1

1.1K 76 8
                                    

"Untuk pasangan tahun ini dimenangkan oleh..." Pembawa acara menggantung kalimatnya. Seketika gedung pertemuan multifungsi hening karena rasa penasaran penonton. Pembawa acara kembali membaca selebaran yang ia pegang dan tersenyum lebar, "Eren Yeager dan Levi Ackerman!"

Suasana semakin riuh. Barisan tamu undangan turut memeriahkan suasana. Di antara bangku aktor dan aktris, dua orang pria berbeda jenis bangkit dari tempat duduknya. Pria berambut cokelat bernama Eren Yeager menggandeng tangan pria berambut hitam bernama Levi Ackerman. Mereka menuruni tangga dan berjalan mendekati panggung.

Setelah mengambil penghargaan berupa piala kecil yang terbuat dari kaca, pasangan tersebut diberi tempat oleh pembawa acara untuk bisa berbicara di depan ribuan orang.

"Ah, bagaimana, ya? Tentu kami sangat berterima kasih untuk semua yang sudah mendukung kami. Jujur, ini pertama kalinya aku dan Levi mengikuti Paradis Award sebagai sepasang kekasih. Iya, kan, Sayang?"

Omega berambut hitam tersebut menutup pipinya dan tersenyum malu. Suasana kembali riuh karena kemesraan yang ditunjukkan Eren secara cuma-cuma.

"Ini tentu karena dukungan kalian. Penggemar kami, teman-teman kami, dan yang paling penting, orang tua kami. Ibu, ayah, lalu Mama Kuchel." Eren melambaikan tangannya kepada kedua orang tuanya yang berada di samping tempat duduknya tadi.

"Itu saja dariku. Sayang, mau?" Eren menyerahkan pengeras suara kepada Levi.

"Iya. Seperti yang Eren katakan tadi, kami tidak akan dinobatkan sebagai.. emm..." Levi kembali membaca ukiran yang tertera di piala kaca mereka, "Couple of The Year. Astaga, kami benar-benar tidak menyangka. Terima kasih sebesar-besarnya untuk kalian semua yang mendukung kami. Kami tidak akan mengecewakan kalian ke depannya."

Levi menunduk di akhir ucapan terima kasihnya. Semua orang bertepuk tangan, bahkan pembawa acara yang merupakan teman Eren dan Levi juga, yaitu Petra dan Marco. Keduanya merupakan omega dan sudah berkeluarga.

"Kami juga tidak menyangka. Selamat untuk kalian!" Petra dan sifat berlebihannya. Petra juga merupakan saksi perjalanan karir Eren dan Levi sebagai aktor karena dia adalah teman dekat Levi sejak kecil.

"Oh, sepertinya kita melupakan sesuatu." Marco tersenyum lebar. Marco adalah istri manager Eren dan Levi, yaitu Jean. "Eren sepertinya ingin mengatakan sesuatu kepada Levi."

Marco cepat-cepat memberikan pengeras suaranya kepada Eren. Eren mengambil pengeras suara tersebut dan menghadap Levi. Omeganya terlihat kebingungan. Levi semakin terkejut saat Eren berlutut di depannya dan mengeluarkan kotak merah.

"Levi," Levi masih belum bisa mencerna situasi ini, namun penonton mulai heboh, "aku bersyukur sekali kesalahpahaman saat rekaman dulu terjadi pada kita. Aku bersyukur kau selalu ada untuk mendukungku. Jadi, maukah kau menikah denganku? Aku berjanji akan selalu mencintaimu dan terus menjadi bagian dari hidupmu."

Penonton bersorak "Aww" bersama-sama. Levi menutup mulutnya. Matanya berkaca-kaca. Tanpa berpikir panjang, Levi mengangguk. Eren membuka kotak tersebut yang rupanya berisi sepasang cincin emas putih. Levi segera mengusap air matanya.

Eren bangkit. Tangan kanan Levi diraih lalu ia pasangkan cincin pada jari manis Levi. Petra tidak bisa melewatkan momen ini dan mengambil ponsel dari kantongnya untuk mengambil foto. Melanggar peraturan memang. Seharusnya mereka tidak membawa ponsel ke atas panggung.

Levi juga menyematkan cincin pada jari manis Eren. Ia mendongak, menatap alphanya yang sangat tampan dengan jas formal dan rambut rapinya. Eren menunduk dan mengecup bibir Levi.

Saat itu, Levi tidak peduli dengan keadaan sekitar mereka. Ia melingkarkan kedua lengannya di leher Eren dan meresapi ciuman lembut mereka. Ia juga tidak menyangka bahwa perjalanan karirnya sebagai aktor berawal dari kesalahpahaman satu tahun yang lalu.

.

Satu tahun yang lalu

Hari minggu pagi. Levi sedang memasak di dapur untuk Eren dan dirinya. Proyek film Eren masih belum selesai, namun Jean bilang dia bisa mengambil cuti hari ini. Jadi, Eren bilang kepada Levi kalau hari ini dia libur.

Eren sedang berada di ruang TV, membaca majalah yang menampilkan dirinya di depan. Eren merasa ringan tanpa riasan dan pakaian di tempat rekanan yang panas. Apalagi, kini ia bisa bersama kekasihnya di pagi hari. Eren biasa berangkat saat matahari terbit dan pulang saat tengah malam, bahkan kadang tidak pulang. Levi selalu menunggunya di penthouse mereka. Walaupun mereka belum menikah, Eren sudah meminta Levi untuk tinggal di penthouse miliknya. Hal ini didukung penuh oleh orang tua Eren dan Mama Kuchel, mama dari Levi.

"Ini dia." Levi membawa nampan berisi dua piring omelet keju dan dua gelas besar jus jeruk.

Saat sudah di dalam jangkauan, Eren mengambil alih nampan tersebut dan meletakkannya di atas meja kopi. Levi duduk di samping Eren dan menyalakan TV.

"Mau menonton apa?" Eren meminum jusnya.

Levi mencari saluran TV yang ia tonton sejak lama. "Escape from Traitors" Salah satu serial TV yang tokoh utamanya adalah Eren.

Eren menatapnya tidak percaya. "Kau tahu, kau tidak perlu memaksakan diri menonton ini."

"Aku tidak terpaksa." Levi mengambil gelasnya dan meminum jus perlahan. Mulut kecilnya memang berkata demikian, tapi itu tidak mencerminkan reaksinya setelah beberapa saat. Di serial ini, Eren memiliki pasangan yaitu Historia Reiss. Ini memang hanya di depan kamera, tapi itu cukup membuat Levi panas. Giginya menggigit bibir gelas seolah bisa merusaknya.

Eren terus melirik Levi yang semakin lama semakin geram. Ia gemas sekali saat perkataan Levi tidak sesuai dengan tindakannya. Gelas jus Levi diambil dan diletakkan di meja kopi. Eren langsung membingkai bibir Levi dengan bibirnya. Levi mengeluarkan pekikan kecil yang kemudian tertahan oleh ciuman mereka.

Eren hanya menciumnya dan itu berdampak pada Levi. Omega mungil itu meleleh di pelukan alphanya. Ciuman Eren sangat lembut. Levi dapat merasakan cinta Eren lewat ciumannya, bukan nafsu. Lumatan yang Eren berikan juga terasa sangat berhati-hati, seolah takut melukai bibir kecilnya.

Ciuman dilepas. Eren menatap lekat Levi. Pipinya merona padam dan bibirnya basah. Eren ingin menciumnya kembali saat ponselnya berbunyi. Dengan kecewa, Eren menerima panggilannya.

"Halo."

Levi mengelus dadanya yang berdegup kencang. Ia juga mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal.

"Kau pasti bercanda!" Eren menggertakkan giginya.

Levi menoleh. Eren terlihat kesal. Bahkan ia mengeluarkan feromon yang menandakan bahwa aktor alpha tersebut sedang marah.

"Ah, sial! Tunggu aku di sana!" Eren beranjak dari duduknya. Langkahnya menghentak naik ke lantai dua penthousenya.

Seketika Levi merasa sendirian. Ia menatap dua piring omelet yang tidak lagi mengepulkan uap panas. Pasti keju di dalam omelet tersebut sudah mengeras.

Levi kembali menoleh saat mendengar langkah kaki yang berasal dari tangga. Eren sudah mengganti pakaiannya, membawa masker hitam serta kacamata hitam.

"Mau ke mana kau?" Levi sedikit berteriak agar Eren bisa mendengarnya.

"Levi, maaf. Jean tiba-tiba memintaku ke lokasi syuting karena Erwin ingin segera menyelesaikan drama serialnya." Erwin adalah sutradara dari serial yang Eren kerjakan saat ini.

Mengingat Eren akan kembali syuting bersama teman wanitanya membuat darah Levi mendidih. Ia cemburu berat.

"Dan meninggalkanku di sini sementara kau akan menjadi pacar Mikasa di depan kamera?" Yah, Levi tahu dengan siapa saja Eren akan disandingkan di setiap filmnya.

Eren membuka mulutnya lebar. Tidak menyangka Levi akan mengatakan hal itu blak-blakan. "Iya..." Levi melipat kedua lengannya. "Kau mau ikut?"

Levi mengerjab. Tidak pernah sekalipun Levi ikut dengan Eren saat rekaman. Dia bisa mengawasi jalang-jalang yang mencoba mendekati miliknya.

"Aku ikut!"

.

To be continue

Okay, fict baru. Aku berharap kalian menikmati fict ini.

Together By AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang