5. HOME

42 15 58
                                    

Tanah berguncang hebat. Tubuh Atran terlempar dan mengahantam Tetua Hans karenanya. Muncul asap tebal menyelimuti sekeliling mereka.

"Cepat ambil anak itu !" terdengar suara seseorang berteriak memerintah dari balik kabut.

Imocoust mengangguk, mengalihkan pandangannya kearah  Neola yang sedang di gandong oleh Orine lalu menghentakkan kakinya dan tiba-tiba saja ia hilang melesat kearah mereka dengan menyisakan retakan besar di tanah pijakannya.

Orine terperanjat dan hampir memekik melihat kilatan tersebut.

Sedetik kemudian terdengar suara hantaman pedang dengan diikuti kemunculan Imocoust yang terlihat terdesak mundur. Di antara Imocoust, Neole dan juga Orine kini muncul sosok anak perempuan berusia sekitar tiga belas tahun dengan memakai armor silver dengan dua pedang di tangannya.

Anak perempuan itu mempunyai mata sipit seperti seekor kucing, berambut perak di ikat panjang sebahu. Ada lambang pedang dan mawar merah pada baju armor miliknya. Tidak salah lagi dia adalah salah satu Piper dari Pemerintah.

Anak itu menoleh memandang Orine dan juga Neola.

"Apa kau terluka ?" tanya anak itu dengan logat khas Allium.

Orine hanya menatap anak itu dan Imocoust bergantian, tubuhnya terlihat bergetar.

"Tolong kakakku," tanpa disangka Neola melompat dari gendongan Orine dan mendekat kearah anak itu. Orine memekik dan berusaha menahan Neola dengan menarik tanggannya.

"Dia memukul kakak ku!" kata Neola seraya menunjuk Atran yang kini terbaring di tanah.

Tetua Hans terlihat sedang menahan beberapa serangan dari tiga orang Valcke seraya melindungi Atran.

Neola menangis seraya meronta agar terlepas dari pegangan Orine.

Sekali lagi tanah bergetar. Terdengar sirine perang telah di bunyikan diatas tanah Azura. Puluhan piper terlihat sedang bertarung dengan pasukan Valcke sehingga membuat suara jadi teramat bising.

Anak-anak di penampungan terlihat begitu ketakutan. Banyak dari mereka yang menangis dan menjerit histeris karenanya.

Anak perempuan itu menghantamkan pedangnya beberapa kali kearah Imocoust sampai ia mundur keluar dari dalam penampungan. Imocoust terlihat hanya berusaha menangkisnya dan tak membalas serangan tersebut.

Setelah mereka berdua keluar beberap jarak dari banguan panampungan, anak perempuan itu menancapkan salah satu pedangnya ketanah. Dari dalam belahan tanah tersebut muncul lapisan putih yang menjalar dan menyelubungi banguanan penampungan.

Di dalam bangunan, Orine yang melihat hal tersebut menyaksikan perlahan-lahan suara dari luar pelan-pelan meredup seiring dengan lapisan tersebut menyelimuti bangunan sampai akhirnya suara dari luar tersebut sepenuhnya hilang.

Anak-anak lain yang menangispun juga menyadari hal tersebut. Terlihat lapisan yang dibuat oleh anak perempuan itu telah memblokir suara dari luar untuk masuk ke dalam. Dan bahkan goncangan ataupun serpihan dari pertempuran di luar pun terpental dan tidak bisa menembus masuk kedalam penampungan.

Anak perempuan itu berusaha melindungi seluruh anak-anak di penampungan.

Imocoust tampak tak senang karenanya. Terlihat ia beberapa kali mencoba menerobos masuk tetapi selalu di halau oleh anak perempuan tersebut.

"Aku tidak ingin menyakiti anak kecil. Minggir !" kata imocoust mengancam dengan mengacungkan pedangnya kearah anak perempuan itu.

Anak perempuan itu tersenyum seraya meniru gerakan imocoust dengan satu pedang di tangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐁𝐀𝐓𝐓𝐋𝐄 𝐈𝐍 𝐀𝐙𝐔𝐑𝐀 - 𝚃𝚑𝚎 𝙲𝚒𝚝𝚢 𝙾𝚏 𝙻𝚒𝚐𝚑𝚝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang