11

307 39 11
                                    

"Levi!"

Carla berjalan cepat. Levi ikut mempercepat langkahnya dan memeluk calon ibu mertuanya. "Ibu."

"Astaga, Levi. Kau semakin cantik saja. Ini bukan ulah Eren, kan?" Carla langsung menatap putranya yang memperhatikan mereka dari pintu masuk.

"Levi sudah cantik dari lahir. Tanpa aku hamili Levi, dia akan semakin cantik seiring perkembangan waktu." Eren mendekat.

Grisha yang berada di belakang Carla pun memeluk Eren. "Kau sudah lama sekali tidak pulang."

"Pekerjaan semakin gila." Eren berkelakar sambil menepuk bahu ayahnya. "Bagaimana kabarmu, Yah?"

"Baik, sangat baik. Kau?"

"Tentu saja baik."

"Levi, urusan barang-barang biar Eren saja yang mengurus. Sekarang, akan kutunjukkan kebun yang dulu kita buat." Carla menuntun Levi melewati kedua pria dan menuju taman belakang rumah.

Eren mendengus. "Padahal aku anaknya ibu. Kenapa ibu lebih dekat dengan Levi?" Koper besar berisi perlengkapan Eren dan Levi untuk satu minggu ditarik. Eren dan Grisha berjalan berdampingan menuju kamar Eren yang berada di lantai dua.

"Ini yang untuk sayuran."

Levi membulatkan matanya. Kebun kecil yang pernah Levi dan Carla buat sudah semakin besar. Beberapa pelayan memperhatikan keduanya dari jauh, khawatir jika sewaktu-waktu ada serangga menempel di kulit mulus mereka.

"Wah, ini luar biasa!" Levi berbinar.

"Berterima kasihlah pada idemu. Kami bahkan sudah pernah memanennya."

"Wow! Sekarang ibu tidak perlu meminta pelayan ke pasar, kan?"

"Tentu saja mereka tetap ke pasar." Carla terkekeh. "Hanya saat bumbu dapur sudah berkurang. Kalau sayuran, kami hanya memetiknya di sini."

Dulu Carla pernah mencoba menjadi calon mertua yang baik kepada Levi dengan berbelanja di pasar. Tapi sayang, preman pasar mengambil semua uangnya. Carla sangat syok. Melihat itu, Levi meminta izin untuk menggunakan taman belakang yang awalnya merupakan tempat bermain Eren saat kecil. Taman itu disulap oleh Levi hingga menjadi kebun kecil.

"Kami mencoba menumbuhkan buah-buahan. Tapi itu sangat sulit." Carla menunjuk bagian kanan taman.

Levi menoleh. "Iya. Memang sangat sulit. Dulu saat aku masih kecil, aku dan mama sering meminta pendapat orang-orang desa tentang cara menumbuhkan tanaman. Buah-buahan kami baru tumbuh dua tahun kemudian." Levi terkekeh.

Carla terkejut. "Dua tahun? Kami harus menunggu satu tahun lagi untuk mencicipi buah yang kami tanam."

"Eh?" Levi kembali menatap Carla. "Dua tahun itu karena tumbuhan kami selalu mati, jadi kami menanam ulang."

"Astaga." Carla mengusak rambut Levi gemas. "Berarti mungkin sebentar lagi bisa berbuah?"

"Semoga saja."

Mereka menetap cukup lama di kebun. Levi membagikan ceritanya saat dia masih kecil sambil merawat tanaman Carla. Sementara Carla hanya berbicara mengenai tingkah Eren saat dulu kecil.

"Dulu Eren sering sekali pindah sekolah." Carla menggeleng. "Tapi setelah dia satu sekolah dengan Jean, Eren betah di sekolah itu sampai lulus."

"Kurasa Jean sangat berpengaruh untuk Eren."

"Yaa... Mereka sering bertengkar dulu." Carla terkekeh. "Tidak ada yang menyangka Jean menjadi manager Eren saat mereka masih berumur enam belas tahun."

"En.. enam belas?" Levi membulatkan matanya. "Bagaimana dengan sekolah."

"Eren cukup pintar membagi waktunya, sama seperti Jean." Carla mendongak. Pikirannya kembali me masa di mana Eren lelah oleh sekolah dan pekerjaannya. Saat itu Carla sedang di masa kejayaannya sebagai aktris, begitu juga Grisha. Mereka rela menunda beberapa acara demi Eren.

Together By AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang