First day in the school

17 10 6
                                    

              

" Non rara cepetan bagun udah jam stengah tujuh " surti, ATR rara mebangunkan nya berkali kali tapi rara belum bangun juga.
Surti tanpa kata lelah mengguncang guncang rara sampai gadis itu terbangun duduk lalu mengucek matanya berkali kali sampai matanya tertuju pada jam dinding kamarnya.

" OMG gue telat nih pasti ih... Inikan hari pertama gue masuk SMA hari pertama masa orientasi siswa tidak.... "
rara dengan gesit menuju kamar mandinya tanpa mengiraukan surti yang dari tadi memperhatikan nya bingung. ia heran mengapa majikan nya itu ngomel gak jelas.

" kenapa sih tuh anak , ywdh lah namanya juga belum sadar , wajar baru bangun tidur nyawanya belum terkumpul ".

   Surti pun turun kebawah untuk menyiapkan sarapan untuk majikan nya.
  Dengan gagah nya hedi menuruni tangga dengan berbalut jas kantornya yang rapih.

" ti , rara udah bangun? " hedi, papah rara menanyakan keadaan anaknya.

" udah pak, non rara sedang siap siap "

" suruh dia berangkat sendiri , saya buru buru mau ada meeting pagi "

" iya pa pasti saya bilangin "

      Setelah kepergian hedi lima menit kemudian rara turun dengan tergesa gesa dari kamar nya yang berada dilantai dua.

" bi, papa mana? Aduh gawat nih 15 menit lagi aku bisa terlambat "

" tuan udah berangkat non soalnya mau ada meeting pagi  , katanya non  rara harus berangkat sendiri "

" hah? Berangkat sendiri ? Gila kalo gue nunggu taxi kan lama keburu gue di gebukin sama osis " oceh rara sewot

" bagaimana kalo non rara pesen ojol aja " tawar surti memang lumayan menarik sampe gue gak kepikiran.

" menarik , tumben lo cerdas "

                           👧🏻👦🏻

"pa bukain dong gerbang nya, kan gue udah sampe cuma telat berapa detik doang" Rara memelas merayu pak satpan yang berada dibalik gerbang .

" maaf ini sudah peraturan nya saya tidak bisa " jawab pa satpam dengan santainya.

"Pa bukain, kayanya dia murid baru" ntah darimana suara tegas itu datang. Rarapun  kaget mendapati cowo cool dan yang pastinya ganteng itu berdiri disamping pa satpam.

tanpa berfikir lama pa satpam membuka gerbang skolah tadi.
Rara dengan rasa canggung nya memasuki sekolahan elit yang selama ini ia nanti nantikan kehadiran dirinya disini. ia tak menyangka ia bisa sekolah disini yang rata rata murid nya berprestasi.

" lain kali jangan telat ini sekolah elite sekiranya lo bisa bedain sama skolah smp lo dulu" suara tegas itu kembali terdengar.

" hm iya ka gue kan cuma telat berapa detik doang itu juga gua udah ada didepan sekolah, gue lagi bayar ojol tiba tiba aja tuh gerbang udah ditutup padahal kan pa satpam pasti tau kalo  gue dateng gak telat ." cerocos rara

" gue ga nanya " alan berlalu mengiraukan penjelasan rara

" ih gitu banget jadi cowo nyebelin deh untung ganteng " dengan cepat ia mencari lapangan yang udah dihadiri ratusan murid baru disini. Rupanya yang ada didepan mereka kaka osis yang sedang memberi penjelasan.
Dengan langkah gesit rara mencari barisan belakang .

ia berfikir mungkin jika dia lewat depan pasti ia dihukum karena memang ia telat. Tanpa sepengetahuan rara ada seseorang yang daritadi memperhatikan nya daridepan.

Dengan santai rara ikut berbaris tanpa memasang wajah bersalah karena telat.

" tunggu dulu ka, kayanya ada yang telat tadi , gimana kak menurut kakak dihukum apa nih ? Enak aja tuh anak tanpa rasa bersalah ikut baris. "

dengan suara lantang ditoa alan membocorkan keterlambatan nya. dan melirik tajam kearah rara.

Rara hampir saja kaget jika yang berbica tadi kaka kelas yang menolong nya, tidak tetpatnya kaka kelas itu sekarang bukan menolong tapi dia akan menghukumnya. Ia benar benar tak tau harus berbuat apa, ini benar benar memalukan ia harus kabur apa gimana Ia bingung.

" rara maju" suara dari toa terdengar jelas seakan menusuk kelinga semua murid.

"Gila tuh anak pasti tadi sempet baca nametag gue". Umpat rara dalam hati.

Dengan malas ia maju kedepan dan dihadiahi tatapan para murid baru yang tak satupun  ia kenali, juga ditambah tatapan para osis yang terlihat menyeramkan terutama dia yang benar benar membuatku muak.

" iya kak gue ngaku salah tapi plis jangan hukum gue " dengan malas rara memperlihatkan mata berbinarnya.

Cowo berparas ganteng dan pakaian nya rapih rupanya si ketos itu memberikan sesobek kertas kepada alan entah kenapa ia tertawa jail kepada alan.

"Lo ikut gue "ajak alan

Rara dengan malas mengikuti alan didepannya terlihat ruangan kosong berdebu sepertinya gudang memang terlihat kator dan menjijikan untuk ukuran anak kota seperti rara.

" ngapain lo bawa gue kesini?!"
Bentak rara sewot

"Lo beresin kursi kursi yg gak kepake dengan rapih dan jangan lupa nyapu ngepel oh ya satu lagi lo harus bersihin sawang tuh liat udah banyak laba laba " alan menjelaskan dengan singkat dan padat .

" eh lo pikir gue pembantu lo gitu? Seenaknya aja lo ngatur gue , gue juga disini bayar mahal buat belajar bukan buat nurutin kemauan lo dasar kaka kelas ga ada akhlak gue gakmau titik".

" oh jadi lo gakmau? Ywdh gue tambah hukuman lo " alan berucap santai sambil mendekap tangannya kedepan dada

" terserah lo deh gue mau kekelas yang lain juga udah pada masuk males banget gue ladenin lo gajelas dasar "

ia berlalu begitu saja tapi tanganya ditarik oleh alan sampai wajah rara nemplok ke dada bidangnya.

" aw sakit dahi gue, apa apaan sih lo, liat nih poni gue jadi berantakan!"

" enak aja lo kan lagi dihukum main masuk kekelas aja sultan banget lo kabur dari masalah"

" bodo" rara memutar matanya malas

" lo dikasih pilihan dua oleh ka agus siketos, dan gue sebagai anggotanya harus mantau lo , emang lo mau ngelakuin pilihan yang kedua? " jelas alan.

" kalo hukuman itu lebih mudah ya gue pilih yg kedualah, malas banget gue bersihin ni gudang sendirian."

"nih baca sendiri" alan menyerahkan sesobek kertas yang tertulis dua pilihan hukuman buat yang telat datang mos.

" apah? Gue harus jadi pacar lo? gila lo!" rara melemparkan kertas tadi kearah muka alan.

" eh kecebong ngapain juga gue mau, makanya gue antar lo kesini biar lo pilih yg pertama, gimana jadi gak jadi pacar gue itukan lebih mudah praktis"

" ogah gue sama lo amit amit, masih mending gue bersihin gudang"

"Ywdh sana bersihin nanti istirahat gue kesini buat pastiin kalo lo udah selesai"

alan berlalu begitu saja tanpa memperdulikan rara yang sedang menatap ruangan yang berdebu itu.
    
                         👧🏻👦🏻

My secret brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang