chap 1 : hujan
"Hujan itu hebat. Dia tetap turun meskipun banyak yang membenci nya." -PstS
Dirgan mengendarai Bijo (nama motor bebek milik Dirgan) dengan kecepatan dibawah rata rata. Angin sepoy sepoy di sore hari membuat lelaki itu sedikit meremang, apa lagi udara nya sedikit dingin karna memang hujan.
Bunyi guntur seakan mengingatkan ke pada lelaki itu akan datang nya hujan deras sore ini. Dirgan sedikit menambahkan kecepatan motor nya. Ia takut nanti nya Cia akan kehujanan saat pulang bersama nya.
Sesampai nya di gerbang Sma Alexia, Dirgan sudah disambut oleh Falicia yang menunggu nya.
Felicia berjalan mendekat ke arah Dirgan, Cia tampak manis sore ini, hoddie kebesaran berwarna hijau tosca dengan rok diatas lulut bermotif kotak kotak dengan warna biru. Meskipun wajah nya tampak lelah, namun gadis dihadapan nya itu tetap tersenyum manis.
Sma Alexia adalah sekolah swasta yang unik, siswa/siswi nya diijin kan memakai baju bebas sedangkan sragam? sragam tetap ada, tapi hanya digunakan di hari Jumat saja.
"Hi princess!." Sapa Dirgan mengusap pelan surai Felicia.
"Hi my prince!." Balas Felicia sambil tersenyum menikmati usapan dirambut nya.
"Ayo buruan pulang, takut kamu ke hujanan." Felicia mengangguk semangat, menaiki motor hijau itu perlahan.
"Dipta kemana By?." Tanya Dirgan saat sudah meninggalkan kawasan sekolah Alexia.
"Dipta ada urusan sama temen temen nya." Balas Felicia sambil mengeratkan pelukan nya ke pinggang Dirgan. Udara sore ini berhasil membuat Felicia sedikit kedinginan.
Dirgan mengangguk, "Pantes tadi kamu sendirian
"...Kamu kenapa ngga ikut Dipta aja? Dari pada sama aku mala ke hujanan." Felicia menatap Dirgan melalui spion bundar tersebut, "Dipta juga naik motor kalo kamu lupa."
Dirgan mengangguk, "Tapi Dipta ngga bakal bikin kamu ke hujanan. Dia pasti bakal ngajak kamu berteduh di cafe." Felicia mengangguk, "Kamu juga pasti ngga biarin aku ke hujanan." Balas Felicia.
Dirgan mengangguk, "Tapi aku ngga ada uang buat ajak kamu berteduh di cafe. Aku cuma bisa ajak kamu berteduh di pinggir jalan."
Felicia tersenyum, menyenderkan kepala nya ke punggung tegap Dirgan "Tapi sejujur nya, aku lebih suka hujan hujanan." Ujar Felicia pelan.
Dirgan menggeleng, "Nanti kamu sakit." Dirgan sedikit mengeraskan suara nya
"Kenapa sih banyak orang yang benci hujan? Padahal mereka juga butuh hujan." Sahut Felicia sambil mendongakan kepala nya, melihat langit yang mulai gelap.
"Mereka bukan benci hujan. Hujan itu selalu datang di waktu yang tidak tepat, jadi mereka ngga suka." Balas Dirgan sambil melihat pantulan Felicia dari spion.
"Rasa nya aku ingin jadi hujan deh." Felicia berkata lembut dengan senyuman manis nya.
"Kenapa?."
"Karenaa, hujan itu tetap selalu turun meskipun banyak orang yang ngga suka kepada nya." Sahut Felicia, "Hujan juga baik, meskipun banyak yang benci sama dia tapi hujan tetep turun supaya kita ngga kekeringan."
Dirgan tersenyum, "Dirgan juga pengen jadi hujan. Hujan itu bermanfaat buat semua orang, dan Dirgan ingin menjadi seperti hujan. Dirgan ingin menjadi lelaki yang bisa diandalin kelak."
"Selain mau menjadi hujan, kamu mau jadi apa lagi?." Tanya Dirgan, Felicia terdiam beberapa saat, "Eumm... Jadi senja."
Dahi Dirgan mengerut, "Kenapa senja? bukan nya senja itu malah menyakitkan ya?."
Felicia menggeleng, "Semenyakitkan nya senja. Dia tetap akan kembali di esok hari. Senja tetap akan menemani kita." Dirgan mengangguk, "Bukan nya malah makin menyakitkan ya? Dia datang namun kembali mengilang."
Felicia menggeleng, "Aishh. Au ah ngga tauu." Nada bicara Felicia terdengar kesal. Dirgan tertawa pelan, "Kalo Dirgan, Dirgan ingin menjadi bulan. Supaya, bisa menerangi mu di masa gelap mu nanti."
Felicia tersenyum, "Ahh sosweet bangett pacar aku inii." Teriak Felicia membuat Dirgan dan beberapa pengendara lain nya terkejut.
"Cia astagaa." Felicia tertawa renyah, saat melihat komuk Dirgan saat terkejut.
Tes...
Tes...
Tes..
Hujan yang mulai deras itu membuat mereka sedikit panik, "Mau neduh duluh atau lanjut?." Teriak Dirgan bertanya, Felicia mendekatkan tubuh nya ke Dirgan guna memeluk lelaki itu, "Lanjut ajaa. Nanggung ini udah basah." Balas Felicia, Dirgan mengangguk lalu segera menambah kecepatan motor nya.
Felicia, gadis itu melepaskan pelukan nya lalu merentangkan tangan nya. Jalan di kota Surabaya ini terlihat sepi, ya karna banyak orang orang yang menepih untuk meneduh.
"AHHH SERUU NYAA HAHAHAHA." Felicia sedikit berteriak membuat Dirgan tersenyum. Lelaki itu sendari tadi menatap Felicia dari pantulan kaca spion.
Dirgan memberhentikan motor nya saat lampu lalu lintas menunjukan warna merah.
Ia menggapai tangan mungil Felicia, menarik tangan itu agar melingkar diperut nya. Tangan Felicia ia masukan ke saku hoddie hijau gelap milik nya, "Biar ngga kedinginan." Felicia tersenyum hangat.
"Mau mampir warkop nya Bu ningning ngga?." Tanya Dirgan, warung bu ningning adalah tempat tongrongan Dirgan dan teman teman nya.
Felicia menggeleng, "Engga duluh deh. Dinginn." Dirgan mengangguk patuh,"Nanti sampe rumah langsung minum teh hangat ya."
Felicia mengangguk, "Nanti kamu jangan langsung pulang. Nunggu hujan nya redah baru pulang." Dirgan mengangguk, lalu mulai mengedarai motor nya lagi.
Ia membelokan motor nya guna memasuki salah satu perumahan elite. Lalu motor hijau itu berhenti didepan rumah bertingkat dua, dengan warna putih.
Felicia turun, lalu membuka kan pagar berwarna hitam tinggi itu agar motor hijau kesayangan Dirgan itu bisa masuk.
Setelah Dirgan masuk, Felicia kembali menutup pager itu. Ia mendekat ke arah Dirgan, "Ayo masukk!." Ajak Felicia sambil menarik tangan Dirgan pelan.
"Mami Cia pulang!." Teriak Cia saat memasuki pintu utama, "Ayo ikut ke kamar Dika." Dirgan mengangguk, lalu membuntuti Felicia.
Dika? Aldika adigunawan adik Felicia dan Dipta.
Felicia berjalan pelan menaiki tangga, ia berjalan ke arah pintu berwarna putih.
ceklek...
"Kamu mandi dulu sana. Aku ambilin handuk sama baju Dipta dulu." Ujar Felicia sambil membuka pintu putih tersebut. Dirgan mengangguk, "Okey. Kamu juga buruan mandi ya!." Felicia mengangguk lalu berjalan meninggalkan Dirgan...
***
Hi! pa kabar guys? moga baikbaik aja lah.
udah pada makan belum nih? kalo belum jangan lupa makan ya
KAMU SEDANG MEMBACA
my bobrok boy
SonstigesDirgan adalah lelaki dengan sejuta kekurangan, namun Felicia adalah gadis dengan sejuta kesempurnaan. Dirgan kira pertemuan nya dengan Felicia tidak akan berlangsung lama. Namun nyata nya mereka malah terikat dalam hubungan sepasang kekasih. Dirgan...