03. Orang baru

8 4 0
                                    

Happy reading 💙

1 jam telah berlalu sejak Wisnu dan Hanna pergi. Aku masih kebingungan cara membuka pintu ini. Saat aku mendekatkan wajahku ke pintu sembari mencari suara dan mencari cara membukanya, pintu tiba-tiba terbuka dan akhirnya aku tahu cara membukanya! Ternyata, pintu itu hanya pintu elektronik yang terbuka jika di gesek ke samping sedikit dengan jari. Anj*r! Pintunya keren tapi ngeselin!

Dan disaat itu pula, Wisnu berdiri tepat di depanku yang sedikit membungkuk hingga wajahku tepat didepan perutnya.

"ini...."

"kak????"

"...."

Blush!

Aaaa!!!! Sangat memalukan! Kubur aja gue sekarang tolong!! gue... gue mau ilang aja dari sini!!!

Batinku meronta-ronta ingin segera pergi dan menghilang dari tempat itu! Wajahku sudah sangat merah... uh.. Mungkin dia berfikir aku sebagai orang asing yang aneh! Tidak hanya aneh, tapi juga bod*h!

Aku mundur dan segera melompat ketempat tidur lalu menggulung diriku didalam selimut lembut dengan rapat.

Aku tidak tahu bagiamana ekspresi Wisnu setelahnya. Yang aku tahu, ia berbicara dengan Dany dengan suara datarnya sebentar lalu terdengar suara robot berbunyi 'makanan telah siap'.

Tak lama kemudian keheningan memenuhi ruangan. Saat aku berfikir kalau laki-laki itu telah pergi, aku mengintip keluar selimut sedikit.
Bisa kulihat, kalau Wisnu sudah tidak ada. Aku menghela nafas lega dan membuka selimutku.

"Mengapa kau terlihat lega?"

"Kyaaa!!"

Bruk!

Si-Si*lan! Cowok tampan b*go! Lo berubah jadi hantu ha sekarang?! Bisa-bisanya lo ngagetin gue kayak gitu! D*mn! Apa gue gak bisa lebih si*l lagi?! Sekarang gue jatoh dari kasur! Double memalukan!

Dan setelah itu, aku mengabaikan dia, untuk mengalihkan rasa malu itu. Aku dan Dany segera memakan makanan kami hingga selesai tanpa sepatah katapun. Tak lupa setelah selesai, Wisnu memberi kami vitamin yang ia janjikan. Entah Vitamin apa itu tapi yang jelas rasanya sungguh enak!

Setelah semua urusan perut selesai, Wisnu pun membawa kami ke ruang rapat utama di lantai 5. Di perjalanan ke sana, Wisnu menjelaskan tentang planet Moya. Planet tempat kami terdampar sebelumnya.

Ia tahu kami tidak berasal dari planet itu karena pakaian dan aksen kami berbicara sangat berbeda dengan penghuni planet itu. Bagaimana dia tahu? Karena katanya kerabatnya tinggal di planet itu.

Wow... Aku hanya punya kerabat antar pulau dan negara. Aku tidak pernah punya kerabat antar planet. Bagaimana rasanya ya? Ah.... Dengan kerabat beda planet, aku mungkin punya kesempatan untuk pergi ke planet lain haha!

Oh ya, Selain memberi kami makan dan memberi Vitamin, Wisnu juga tak lupa memberi Kami pakaian ganti sebelum pergi ke ruang rapat utama. Ngomong-ngomong, pakaian ini bagus! Haha aku suka pakaian ini! Terlihat seperti baju masa depan yang sering ada di film-film barat.

".... Jadi begitu, Ianna, Dany. Itulah mengapa planet Moya begitu indah dan asri"

Hah? Wisnu sudah selesai menjelaskan panjang kali lebar, dan Aku tidak mendengarkan sama sekali... Wisnu, lelaki tampan dengan wajah ramah dan suara yang membuat emosi naik itu berbicara dengan serius dan menjelaskan semuanya pada kami, tapi aku malah tidak mendengarkan dengan serius... Ah aku merasa bersalah. Tapi, siapa peduli? Aku sedang malas untuk menggunakan otakku. Biarkan Dany yang mendengar dengan penuh perhatian.
Hmm... Ngomong-ngomong, apa dia tidak merasa kehausan karena berbicara terlalu lama?

Oke, aku salah fokus.

Wisnu terus menjelaskan hingga telingaku panas! Oh ayolah! Apa dia memiliki cita-cita menjadi profesor? Dan sekarang dia menggunakan kami sebagai murid dadakannya?!


Argh! Untunglah aku bukan orang yang implusif, jika tidak, mungkin aku sudah melayangkan tinjuku dikepalanya yang mungkin akan botak suatu hari nanti!

Aku atau Dany tidak memintanya untuk menjelaskan apapun lagi. Tapi dia terus berbicara seprti burung beo. Itu cukup menguras kesabaran ku yang memang sudah tipis.

"Oke oke, makasih ya Wisnu udah menjelaskan semuanya dengan singkat padat dan jelas. Sekarang, mari kita fokus berjalan ke ruang rapat saja"

Dany segera berbicara saat melihat wajahku yang kentara sekali mulai kesal.
Oh? Sejak kapan adikku yang menyebalkan ini belajar membaca raut wahah dan kata-kata seperti itu? Haha itu cukup bagus! Dany pasti belajar dariku, kakaknya.

Wisnu yang mendengar perkataan Dany hanya bisa tersipu malu dan menunduk sedikit. Dengan suara datar, ia berkata perlahan.

"Maaf, aku sungguh minta maaf. aku memang cenderung banyak bicara jika orang lain memintaku untuk menjelaskan sesuatu. Itu menyenangkan menurutku dan aku senang memberi informasi kepada orang lain. Apalagi, kalian orang asing antah berantah yang nyasar sampai kesini. Itu menyenangkan menjelaskan apa yang kalian tidak tahu"

"...."

"...."

Aku dan Dany terdiam. Aku tidak tahu harus tertawa atau menangis sekarang. Permintaan maafnya mungkin tulus, tapi kata-kata setelahnya... Kenapa terdengar menyebalkan?

**

Setibanya kami di ruang rapat, Wisnu meminta kami utnuk menunggu anggota lain datang sembari duduk sofa empuk dan makan cemilan ringan yang ada di atas meja. Sedangkan dia pergi mencari anggota yang lainnya.

Cemilan itu terlihat aneh dari bentuk serta teksturnya. Mereka terlihat berbeda dengan cemilan yang ada di tempatku dulu.

Aku mengangguk meng-iya-kan perkataan Wisnu dan dengan patuh mencicipi setiap cemilan yang ada dia tas meja. Dany di sampingku juga ikut mencicipi. Namun, ia telrihat ragu-ragu Karena bentuk mereka yang telrihat agak aneh dan membuatnya bergidik.

Saat aku akan mencoba salah satu cemilan yang terlihat normal menurutku, suara nyaring dari arah pintu... Mungkin pintu yang hancur? Terdengar sangat nyaring.

Brak!

Nginggg!!

Setelah suara sesuatu hancur itu, Sirine berbunyi memekakkan telinga bagi orang yang mendengarnya. Asap tebal aneh misterius tiba-tiba keluar dan mengelilingiku dan Dany. Aku menaruh kembali cemilan yang akan aku makan tadi ke tempat awal. Lalu segera menutupi mulut dan hidungku untuk menghindari kepulan asap.

Namun, itu sepertinya tidak bekerja dengan baik. Aku segera menutup mataku dan menekuk tubuhku menjadi bola. Kali ini, asap itu pasti tidak bisa mengenai wajahku. Uh.. aku sangat benci asap! Aku kesulitan bernapas jika dikelilingi oleh asap!

"Uhuk! Uhuk!"

Aku terbatuk dan terus menutup tubuhku rapat-rapat. Ugh... Ini membunuhku! Menggulung tubuh pun tidak efektif!

"Oh astaga! Maafkan aku! Mafkan aku! Aku tidak tahu kalau tangki sihir ini akan meledak secara tiba-tiba! Apa kalian baik-baik saja?"

Bisa kudengar suara seorang gadis berbicara dengan panik. Oh? Aku pikir itu suara pintu yang hancur. Ternyata itu tangki sihir.... Huh?! Tangki sihir?!

Pertama tim Falcon, lalu pesawat antar galaxy dan sekarang, tangki sihir?! Apa aku benar-benar masuk ke dalam novel yang aku baca beberapa jam yang lalu?!!

Ya tuhan... Entah ini bisa dibilang keberuntungan atau kesialan... Kalau aku... Benar-benar masuk dunia novel!

###

Segitu dulu yak :v oke, kalau suka, tolong tinggalkan jejak! 👇👇🌟

See u😘

#_N.L⭐
02.Desember.2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Falcon(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang