CHAPTER - 7

848 72 37
                                    

DIWAJIBKAN UNTUK VOTE & COMMENT

- selamat membaca -

Mata Sandra terbelalak dengan mulut yang terbuka luas. Kenapa Vano dengan santai menyuruh nya menggunakan panggilan ' daddy '.

' Gila ... sah dia ni gila. ' Batin Sandra dengan wajah yang menganga.

" HAHAHAHA " Geovano tertawa sambil memegangi perutnya.

' Ha kan ... makin gila dia jadinya. '

Geovano berdiri tegak sambil tersenyum memandang wajah Sandra yang- ' cantik ... cantik banget ' Geovano membatin.

" Panggil Vano aja sih gak usah ribet. Tapi kalo lagi kuliah manggilnya sir Geovano ... ngerti gak kamu? "

" Hm okay. " Balas Sandra acuh.

" Apa yang okay? " Tanya Vano serius sambil memandang wajah Sandra.

" Iyaa ngerti pakk " Jawab Sandra dengan dialek Indonesia yang dibuat - buat.

" Kamu gemesin banget sih. "

" Kimi gimicin bingit cih. " Ejek Sandra dengan mimik muka yang mencebik-cebik. Ia mahu melangkahkan kaki menuju ke dapur.

" Tapi kalo kamu mau manggil 'daddy' ... aku bakalan seneng kok. "

Ucapan Vano membuatkan Sandra membalikkan semula badannya. Vano mengeluarkan senyuman nakal nya ke arah Sandra.

" JIJIK . " Satu kata yang keluar dari mulut Sandra lalu ia berlenggang pergi menuju ke dapur. Vano yang dilabel ' jijik ' itu hanya mampu membeku ditempat .

" barusan dia manggil aku apa? "

" jijik? pft- just wait ... and see sayang" Ucapnya perlahan.

Sandra mengambil makanan yang ada di dalam peti ais dipanaskan. Perutnya tak boleh diajak untuk berkompromi lagi. Sejak tadi cacing-cacing yang ia jaga didalam perut berdemo untuk diberikan makanan.

" Sabar ya ... kejapp je lagi. " Sandra berdialog sambil mengusap-usap perutnya.

"Itu perut kamu kenapa diusap? Pengen punya bayi? yaudah ayo langsung aja kita bikin satu. "

" Guna otak pakai buang ke? tak ingin aku. " Bantah Sandra dengan wajah tegas nya.

" Galak banget sih mommy ... "

' pokoknya kamu HARUS hamilin anak aku nanti. ' tegas Vano dalam hati.

"nyenyenye mommy ... geli ! "

" Belum aja tuh bibir aku gigit. " Goda Vano .

"WOI AKU PUKUL GINJAL KAU KANG." Sandra menjerit.

" widihh ... ngerii " Vano sedikit beranjak ke belakang.

Ting !

Bunyi dentingan tersebut menyedarkan Sandra.

" Dah siapp ... wuhuuu. " Sandra bersorak gembira kerana makanannya sudah siap. Walaupun ia hanya memanaskan nya saja.

" Aku juga mauu " Pinta Vano dengan mata berbinar.

"Mau apa?" Tanya Sandra sengaja menyakat Vano.

" Mau kamu. " Jawab Vano spontan dengan menatap tepat ke arah mata  Sandra.

Sekelip mata wajah Sandra berubah menjadi datar.

" Ey dia ni kang, tak harini ... esok dia arwah. "

" Jangan dulu. " Elak Vano.

" Kenapa pulak jangan? "

" Nanti gak sempet nikah sama kamu." Jawab Vano sambil mengenyitkan sebelah matanya.

" Euw ... dah ketepi sikit.

" Eh .. aku mau juga tu makanannya. "

" Ishh dia ni lah ... " Sandra yang baru duduk terpaksa bangkit semula untuk mengambil pinggan dan cawan lebih.

" Mau kemana kamu? " Tanya Aditya polos.

" Nak pergi sebat kepala buaya. Nak pergi ambil pinggan la ... apalagi. "

" Gak usah. Kita kongsi piring aja. "

" Kau nak kaki kanan ke kaki kiri? "
Ujar Sandra.

" gakmau gakmau hehe ... "

" heihh "

" Galak banget. " bisik Vano perlahan.

Acara makan mereka hanya ditemani oleh dentingan sudu dan pinggan hinggalah makanan mereka habis.

" Biar aku aja yang cuci piringnya. " ujar Vano menawarkan diri.

" Serious la mat " jawab Sandra terperanjat dengan kebaikan Vano .

" Mat siapa hehhh ? cowo kamu ?? " Emosi Geovano tiba-tiba saja menggebu .

" bukan boyfriend aku la heih. "

" beneran nih ? " tanya Govano memastikan sambil mengawal emosinya.

Sandra tidak menjawab dia hanya diam sambil mengutip butiran nasi yang bertaburan.

" Hehhh aku nanya jawabb "

" Kalau boyfriend aku pun ... apa masalahnya. "

" Kan kamu milik aku. "

" Sejak bila. Pandai-pandai je. "

" Sejak kali pertama kita bertemu. " Jelas Vano mutlak menandakan jika Sandra adalah miliknya seorang.

" Meniber je kerja dia ni la. Basuh sampai bersih pinggan tu bik ... HAHAHA. " Sindir Sandra sambil berjalan menuju ke biliknya.

"Awas aja kamu nanti pas kita nikah!!."
Teriak Vano masih mengawal suaranya supaya tak terlalu kuat.

Sandra berhenti di tangga akhir lalu ia memanggil Vano " Vano ... "

Vano yang mendengar Sandra memanggilnya lembut langsung saja menyahut. " iya sayang. "

" ... Pabbo HAHAHA " Sambung Sandra sebelum ia berlari menuju ke biliknya. ( bodoh )

" Pabbo ? apaan tu maksudnya ? "  Vano menjadi bingung sendiri kerana seumur hidupnya , ia belum pernah lagi mendengar perkataan itu.



VOTE AND COMMENT.

WARNING TYPO BERTEBARAN ⚠️

NEXT CHAPTER OTW.

My Posessive Husband [✔️]Where stories live. Discover now