Sore minggu yang mereka janjikan tiba, mereka berangkat bersama dari rumah Tira karena letak toko buku memang lebih dekat dari rumahnya Tira. Mereka cukup naik angkutan umum selama 5-7 menit dan sudah berada di depan toko buku tujuan.
Ekspresi senang yang tak bisa disembunyikan mereka bertiga, Tira nampak sudah memegang 3 buku ditangannya terutama buku yang telah ia nantikan dengan Rain. Eva pun tak mau kalah sekarang ia sangat suka membaca novel, ia membeli buku pilihan Rain sudah 4 buku di tangannya namun ia masih mengitari rak-rak buku. Rain memisahkan diri dari 2 temannya mencari novel petualangan, dia berpindah dari rak buku yang satu ke yang lainnya.
Tiba-tiba terdengar suara seseorang menegurnya dari belakang, suaranya akrab di telinga Rain.
"Masih suka baca Rain, nulisnya masih juga ga?" Tanya nya
Sontak Rain menoleh dan mendapati sosok lelaki itu, Rain diam membeku sambil menatap lamat-lamat lelaki itu.
"Rainn" ucap lelaki itu sambil memberikan sebuah buku kepada Rain
"Ehh iya nih masih kok, ini apa" Tanya Rain sambil mengambil buku yang diberikan laki-laki itu
"Rekomendasi novel dari aku" ucapnya
Belum sempat Rain mengucap terima kasih terdengar suara Tira memanggil namanya dari sudut ruaangan, ia buru-buru menghampiri Tira.
"Aku kesana dulu yah, makasih rekomendasi novelnya" ucap Rain sambil tersenyum
Setelah menghampiri Tira mereka bertiga ke kasir, saat hendak membayar Rain tertegun melihat judul dari novel rekomendasi lelaki itu "Hujan" iya tersenyum tipis.
"Seru banget yah, abis baca semua novel ini aku mau cari-cari lagi deh" ucap Eva
"Ciee yang udah suka baca novel" Tira sambil menyenggol Eva
"Iyaa dong" Eva tersenyum sombong
"Rain kok dari tadi diem sih, kenapa?" Tanya Tira
"Eh engga kok Tir, aku capek aja sih hhehe" Rain sambil tersenyum
Mereka bertiga berpisah di depan rumah Tira karena arah rumah Rain dan Eva berlawanan arah.
Ada yang berbeda di rak buku Rain, buku itu nampak spesial ditaruh di rak teratas bersebelahan dengan kotak berwarna biru berisi bukunya, buku yang diberikan oleh orang yang sama.
21 Agustus 2016
Beberapa bulan t'lah berlalu, untuk pertama kalinya kau bertemu dan menyapa, kamu masih terlihat sama. Senyum ringan yang selalu aku rindukan, terkadang aku masih merasa dekat sekali dengan lelaki itu, iya masih.
Aku rasa sekarang kamu lebih mengerti arti "percaya" itu, padahal jelas sejak dulu jelas aku yang memahami inti kalimat ini.
Ada kata yang tak sempat kuucap, karna pertemuan ini cukup mendadak
Terlontar banyak pertanyaan dalam otakku namun, tak sempat kuungkapkan
Satuuu..
Iya hanya ada satu alasan untuk semua ini
Rasa penasaran dan
Aku masih tak sanggup...
Rain merebahkan diri di kasurnya sambil menatap lamat-lamat buku itu.
"Huuuu" menghela napas sambil menutup mukanya dengan buku tersebut
"Ahhhh pengen teriakk" Rain menggerutu dengan suara yang kecil
Tak berselang lama Rain berbaring dikasur ia sudah tertidur pulas ditemani bukunya.
Mentari menyambut pagi Rain, setelah sarapan dia bergegas memakai sepatu dan berpamitan pada kedua orang tuanya. Hari ini Rain berangkat dengan Dava. Dava ternyata sudah menunggu di depan rumahnya, Rain meraih helm yang diberikan kemudian mereka langsung berangkat ke sekolah. Mereka memang satu sekolahan namun beda kelas, semenjak SMP Dava memang ahli di bidang hafalan dan sangat tertarik dengan hukum makanya sewaktu SMA ini Dava memilih masuk jurusan Ilsos. Parkiran sekolah belum terlalu ramai, untungnya kelas mereka searah jadi masih sempat berbincang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELEPASMU
Teen FictionHati itu masih sama untuk beberapa tahun ini, tapi semakin lama ia semakin lelah. Bahkan dari ingin memiliki sekarang berubah menjadi asalkan kamu bahagia meski bukan bersamaku. Akhirnya aku bisa mencapai level tertinggi ini,