.
Keadaan hening kembali setelah ucapan Junkyu hanya diberi anggukan pelan. Keduanya sama-sama canggung. Keduanya bingung. Kini atmosfer di sekitar mereka tak sama seperti dulu. Dulu, yang diliputi keceriaan, canda, dan tawa. Sedangkan sekarang, hanya diliputi kecanggungan.
"Lo, lo sekarang... gimana?" tanya Junkyu pelan.
"Gue? Gue baik, gue juga lagi deket sama orang. Lo, gimana? Setau gue lo deket sama murid pindahan itu." Junkyu jadi heran sendiri, kenapa arah pembicaraannya sampai ke situ.
"Ya, kalo dibilang deket sih emang iya.. Gue sama dia emang temenan sekitar beberapa bulan lalu. Tapi gue nggak yakin dia nganggap gue special. Gue mah temen dia yang ke sekian.."
"Yaelah, lo bukan martabak kali. Ngapain pake special-special segala. Lo tau kagak? Dari sekian banyak rasa martabak, pasti kebanyakan orang bakal pesen yang paling biasa." Junkyu menelengkan kepalanya. Dahinya mengernyit bingung. Temannya ini kenapa semakin lama semakin aneh, pikirnya.
"Lo biasanya pilih rasa apa?" tanya Yoshi tiba-tiba.
"Cokelat..?" jawab Junkyu ragu.
"Apa alasan lo pilih cokelat?" tanyanya lagi.
"Duit gue pas-pasan!" jawab Junkyu mantap. Dengan susah payah Yoshi menahan tawanya karena jawaban terus terang dari temannya.
Setelah berhasil menetralkan nafasnya, ia kembali bersuara,"NAH, itu lo tau." Namun nampaknya, Junkyu masih tak kunjung paham. Melihat raut wajah Junkyu membuat Yoshi menghela nafas.
"Aduh, gini deh. Lo ga perlu jadi special, yang harus lo lakuin cuma jadi yang terjangkau. Dalam artian, lo yang nemenin dia setiap saat, bantuin tiap ada masalah, sampai dia nganggap lo sebagai rumahnya," jelas Yoshi lagi. Junkyu yang otaknya juga pas-pasan semakin bingung.
"Apaan, dah. Tadi martabak, sekarang rumah. Maksud lo gimana sih?! Ga ngerti gue."
"Nggak tau deh, jadi martabak aja sono. Emang nggak seharusnya gue ngomongin ini ke lo."
"Please lah, gue clueless iniii," pinta Junkyu. Yoshi lagi-lagi menghela nafas. Kali ini lebih berat.
"Jadi gini loh.. lo pesen martabak rasa cokelat karena itu yang paling pas sama dompet lo. Lo bisa beli itu, lo juga makan itu sendiri, lo makan, lo kenyang, lo juga puas. Lo akhirnya terbiasa beli martabak rasa cokelat, terus menerus tiap saat. Misal nih, lo ada duit lebih, lo beli rasa lain. Yang lebih mahal, misalnya. Tapi lo ngerasa itu nggak worth it. Udah mahal, rasanya juga biasa aja, mendingan cokelat lah, pikir lo begitu. Itu berarti, cokelat lah yang selalu menang di pikiran lo, perut lo sama dompet lo sendiri. Ngerti nggak?"
Junkyu menarik sudut bibirnya ke atas, tersenyum lebar karena akhirnya mengerti apa yang temannya coba jelaskan daritadi.
"Jadi, kesimpulan lo..?" tanya Yoshi memastikan.
"Gue nggak perlu jadi special buat jadi favorite orang lain. Cukup jadi yang biasa, tapi bisa diandalkan. Nanti kalo udah ngerasa nyaman, pasti orang itu bakal balik ke gue. Jadiin gue sebagai rumahnya, dan tempat ternyamannya. Walaupun nantinya dia bisa berpaling, pasti akhirnya dia inget sama rumahnya selama ini. Yang udah bikin dia nyaman dan nempatin nomor 1 bagi dia."
"CIIIIAT, GITU DONG TEMEN GUE!!!"
"WAAAAAH, AKHIRNYA GUE NGERTI JUGA. MAKASIH BANGET BRO. LO EMANG PALING BEST LAH!!" dengan wajah sumringah, Junkyu menyedot mango smoothie yang dari tadi menganggur karena terlalu fokus memahami tiap kalimat yang terlontar dari temannya.
"Serius dah, gue terharu banget lo akhirnya bisa paham apa yang gue maksud," canda Yoshi sambil berpura-pura mengusap air mata.
"Gue telmi banget anjir, kesel sendiri gue," ucapnya sambil terus memegang kepalanya seolah masih tak percaya.
"Sekali lagi makasih ya, bro. Lo gara-gara gue tolak jadi pinter gini ya?" canda Junkyu di akhir kalimat.
"Gue dari dulu emang pinter anjrit."
Keduanya tertawa bersama, tak sadar atmosfer canggung yang sempat menyelimuti tadi hilang begitu saja. Mari biarkan mereka menikmati waktu bersama setelah sekian lama.
TBC
A/N : Konflik yang sebenarnya udah deket gengs..
Gimana nih teori martabaknya Yoshi? keren kaaan?!!!
OIYAAAAA MAKASIH YA UNTUK KALIAN YANG MASIH SETIA NGE-VOTE!! TERIMA KASIH BANYAAAAK!!!!!! BERKAT KALIAN, VOTENYA UDAH SAMPAI 1K

KAMU SEDANG MEMBACA
[DISCONTINUE] SO? [KyuRen] [Junkyu × Renjun]
Fanfic[Junkyu × Renjun] Tak sanggup untuk memendamnya terlalu lama, akhirnya ia pun berniat untuk mengungkapkan perasaan nya. Mengajak nya berjalan-jalan hingga senja tiba, dan mengungkapkan nya saat itu juga. Akankah pernyataan nya di terima? ⚠ ️bxb ⚠ cr...