06

84 3 0
                                    

Apapun Tentang Kebahagian

Maya sampai di rumah saat matahari sudah redup, senja tak lagi terlihat kini hanya cahaya remang yang terlihat. Maya dapat mendengar bahwa di dalam tengah terjadi keributan, dan satu - satunya sasaran adalah dirinya.

Ceklek

Semua mata menatapnya, dengan ibunya yang mulai berjalan cepat ke arahnya. Ia terlihat begitu marah padanya, Maya hanya menunduk tidak mampu menatap ibunya.

"Kenapa kamu nunduk hah!" bentak sang mama sembari menjambak rambut Maya,

PLAK

"Kenapa kamu masih aja ke rumah Tante kamu itu hah!" bentak sang mama lagi,

"Kamu minta dikasihani sama mereka? Kamu ngadu kalo mama berkelakuan buruk ke kamu?" ucap sang Mama dengan nada marah,

"..."

"Kenapa diam! KENAPA HAH!!" teriak sang mama,

Papanya seketika mendekat dengan cepat ke arah sang mama, karena bisa saja istrinya itu drop karena darah tinggi.

"Udah," ujar sang papa,

"Lepasin aku mas! Dia itu anak ngga tau diri, dan harus di beri pelajaran agar tau diri!" ucapnya keukeh,

"Dia bahkan ngga pantes--" ucapnya terpotong,

"Kalo Maya ngga pantes, kenapa Maya di sini? Seharusnya mama buat Maya pergi dari sini," ucap Maya pelan dengan kepala menunduk,

"Bahkan, ketika Maya berharap mama bakal minta maaf ke Maya karena semua keegoisan mama. Mama bakal dengan keras kepalanya bilang, ngapain mama minta maaf ke anak ngga tau diri?" jelasnya pelan, mengingat perkataan kasar pertama ibunya di saat ia berumur 15 tahun.

"Padahal, selama ini mama sadar kalo yang bunuh Silla itu mama sendiri. Mama nuduh aku karena aku yang liat mama saat kejadian itu," jelasnya lagi sembari menatap sang mama dengan air mata yang terus mengalir deras,

"Sampai kapan ma? Sampai kapan mama mau aku di benci semua orang karena kesalahan mama sendiri?" ucapnya sembari tersenyum,

"NGGA!! KAMU YANG BUNUH SILLA! BUKAN MAMA, KAMU YANG JAHAT!!" teriak sang mama dengan tubuh yang ambruk,

Ia nampak begitu kacau, seolah kalimat dari Maya barusan mengguncang kembali ingatan masa lalunya yang begitu sadis.

"Tapi mama yang nusuk perut Silla, bahkan mama yang potong tangan Silla karena Silla putusin kalung kesayangan mama. Kenapa mama malah ngebuat Maya yang nanggung kesalahan mama," jelasnya sembari terus menangis,

Semua terdiam mendengar perkataan Maya, banyak pertanyaan di kepala mereka semua kecuali Alexa. Ia hanya diam sembari mengepalkan tangannya, saat ini ia begitu marah namun, masih berusaha menahannya.

"Maya capek hiks. Maya capek terus - terusan nanggung kesalahan mama selama ini, dulu Maya diam karna Maya ngga paham tapi dua tahun yang lalu Maya sadar kalo mama manfaatin Maya," jelas Maya lagi

"KAMU JAHAT! KAMU YANG PEMBUNUH, MANA ADA MALING MAU NGAKU! KAMU YANG BUNUH SILLA ANAK SAYA," teriaknya semakin menjadi,

"Mama yang bunuh Silla," ucap Maya,

"BUKAN! KAMU YANG BUNUH ANAK SAYA, SAYA IBUNYA! SAYA NGGA MUNGKIN BUNUH DIA, AHGK!" setelah teriakan barusan sang mama pun tak sadarkan diri,

"Ternyata mama udah gila dari dulu," gumamnya,

Ia segera meninggalkan kepanikan yang terjadi di sana. Ia mengusap wajahnya yang basah dengan air mata, tak menghiraukan teriakan dari Sanga adik Sagara.

"LO ANAK PALING NGGA TAU DIRI!" teriak Sagara,

"LO LEBIH PANTES JADI LONTE!" teriaknya lagi,

Ia tak menghiraukan teriakan Sagara dan segera menuju kamarnya untuk menenangkan diri. Ia sudah banyak bicara hari ini, ia akan menutup mulutnya beberapa hari ini agar pasokan suaranya tidak habis.

~•~•~

Alaska memandang bintang dengan senyum merekah, membayangkan jika saat ini Maya ada di sampingnya sembari marah - marah padanya karena ia terlalu cerewet.

"Em, Maya makin hari makin cantik. Awalnya Al ngerasa beda sama Maya karena Maya jadi lebih tinggi di bandingin Al," gumamnya,

"Padahal sebelum pergi ke Surabaya, Maya lebih pendek di bandingin Al. Kira - kira Maya minum susu apa biar tambah tinggi?"

Ia melihat ke arah jam dinding yang menunjukan pukul sembilan malam yang dimana itu adalah waktu tidurnya. Ia segera menuju kasurnya yang nyaman sembari memeluk bingkai berisi fotonya dan juga Maya.

Bersambung~

Maaf cuma sedikit karna gue lagi banyak pikiran. Makasih! Jangan lupa vote dan komen.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Big Baby BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang