votment juseyoo!
enjoy!"Permisi, pasien atas nama Kim Jihyo ada dimana ya?" Tanya laki-laki bermasker.
"Eh anda siapanya, mas?"
"Saya keluarganya."
"Baik, harap tunggu." Suster itu terlihat mengetik-ngetik komputer di depannya.
"Kim Jihyo ada di lantai dua. Tadi sih, saya perhatikan, yang cedera itu lengannya mas. Jadi, mungkin dia sama temannya lagi nunggu di depan ruangan dokter Seola."
Laki-laki itu mengangguk. "Baik, suster. Makasih ya." Suster itu tersenyum dan kembali fokus pada pekerjaannya.
"Bisa pas gitu ya. Hahah, mampus kamu, Ji. Pasti bakal dimarahin abis-abisan sama kakak," ujar laki-laki itu sambil terkekeh-kekeh.
🌼🌼🌼
"Pasien atas nama Kim Jihyo?" Tanya suster sambil memegang papan jalan di tangannya.
"Ah sa-saya!" Sahut Jihan keras-padahal sedari tadi, dia menahan mualnya.
"Iya. Silakan masuk, ya." Jihan mengangguk kemudian menoleh pada Haruto.
"Ruto, aku...HUWEKK! Aku ke toilet dulu bentar, HUWEKK!" Ucap Jihan. Dia langsung berlari menuju ke kamar mandi perempuan.
"Eh, Ji! Mau ditemenin?!" Haruto bangkit dari duduknya dan berpikir. "Susul apa nggak ya? Tapi, itu kamar mandi perempuan. Tapi, kasian Jihan kalo sendiri. Ih, nanti dikata mesum lagi. Ish." Dia mondar-mandir sampai suara lain menyadarkan nya.
"Mas? Mbak Jihyo nya mana?" Tanya suster yang tadi. "Eh, dia izin ke toilet sebentar katanya." Suster itu mengangguk-angguk dan kembali masuk ke ruangan.
"Tck. Susul aja lah!"
"Huweek!!" Jihan terus menerus bernafas melalui mulutnya. Itu satu-satunya cara agar dia tidak muntah di tengah jalan. Yang terasa, kini hanya rasa mual dan pusingnya. Seakan-akan, sakit di lengannya hilang.
"Eh, Jihan!" Seorang laki-laki bermasker menghampiri Jihan yang sedang bertumpu pada dinding.
"Aa'...."
"Ih kamu ada-ada aja lagian! Ayo!" Laki-laki itu memapah Jihan ke kamar mandi perempuan. Dia gak peduli mau dikata mesum atau apa. Yang penting, Jihan harus lega dulu.
"HUWEKK!!" Jungwoo menarik napasnya sambil memijat-mijat tengkuk Jihan. "Udah?"
"U-udah a," ucap Jihan yang kemudian terbatuk-batuk. Jungwoo mengusap-usap rambut adiknya sambil menatap iba. Lalu, ia mengambil air putih dan satu strip obat dari dalam tasnya.
"Nih minum dulu. Untung Aa bawa ini terus." Jihan mengambil air putih dan obat dari tangan Jungwoo dengan tangan kanannya. "Aduh! Ish, lupa." Dia menggerutu lalu memindahkan obatnya ke tangan kiri dan menelannya.
Jihan kembali mengatur nafasnya. Dia sudah jauh lebih baik, meski pusingnya masih menyerang. "Makasih yaa, aa' uwuu."
"Iyaa, Jiji." Ia mencium kepala Jihan dan tersenyum manis. Jihan menatap aa' nya lalu tersenyum-memamerkan gigi kelincinya.
Sedangkan, laki-laki bongsor yang sedang mengintip di depan pintu hanya tersenyum pahit dan memutuskan untuk kembali ke tempatnya semula.
"Dah sana!" Jihan sudah menjelaskan kejadian tadi di sekolah. Aa Jungwoo langsung marah-marah, maki-maki si Juhyeon sama Wonyoung. Tapi, pas Jihan cerita bagian Juhyeon minta maaf, dia malah kebingungan. Gak jelas banget, katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demigod || 04 Line
Fanfic⚠️ON HOLD⚠️ "Charmspeak?" "Hmm, Artemis!" "ECANN!" "Aa mah," "Maaf.."