1. Blossom

92 12 5
                                    

Karena ke sok-sibukkan di awal tahun, akhirnya cerita ini kuputuskan di-update  di bulan puasa.

Mekar bunga, hujan, merupa saksi atas kembalinya Wen Kexing. Ada syarat yang harus dibayar atas segalanya.

Selamat menikmati sajian pembuka.

Didedikasikan untuk Wenzhou Challenge yang sempat tertunda tahun lalu.

Apa yang lebih penting sekarang? Moral ataukah hidup? Wen Kexing memiliki jalannya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa yang lebih penting sekarang? Moral ataukah hidup? Wen Kexing memiliki jalannya sendiri. Tidak bisa menafikan, tiada kamus yang bernama kepuasan. Banyak dari mereka kelaparan pengakuan lebih lagi kekuasaan tanpa memedulikan sebab-akibat yang timbul. Mereka berbondong mendeklarasikan diri sebagai yang terbaik, paling bertanggung jawab pula paling elegan dalam bertindak terhadap rakyat yang rupa-rupanya dilakukan demi kepentingan pribadi. Segalanya omong kosong. Kipas cendana Kexing menari indah di udara. Memenggal setiap leher yang pantas mati.

Kexing menangkap kipasnya yang kembali, memainkan kipas itu dengan cara mengayunkan lembut ke wajah miliknya sembari tersenyum.

Bala tentara Tianchuang tergelepar. Darah mereka seketika beku mengingat medan yang dilalui adalah salju. Tidak punya waktu banyak, Kexing harus cepat sampai ke gudang ilmu bela diri sebelum Zishu menemui kematiannya.

"Heh, itu karmamu sendiri," ujarnya lalu terbang ke arah gudang ilmu bela diri. Hanfu merah bercampur biru terempas membelah angin musim salju yang makin dingin.

Sudah cukup baginya kehilangan Gu Xiang—gadis yang ikut dengannya sejak kecil—yang sudah dianggap sebagai adik sendiri, mana mungkin dia rela kehilangan seseorang untuk kali ke sekian.

Suara bergemuruh salju terdengar menggelegar keras. Longsor akan segera turun dari atas gunung. Kexing mempercepat dirinya agar sampai di gudang ilmu bela diri. Berbekal mengikuti petunjuk dari toko Ping An juga membuntuti bala tentara Tianchuang, Kexing sampai pada Zishu. Pria itu sungguh bodoh, bukannya menghindar tapi malah memejamkan mata dengan damai.

Lekas Kexing yang baru saja mendarat ke daratan mencabut Hairpin yang ada di kepala Zishu. Dia mengubah hairpin itu dibantu oleh serpihan salju yang sengaja dibekukan, segera kunci mulai terbentuk lalu ia lemparkan ke lubang kunci yang ada di hadapannya.

Zishu terlihat tercenung. Ia sama sekali tidak menyangka Kexing kini ada tepat di hadapannya.

"Ayo!" Menginterupsi keterkejutan Zishu, Kexing segera menarik Zishu untuk masuk ke dalam gudang ilmu bela diri.

Dalam hitungan detik keduanya sampai di dalam gudang ilmu bela diri disusul salju yang runtuh dan meluber memenuhi pintu masuk gudang ilmu bela diri.

Wen Kexing mengedarkan pandang sembari tangannya mengibaskan kipas ke wajahnya. Dalam gudang ilmu bela diri dia melihat desain bangunan pula tiang lentera yang berdiri kokoh di samping pintu masuk. Sementara Zishu meraba gelungan rambutnya, dan tidak menemukan Hairpin pemberian Kexing menempel di sana.

Sarayu | WenzhouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang