Tanpa terasa Rain sudah memasuki ujian tengah semester 1. Minggu pagi Rain, Tira dan Eva belajar bersama di rumahnya Rain. Membahas mata pelajaran yang masih kurang jelas di sekolah, beberapa cookies dan jus jeruk menemani proses belajar mereka. Setelah 2 jam memandangi buku pelajaran serta mengerjakan beberapa contoh soal mereka istirahat sejenak sambil berbincang-bincang.
"Eh, asli yah ini mah rasanya seluru tenaga udah dikerahin buat ngadepin MID nih" ucap Tira
"Bener banget tir, pusing bangett" sahut Eva
"Kepala nih kaya mau meledak fisika ketemu kimia aduhhh bismillah" Rain merebahkan kepalanya.
Istirahat sebentar kemudian mereka lanjut belajar sampai pukul 12, selepas dzuhur Tira dan Eva pamit pulang.
"Makasih yah Rain udah nampung gua mah Eva disini" Tira sambil merapikan rambutnya.
"Iya nih Rain cemilan dirumah lo ikutan berkurang gara-gara ada kita" Eva menimpali
"Santai aja, malahan gua seneng banget kalian main kerumah jadi rame seru-seruan bareng" sahut Rain
"Boleh deh abis Mid kita nobar gimana?" keluar begitu saja ide dari Eva
Tira dan Rain langsung mengangguk menyetujui. Tira Dan eva berpamitan dengan ibu Rain kemudian mereka pulang. Rain membawa beberapa gelas kotor dan piring kue kedapur. Ia segera mencuci gelas dan piringnya kemudian bergegas ke kamar untuk merapikan bukunya.
Rain akhirnya memutuskan untuk tidur sebentar kemudian melanjutkan belajar. Samar-samar ia mendengar lantunan adzan dan bangun, yah begitu lah artian sebentar bagi Rain. Selepas ashar ia mengambil buku, bolpoint serta beberapa contoh soal. Ia kembali berhenti pukul 5 dan bergegas mandi. Pukul 8 malam Rain sudah sibuk membereskan perlengkapan ujian serta seragam sekolahnya. Saat Rain mengambil papan ujian nya ternyata ada cincin yang ikut terambil dan mengelinding di lantai. Rain meraih cincin tersebut melihatnya sekilas ada tulisan terukir di cincin tersebut. Senyum manis terukir di wajah Rain, dia menaruh cincin tersebut di sebuah kotak dan menaruh papan ujiannya di meja belajar.
Paginya Rain nampak sudah siap mengikuti ujian tengah semester, selepas sarapan ia pergi ke sekolah diantar oleh ayahnya. Sampailah Rain di sekolahnya 2 anak gadis tersenyum ramah sambil menghampiri Rain yang melangkah mendekati mereka.
"Rainnn, gimana siap ga" Tanya tira sambil menepuk bahunya Rain
"Harus siap dong tir, hehheh" Rain balik menepuk bahu Tira
"Eh, gua gimana takut ihh" ucap Eva
"Udah va santai aja yakin kok kamu bisa" ucap Rain menenangkan Eva
"Nah bener tuh kata Rain" Tira menimpali
Mereka bertiga menuju kelas dan sambil sesekali mengulang pelajaran menunggu bel tanda ujian dimulai. Hari pertama berjalan lancar dan seterusnya tak terasa 1 minggu telah usai ujian tengah semester yang sempat mengkhawatirkan berhasil dilewatinya tinggal menunggu hasilnya.
Bulan depan adalah seleksi untuk perwakilan olimpiade tingkat sekolah, Rain terlihat sering menghabiskan waktu istirahatnya di perpustakaan. Mencari buku yang akan dipinjam dan dia pelajari dirumah. Rain terlihat fokus mencari buku tanpa dia sadari ada seseorang di depannya dan
"Brukk" untung hanya bukunya yang jatuh
"Dasar yah kalau udah serius ga fokus sama sekitar lagi" sambil mengelus kepala Rain dan mengambil buku yang berserakan
"Hehheh maafin aku yah Dava" Rain memasang muka imutnya
"Iya dimaafin, mau belajar disini Rain" tanya Dava sambil memberikan buku Rain
KAMU SEDANG MEMBACA
MELEPASMU
Teen FictionHati itu masih sama untuk beberapa tahun ini, tapi semakin lama ia semakin lelah. Bahkan dari ingin memiliki sekarang berubah menjadi asalkan kamu bahagia meski bukan bersamaku. Akhirnya aku bisa mencapai level tertinggi ini,