chap 4

8 1 0
                                    

Cahaya matahari mulai masuk disela sela gorden kamar milik lelaki berambut hitam tersebut.

Tok...Tokk...Tok..

"Mas! ayo bangunn sudah siang inii."

Dirgan menggeram lirih, ah rasa nya baru sebentar dia tidur sudah dibangunkan saja.

"Iyaa Bun, Mas udah bangun," Balas Dirgan pelan. Ia membuka mata nya perlahan, memerjabkan mata nya guna menyesuaikan cahaya yang akan memasuki retina nya.

"Yaudah nanti buruan turun ya! Kita sarapan. Ayah sama Gibran udah nungguin," Ucap Bunda Dirgan.

Dirgan mengangguk, meskipun Bunda nya tidak melihat anggukan nya.

Dirgan bangkit berdiri, lalu lelaki itu segera keluar kamar dan berjalan ke arah meja makan. Hanya 25 langkah saja dia sudah sampai di meja makan.

Dirgan mendaratkan pantat nya dibangku samping Bunda nya. Dengan wajah bantal nya lelaki itu langsung meminum teh hangat yang sudah disiapkan Bunda nya.

"Habis ini buruan mandi, telat mulu kerjaan kamu Mas."

Dirgan menggeleng, "Gausah mandi juga gapapa Bun," Sahut nya.

Bunda dan Ayah Dirgan hanya bisa menggeleng, "Ya Tuhan Mas, kamu itu sudah harus bisa mengelolah waktu mu. Sudah besar, bentar lagi kamu udah lulus Smk." Nasehat Pria paruh baya yang tak lain adalah Ayah Dirgan.

Dirgan mengangguk, "Iya Yah."

"Kamu juga Gib! Jangan contoh Mas mu itu. Meskipun kamu masih Smp, tetap kamu harus bisa ngelolah waktu mu. Dan lagi, Ayah ngga pernah ngelarang kalian buat pacaran. Tapi, kalian harus ingat dengan kewajiban kalian," Nasehat Ayah Dirgan lagi, ya yang tentu diangguki mereka berdua.

Gibran Abirama, Gibran adalah adik dari Dirgan. Gibran sendiri masih menginjak bangku Smp kelas 8.

***

Disisi lain, Felicia gadis itu sedang membantu Mami nya menyiapkan masakan.

"Cia!," Panggil Mami nya. Felicia yang sedang menyiapkan masakan nya pun menoleh, "Kenapa Mi?."

"Mami siang nanti bakal nyusul Papi kamu ke Singapura. Emm mungkin bakal satu bulanan lah Mami disana," Ujar Wanita peruh baya itu sambil membawa piring berisi ayam ke meja makan.

Felicia mengangguk, "Heem, be care full Mami."

Wanita paruh baya itu mengangguk, "Eh gimana kamu sama Dirgan? Sudah baikan?."

Felicia menggeleng, "Belum, salah send...

"...Kamu tau kemarin Dirgan baru pulang jam setengah 11, Dari jam 5 lho dia ngebujuk kamu. Mana belum makan dari pagi dia," Potong Mami Felicia.

Felicia membulatkan mata nya, sedikit terkejut saat mendengar Dirgan yang membujuk nya dari jam 5 sore, "Mami tau dari mana kalo dia belum makan?," Tanya gadis itu sambil menyiapkan bekal nya dan Dipta.

"Kemarin waktu mau pulang, Mami tanyain sekalian Mami suruh makan tapi dia ngga mau," Balas Mami Felicia sambil membuka pintu lemari es, mengambil beberapa buah strowberry.

Felicia mengangguk, "Ohh. Yaudah biar...

"...Ya Tuhan Ciaaa, Mami bilang gitu itu biar kamu mau maafin dia. Biar ada rasa ibaa, biar kamu tau seperhatian apa dia sama kamuu. Eh kamu nya malah bodo amat kayak ginii," Tukas wanita paruh baya itu bersungut sungut.

my bobrok boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang