Part 12

6.1K 532 141
                                    


*****

Aghni menurunkan kaca mobilnya dan kepalanya menengadah melihat gedung Apartemen milik Jihane. Dia menyeringai tipis, sebab tempat yang di tinggali Jihane sekarang adalah masih properti milik Powman. Jadi dia punya akses bisa masuk ke Apartemen Jihane.

"Terima kasih ya kamu sudah mau antarin aku pulang." Jihane membuka sabuk pengamannya, dia bersiap keluar namun tangan Aghni lebih dulu menahannya.

Badan Jihane menegang saat tangan Aghni menggengam pergelangan tangannya, darahnya masih berdesir jika kulit mereka saling bersentuhan, jantung Jihane juga berdebar apa lagi sekarang mata mereka saling bertatapan.

"Apa aku boleh main ke Apartemen kamu?" Tanya Aghni sangat pelan dan lembut.

Jihane masih terdiam, ia terlena dengan tatapan mata Aghni yang begitu teduh.

Perlahan kepala Jihane mengangguk, membuat senyum tipis terbit di bibir Aghni.

Keduanya turun dari mobil, Aghni mengulurkan tangannya, dan dengan ragu Jihane menerima uluran tangan Aghni, ia menunduk malu saat tangan mereka saling menggenggam.

"Genggaman tangan kamu masih sehangat dulu." Ujar Aghni tanpa melihat kearah Jihane, tatapannya fokus kedepan.

Jihane menatap Aghni, tujuh tahun tak banyak yang berubah, hanya wajah Aghni yang terlihat tegas namun masih ada kesan cantik.

Aghni menoleh pada Jihane yang memang sedari menatapnya. "Apa ada sesuatu di wajahku?"

Kepala Jihane menggeleng cepat, ia membuang muka karena malu kepergok menganggumi wajah cantik itu.

"Ayo." Ajak Aghni lobby Apartemen, mereka berjalan bergandengan tangan.

Jihane menggigit bibir bawahnya menahan senyum bisa berjalan sedekat ini dengan Aghni.

Sampai mereka masuk dalam Lift, mereka berdiri sangat dekat. Aghni melihat bayangan mereka di lift, ia melihat Jihane sangat gugup dan kaku bersamanya.

"Lantai berapa?" Tanya Aghni sebab Jihane tak memencet angka lantainya.

"lantai 17.." jawab Jihane tersadar.

Jari Aghni menekan lantai yang disebut Jihane, namun baru naik satu lantai Lift kembali terbuka dan masuk tiga pria asing kedalam lift.

Mereka sengaja mendekat kearah Jihane membuat Jihane tak nyaman, ia sangat risih bersentuhan dengan kulit basah pria tersebut.

Satu pria bertopi menekan lantai 29. Dan mereka bertiga lalu melirik bayangan Jihane di depan mereka.

Salah satu pria bermata sipit mendekat kearah Jihane, kepala pria itu menengadah dan punggung tangannya perlahan menyentuh bokong Jihane.

Jihane terkejut, ia langsung mendekat kearah Aghni. Cepat tangan Aghni melingkar di pinggang Jihane, ia menarik badan Jihane agar semakin mendekat.

Bibir Jihane menahan senyum, ia menunduk melihat posisi mereka di lift kaca tersebut. Mereka sangat dekat.

Jantungnya masih berdebar, dan rasanya nyaman selalu berada di dekat Aghni.

Ketiga pria tersebut langsung membuat jarak, tatapan mereka saling lirik.

"Lesbian." Ujar pria bertopi kepada temannya. Mereka bertiga tertawa pelan seolah mengejek.

Aghni seolah tuli, ia melirik bayangan pria di depannya yang masih menertawakan mereka karena Jihane dan Aghni sepasang wanita.

Pintu Lift terbuka, Jihane dan Aghni keluar dari lift, namun sebelum pintu Lift tertutup Aghni berbalik badan, tetapannya dingin dan aura nya menyeramkan, bibir Aghni menyebut kata Dead tanpa suara membuat ketiga pria itu melotot dan terkejut. Pintu Lift seakan lama tertutup, ketiganya ketakutan seperti melihat malaikat kematian sekarang.

LIAR (Jihane & Aghni)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang