Part 3

5.2K 522 24
                                    


****

Bali, Tahun 2017
-

Tiga orang teman berbincang di lapangan basket tak jauh dari komplek perumahan Ethan.

Mereka sedang istirahat setelah latihan, Lea terlentang menatap langit  sore, sedangkan Ethan memeriksa media sosialnya dan Lucas tetap bertukar pesan dengan para gebetan yang tak satupun dia pacari.

Tiga Tahun membuat keadaan banyak berubah, Lea yang sebagai mahasiswa kedokteran, Ethan yang menempuh pendidikan sebagai sarjana Hukum dan Lucas mengambil Bisnis, jurusan pendidikan yang berbeda itu membuat mereka jarang bertemu, sesekali bertemu hanya ingin bermain basket atau nongkrong bareng saja.

"Andai ada Aghni disini ya." Ujar Lea tiba-tiba, kedua sahabatnya langsung berhenti dengan aktivitas mereka dan menatap satu sama lain. Mereka semua menunduk sedih mengingat kembali sahabat dingin nya.

Ini sudah tiga tahun mereka tak melihat Aghni, sebab gadis itu pindah ke Amerika ke negara ayah kandungnya, sejak saat itu Aghni hilang kabar.

Mereka memang sekali-kali kerumah Tante Vania ibu Aghni, wanita cantik itu terus berkata Aghni hanya ingin tinggal sementara dengan ayahnya.

Agak mengganjal sebenarnya, Aghni ingin tinggal dengan ayahnya sedangkan Aghni tidak pernah menyukai ayahnya.

***

"JIHANE, I LOVE YOU!!!" Suara teriakan keras dari bangku penonton itu membuat Jihane tertawa, ia melambaikan tangan pada pria yang berteriak tadi, orang-orang sekitar sana ada yang tertawa ada juga yang bersiul menggoda Jihane.

Jihane berjalan ke pinggir lapangan dan duduk di bangku besi, ia meletakan raket diatas bangku dan mengambil handuk kecil dalam tas olahraga nya, mengusap keringat di wajah dan leher, setelahnya memimum air putih.

Laura ikut duduk di sebelah Jihane, ia juga mengambil handuk lalu minum, nafas mereka sama-sama ngos-ngosan nya.

Kedua nya saling tertawa kecil mendengar teriakan para Fans Jihane di bangku penonton.

"Lo mainnya semakin hebat, Ji. Gw kira tadi lawan main gw Bianca Andreescu, petenis asal Kanada itu, Ji." Laura memuji, karena benar diantara semua pemain hanya Jihane yang bermain bagus.

"Lo bisa jadi Atlet tenis nantinya." Lanjut Laura antusias.

Namun senyum Jihane lenyap, telinganya sensitif menyebut kata Atlet, sebab satu kata itu mengingat ia pada seseorang.

"Udah yok, kita mandi." Ajak Jihane.

"JIHANE!! WILL YOU MARRY ME??"

Jihane dan Laura berjalan keluar lapangan sembari menenteng tas dan raket, mereka terus tertawa kecil saat fans-fans Jihane terus meneriaki namanya.

"Fans Lo gila-gila semua.."

"Biarin saja lah." Jihane menanggapi biasa, sesekali-kali ia merespon baik, tujuannya hanya ingin orang itu senang saja.

Mereka sampai ke loker, Jihane membuka lokernya dan ia langsung terdiam. Jihane menoleh kebelakang dan segala penjuru, namun semua normal dan orang-orang terlihat sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Ada apa, Ji?" Tanya Laura yang berdiri di sebelah Jihane, gadis itu mengintip isi loker Jihane.

"Wow, Yupi.. Banyak banget." Laura takjub, dia tersenyum jahil dan mencolek bahu Jihane. "Ciee yang punya penggemar rahasia sekarang."

Jihane mendengus. "Ini bukan sekali, Ra. Tapi sudah sebulan ini, tiap hari gw nemu permen Yupi di loker gw."

"Kok Lo cemas gitu sih Ji? Bukannya biasa Lo dapat hadiah dari penggemar Lo?"

LIAR (Jihane & Aghni)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang