2.1

892 84 23
                                    

Gulf mengisi bathub dengan air hangat dan memasukkan bathbomb aroma lavender ke dalamnya. Sambil menunggu air penuh Gulf membuka ponselnya, mengabarkan pada Cinta sahabatnya bahwa ia telah sampai dengan selamat. Ia sempat berpikir untuk mengabari ayahnya, tapi urung. Gulf masih kesal.

Setengah jam kemudian Gulf keluar kamar mandi dan mendapati Mew yang sedang berbicara pada seseorang melalui ponselnya sambil berdiri menghadap ke jendela, membelakangi Gulf.

" Mami urus lah, Mew ga mau tau lagi deh! "

"... "

" Siapa? Archel? Yang bener aja dong mi, masa Archel! "

"... "

" Yaudah Mew pastiin dapet calon istri secepet nya setelah Mew balik dari Eropa! Yauda mi, Mew tutup dulu yah,bye"

Gulf yang tidak bermaksud menguping tetap dapat mendengar pembicaraan Mew dengan baik karena kamar yang tidak begitu luas dan suara Mew yang cukup keras.

Ia berpura-pura sibuk membenahi kopernya saat Mew berbalik badan saat Mew menatapnya.

" Nguping ya kamu? " Tuduhnya dengan tatapan memicing.

Gulf mencebikkan  bibirnya,

" Nuduh ga berdasar! Ga jelass! " Sahutnya, lalu berdiri sambil menenteng satu buah mie cup yang di bawanya dari Indonesia.

Tanpa niatan untuk menawarkan mie cup pada Mew, Gulf turun ke dapur dengan handuk yang masih melilit di kepalanya.

Dapur di lantai satu tampak kuno namun terlihat rapi dan bersih. Terdapat kitchen set berwarna coklat tua, dua buah kompor, satu buah Microwave, satu buah meja makan, dan satu buah kulkas ukuran sedang.

Gulf memasukkan mue cup yang telah diisi air dan bumbunya kedalam microwave, lalu menunggunya matang sambil memainkan ponselnya. Tidak lama kemudian mie cup rasa ayam bawangnya matang, aromanya menyeruak memenuhi seluruh area dapur yang sedang sepi saat itu.

Saat Gulf sedang asik mengantap mie cupnya, Tiba-tiba Mew muncul. Ia mengusap-usap perutnya yang keroncongan. Gengsi meminta mie yang dimiliki Gulf, ia mencari roti di dalam lemari.

Setelah membuka beberapa pintu lemari, akhirnya Mew menemukan sebuah lemari dengan tumpukan roti di dalamnya. Ia memasukkan roti itu kedalam pemanggang roti, lalu mengolesinya dengan butter yang tersedia di meja pantry.

Gulf yang pura pura tidak menyadari keberadaan Mew yang jelas-jelas sejak tadi kesana kemari di hadapannya dan memilih fokus pada mie cup di genggamannya.

Gulf terduduk anteng di atas kursi tinggi di depan meja marmer besar yang ada di dapur. " Besok kalo kita keluar, kunci kamarnya gimana? " Ujar Mew tiba-tiba memecah kesunyian. Gulf terdiam, menghentikan suaranya membuat garpu mienya menggantung diudara.

" Kuncinya harus saya yang bawa! " Sahut Gulf lugas.

Mew menghampiri Gulf. " Ga bisa! Nanti kalo saya balik duluan mau masuk susah! Alice emang ga punya duplikat nya? " Tanya Mew sambil masukan suapan roti terakhir kedalam mulutnya.

Gulf hanya mengedikkan bahunya. " Jadi kamu lagi nyari calon istri? "

Pancing Gulf sambil melirik Mew dari ekor matanya.

Mew langsung memicingkan matanya, " Dasar tukang nguping! " Ujar Mew.

" Enak aja! Saya bukan nguping orang kedengeran kok! " Kelit Gulf seraya bangkit dari duduknya membuat kursi yang didudukinya berdenyit, ia berjalan membuang cup mie kosong kedalam tong sampah lalu pergi ke atas sambil menenggak air putih dari botol yang sempat ia isi tadi.

Sebelum Mew sampai ke dalam kamar, Gulf sudah membatasi tempat tidur mereka menggunakan guling, dan bantalan bantalan kecil yang ia ambil dari kursi dekat jendela. Ia juga meletakkan semprotan merica di bawah bantalnya untuk jaga-jaga jika sewaktu-waktu Mew mulai kurang ajar karna menurutnya Mew terlihat seperti om-om mesum. Padahal Mew masih muda.

Tidur dengan orang asing yang benar-benar baru kenal beberapa jam kedengaran nya seperti hal yang sangat konyol, tapi itu benar-benar terjadi pada Gulf. Demi uang jajan tambahan selama solo travelling nya.

Gulf pura-pura memejamkan matanya saat pintu kamar terdengar di buka dari luar. Tidak lama kemudian tetdengar langkah kaki masuk ke dalam kamar dan mendekat ke tempat tidurnya. Tidak lama kemudian Mew metebahkan tubuhnya di sebelah garis pembatas yang sudah di buat Gulf sebelumnya, membuatnya tersenyum.

Gulf sedang bermimpi menaiki perahu di Vince dengan seorang pria tampan ketika tiba-tiba sebuah tangan menyentuh lengannya. Dengan cepat kilat Gulf mengambil semprotan merica yang ia siapkan  di bawah bantalnya dengan menyemprotkan nya pada seseorang yang berdiri di samping tempat tidurnya.

" Aaaaarrrgggghhhttt!! " Sebuah teriakan kesakitan terdengar begitu nyaring, membuat burung burung yang tadinya hinggap di jendela kita berhambur dan berpindah tempat karna teriakan itu.

Gulf langsung membuka matanya dan terduduk tegak, ia benar-benar terkejut saat mendapati Mew yang sedang meraung kesakitan karna semprotan merica yang Gulf semprotkan padanya secara reflek.

" A-aduhh Mew ma-maaf, saya reflek! " Cicit Gulf takut takut.

Mew masih menutupi wajahnya dengan kedua tangannya sambil berteriak

" PEREMPUAN GILAAAA!!! "

Tbc.














Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Marriage Contract(Mewgulf) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang