Bunyi dentuman musik disko memenuhi sebuah gedung kelab malam, para pengunjung berjoget ria di atas dance floor, beberapa memilih duduk di atas kursi yang disediakan sambil meminum segelas alkohol.Para wanita berlomba-lomba memamerkan lekuk tubuh mereka yang indah pada para lelaki, menggoyangkan pinggul dengan sensual mengikuti alunan musik, senyum nakal menggoda terpatri.
Seorang laki-laki kini sedang duduk di atas sebuah sofa panjang berwarna merah, tempat VVIP. Tangan kirinya menggenggam sebuah gelas berisi alkohol, di atas pangkuannya ada seorang wanita cantik sedang duduk, melontarkan kalimat-kalimat godaan untuk mengajaknya one night stand, jemari-jemari ramping nan nakal itu mengelus-elus dadanya lembut.
Rautnya datar, ia tak tertarik sama sekali. Manik hitamnya malah bergulir kearah lain, memperhatikan sesuatu.
Seorang gadis memakai piyama berwarna pink, di tengah-tengah dance floor, wajahnya tersorot lampu kerlap-kerlip nampak bingung.
Seo Seongeun, pemuda itu menopang dagunya kearah gadis itu yang berjalan menjauh dari lantai dance floor, kekehan keluar dari mulutnya saat melihat gadis manis itu beberapa kali tersenggol oleh orang-orang di sekitarnya yang asik berjoget tanpa peduli lingkungan.
“Gadis aneh..”
“Yes, Daddy~?”
Seongeun melirik wanita di pangkuannya, “Pergi, tubuhmu berat, kau makan batu ya?”
Matanya sontak melotot, “What the fuck?! Kau mengejekku?!”
Memutar bola matanya malas lalu mengibaskan tangannya, “Rambutmu bau ketombe, menyingkirlah.”
Dengan kesal wanita itu berdiri lalu berjalan menjauh mencari target lain, mulutnya tak henti mendumel hingga mendapatkan mangsa baru.
Helaan nafas keluar, Seongeun lega melihat wanita berpakaian serba ketat itu menjauh darinya, ia sedang tak mood malam ini untuk main wanita.
Berdiri dari duduknya lalu berjalan kearah meja bar, menghampiri seorang gadis yang sedang duduk di atas kursi sambil menatap sekitar bingung.
“Good night, lady.”
Netra [Eye color] secantik purnama malam ini menatap kearahnya, seolah disiram seribu bintang seluruh badannya langsung merinding tiba-tiba, tatapan itu begitu menenangkan.
“Iya? Aku?” bibir yang nampak semanis madu itu terbuka melontarkan suara.
Seongeun duduk di atas kursi kosong di samping gadis berpiyama pink itu, “Pakai piyama ke kelab malam? Kau ini sedang membuat konten?”
Dengan polos gadis itu menggeleng, ia merogoh sakunya mengeluarkan sebuah ponsel, “Aku disuruh temanku datang ke sini,” suaranya serak, “Katanya dia mau memberiku kejutan.”
“Hm?” Seongeun menyipitkan matanya kearah layar ponsel gadis manis itu, ia langsung terkekeh, “Bocah polos ternyata..” lirihnya.
Ia melirik wajah gadis di sampingnya itu lalu berdehem, entah kenapa hawa di sekitar jadi panas, “Sepertinya temanmu sudah pulang.”
“Huh? Iya kah?”
“Um..” Seongeun melonggarkan dasi yang mencekik kerah lehernya, “Siapa namamu?”
“Namaku?” si pemilik surai [Hair color] itu menunjuk dirinya sendiri memastikan, “Iya, siapa namamu?”
“Nama panjang atau pendek?”
Seongeun menggigit bibir bawahnya, ia memalingkan wajahnya kearah lain karna gemas dengan gadis di hadapannya, “Panjang.”
“Nama panjangku?” Seongeun tersenyum kaku lalu mengangguk, “Iya, ya ampun..”
“[Full Name].”
“Seongeun!!”
Grep!
“Ya ampun! Jangan lompat-lompat, sayang!”
[Full Name], gadis yang berada di dalam gendongan Seo Seongeun itu tersenyum cerah, ia memeluk erat kekasihnya. Ya, kekasihnya. Seo Seongeun, kekasih [Full Name]. Dan [Full Name], gadis Seo Seongeun.
Dengan enteng Seongeun membenarkan posisi gadisnya di gendongannya, pemuda itu berjalan masuk kedalam rumah, pakaian formal membalut tubuh pemuda itu, ia baru saja pulang dari bekerja.
“Tebak! Aku membuatkanmu apa!?”
“Uhm.. sereal?” [Name] mengeryitkan keningnya, “Hei! Aku sudah naik level ya, Tuan!”
“Lagipula mana ada orang yang bikin sereal sore hari, aneh!”
Seongeun terkikik, ia mengecup pipi tembab [Name] bertubi-tubi hingga sang empu memberontak.
“YAMETE KUDASAI!” pekik [Name] menggeramkan suaranya.
“Kau terlalu banyak nonton anime dari Jepang, Babe.”
“Memangnya tidak boleh?”
Seongeun bergumam tak jelas, ia mendudukkan [Name] ke atas kursi makan lalu pemuda itu mendudukkan dirinya di kursi yang kosong.
“Kau membuatkanku apa?”
[Name] yang semula badmood langsung berseri-seri lagi, gadis itu beranjak dari tempat duduknya lalu berlari kearah kulkas, membukanya lalu mengeluarkan sesuatu.
“Tadaa!!”
“Huh? Pudding?”
[Name] tersenyum bangga, “Ini bukan pudding biasa!”
Seongeun bertopang dagu menatap gadis itu berjalan kearahnya, “Apa yang membuatnya luar biasa?”
“Aku menambahkan stroberi, blueberry, dan cinta di dalamnya,” [Name] menyengir, ia menaruh pudding di tangannya keatas meja, “Silahkan makan!”
Seongeun menggigit bibir bawahnya gemas, ia menggenggam erat kepalan tangan kirinya, “Terima kasih, Nona.”
“Oh, iya! Sendok!” [Name] berlari mengambil sendok.
Seongeun mengerjapkan matanya, “Hei! Jangan lari-lari!”
Bunyi gesekan kulit dan kain mengisi hening sebuah kamar, seorang gadis bersurai [Hair color] terbangun dari tidurnya, ia mengedarkan matanya kesekitar dan menangkap seseorang tidur di sampingnya menghadap kearahnya.
Tangannya membelit erat pinggangnya, gadis itu mendengus, “Seongeun.”
“Seongeun.”
“Hm..?”
Perlahan kelopak mata pemuda yang sedang tertidur itu terbuka, maniknya menatap sayu [Name].
“Aku tiba-tiba terbangun.”
“Hm..?” ia mengangguk-angguk dengan mata terpejam.
“Kau bermimpi tidak?” tanya [Name] sambil mengelus surai pemuda itu lembut.
“Iya..”
“Bermimpi apa? Terbang ke planet Jupiter?”
“34+35 with you..”
“Huh? Belajar matematika denganku?”
“Punya kekasih polos itu terkadang menyenangkan.”