Rivaille membenci keramaian. Ia benci di mana orang-orang berkerumun di satu tempat untuk menyaksikan sesuatu yang, bisa dibilang, sangat kekanakan. Ini hanya kembang api. Mereka bisa membeli kembang api dan menyalakannya di rumah masing-masing. Setidaknya, es serutnya enak.
"Hah..." Levi menghela nafas untuk ke sekian kalinya.
"Sayang, berhenti mengeluh dan bantu ibu menggelar tikarnya." Rachel, ibu Rivaille mulai melepas tali yang mengikat tikarnya.
Rivaille hanya bisa pasrah. Kalau mereka tidak cepat-cepat duduk, es serutnya bisa mencair. Setelah menata tikar, Rivaille membantu neneknya duduk di atas tikar.
"Kurasa aku akan membeli beberapa camilan."
Rachel langsung memberi Rivaille uang. "Hati-hati dan cepatlah kembali. Kami tidak ingin kau melewatkan kembang apinya." Rivaille pun berlari menuju keramaian
Sementara itu, di depan stan takoyaki, Aaron berkacak pinggang. Matanya mengedar, mencari omega berambut pirang panjang. Tapi dia tidak nenemukannya.
"Aw!"
Aaron menoleh. Seorang laki-laki berambut hitam terjatuh di lantai. Aaron segera menghampirinya.
"Biar kubantu." Tangan kanan terjulur ke depan. Laki-laki berambut hitam tersebut menyambut tangannya. Aaron segera menariknya agar berdiri.
"Terima kasih." Laki-laki itu tersenyum.
"Bukan masalah." Aaron tersenyum. Sesaat kemudian alisnya berkerut. "Apa kau orang baru di sini?"
"Bagaimana kau tahu?" Laki-laki itu —Rivaille— memiringkan kepalanya.
"Aku sering jalan-jalan pagi mengelilingi desa. Ini pertama kalinya aku melihatmu."
Rivaille nampak terkejut. Alpha di depannya memiliki daya ingat yang tajam. "Aku baru sampai di sini kemarin. Rumah nenekku ada di sini."
Aaron mengangguk paham. "Senang bertemu denganmu. Aku Aaron." Aaron menggoyangkan tangan mereka yang masih berjabatan.
"Rivaille."
"Kau mirip sekali dengan Bibi Rachel." Aaron mendekat dan meneliti wajah Rivaille.
Dengan jarak sedekat ini, Rivaille bisa mencium feromon alpha Aaron. "Rachel adalah ibuku."
"Jadi nenekmu adalah nenek Kiyomi?" Aaron nampak terkejut. "Maaf, nama kalian sedikit berbeda."
Rivaille terkekeh. "Memang. Aku juga sedikit terkejut. Nama nenek terdengar sangat lokal sementara nama ibu terdengar asing."
Aaron ikut terkekeh. "Tapi kalian mirip sekali. Jadi, nama bukanlah masalah." Rivaille hanya membalas dengan anggukan. "Oh, apa kau ada keperluan di sini. Aku malah mengajakmu mengobrol."
Rivaille membulatkan matanya. Ia juga baru saja mengingat tujuannya kemari. "Ah, iya! Aku harus membeli camilan. Ibu akan khawatir jika aku tidak cepat kembali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Together By Accident
FanfictionSemuanya berawal dari kesalahpahaman penata rias yang baru dan membuat Levi terjun ke dunia hiburan bersama kekasihnya, Eren.