prolog.

30 6 0
                                    

Happy reading 💙

Deburan ombak di pesisir pantai menimbulkan pemandangan yang indah dan menenangkan. Kicauan burung di sore hari membuatku merasa damai duduk di batu karang besar yang terletak tak jauh dari pesisir pantai.

Ditemani suara alam, aku menyelesaikan membaca novel fantasi yang aku beli dua hari yang lalu di perpustakaan kota.

"Ianna! Pulang sekarang! Papa dan mama kan bilang kalo kita harus kembali ke hotel sebelum malam!"

Adikku, Dany memanggilku dari dermaga tak jauh dari lokasiku duduk.

' Dimana ada kekuatan, disitu ada monster. Dimana  ada hal ganjil disitu ada petualangan yang menunggu '

Aku membaca kata-kata terkahir dari pemeran utama buku ini sebelum ia pergi mengembara. Ini cukup aneh, padahal novel itu cukup serius, tapi kenapa endingnya cukup lucu? Apa penulis berusaha membuat lolucon? Tapi mengapa di akhir cerita? Itu aneh!

Aku menutup buku yang menurutku endingnya tidak memuaskan. Aku sudah sangat tertarik dengan buku ini saat pertama kali diterbitkan minggu lalu. Dan sekarang aku merasa tidak puas dengan akhir ceritanya. Mungkin kah ada bagian kedua? Jika ya, mengapa penulis menulis kata Tamat alih-alih selesai?

"Ianna! Cepat!"

Lagi, teriakan adikku membuyarkan pikiranku tentang novel itu. Aku mendengus dan menatap lelaki tinggi yang sudah berdiri tepat disampingku.

Aku berdiri dan menatapnya kesal.
"Gue tau! Gak usah teriak-teriak!"

Dany hanya terkekeh sembari menggaruk tengkuknya yang aku yakin tidak gatal.

Aku mendengus dan menarik lengannya, bermaksud membawanya cepat kembali. Namun naas, kakiku terpeleset dan kami...

Byurr...

Kami terjatuh ke laut.

**

"Kakak!!! Kakak!! Bangun kak bangun!! Jangna mati kak!!"

"Berisik! Scram Dany!"

"Kaka! syukurlah kaka masih hidup! Huff"

Teriakan Dany dan kata-katanya membuatku sangat kesal. Mengapa anak ini begitu berisik?! Apa yang bisa terjadi padaku sampai ia bisa berfikir seperti itu?! Dasar adik durhaka! Dan untuk apa helaan nafas lega itu?!

"Kaka, buka mata kaka!"

"Apa! Lo tau kan peraturan gue? Kalo gak ada hal penting jangan bangunin gue! Atau lo tanggung resikonya!"

Setelah aku mengatakan itu dengan kesal, Dany tidak berbicara lagi. Ia terdengar bergumam pada dirinya sendiri yang tidak bisa aku dengan.

Tapi aku yakin, adikku sangat dekat denganku. Seoalah-olah, aku menjadikan pahanya sebagai bantal.

"...."

Ngomong-ngomong bantal, mengapa bantal ku rasanya aneh?

Aku segera membuka mataku dan mendapati Dany yang ada di depanku dengan wajah yang polosnya.

"Kaa...."

Sebelum ia selesai, aku segera mendorongnya dan bangun dari pangkuannya. Aku segera melihat sekitar dan tertegun.

"Kak... Apa ini termasuk hal penting?" Dany mencicit sembari menatapku.

Pletak!

"Awww... "

Aku memukul kepalanya dan menatapnya marah.

"Penting kelapa lo! Ini lebih dari penting! Kenapa lo gak bilang dari tadi! Kita di hutan dan lo masih mikir ini penting apa gak?! Dasar berandal!"

Oh tuhan! Apa yang haru kami lakukan sekarang?! Kami bahkan tidak tahu ini dihutan mana!

###

Yuhuu :v Falcon gw ubah ehe😅
Knpa? Krna yang dulu gk bisa gw lanjutin lagi, dh gk punya ide lebih tepatnya :'v
Tapi, gw masih mau bikin cerita dengan judul itu, yah jadinya gue bikin ulang dengan alur dan cerita yang sama sekali berbeda.

Moga, kali ini bisa terus maju kek cerita petama gue. Aamiin. 😆

Ywdh, sampai jumpa di chapter berikutnya 🤣🤣

Oke, gk banyak bacot lagi. Kalo suka tolong tinggalkan jejak! 👇👇🌟

See u😘

#_N.L
23.Oktober.2021

Falcon(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang