Tema : Kerajaan.
Katkun :
1. Kakanda.
2. Amerta
3. Nyungsep.
4. Adikara
5. Adiwangsa
Jumlah : 300 kata
✍️✍️✍️✍️✍️✍️✍️
Puri Amerta tengah bersolek. Pasalnya sang Raja, Kanjeng Gusti Surya akan menikahkan putri tunggalnya, Gusti Raden Ayu Terang Bulan. Raja tidak tahu, jika Putri Tera sudah pernah bertemu dengan calon suami pilihan beliau. Meski dalam sebuah insiden yang tak mengenakkan.
"Ssutt, ssutt ... Jak, Jaka." Tera berjinjit di atas bangku kayu, agar bisa mengintip dan memanggil seseorang yang berada di balik tembok keputren.
"Pake pura-pura ngga denger, lagi ...."
Tanpa basa-basi Tera langsung menerobos pintu penghubung antar kedaton. Sementara itu, orang yang tengah dihampiri justru mengulum senyum mendengar suara dari balik punggungnya.
"Woi, Kakanda Jaka Terong!"
"Ada apa Adinda Terang Bulan?" jawab Jaka, usil. "Masa manggil calon suaminya, gitu."
"Ngga usah genit-genit! Nanti, di depan romo jangan sok kenal, apalagi sampai ngungkit masalah—"
"Sampurmu yang ketarik tanganku, atau kamu yang basah kuyup karena kedorong sama aku?!"
"JAKA!"
Untung emosi Tera dapat diredam dengan datangnya Mbok Mban—pengasuh—Tera yang datang dengan tergopoh-gopoh.
"Lho, lho ... ini calon penganten, kok, malah berduaan di sini, olra elok! Monggo Den Mas masuk lagi ke kamar. Gusti Ayu, juga."
Tera bergeming dengan anjuran si Mbok. Matanya justru menyorotkan kekesalan pada Jaka, yang sudah dipendam lebih dari sepekan.
"Ayo to, Gusti. Lulurnya sudah siap itu, lho!" ajak Mbok Mbak dengan setengah memaksa.
Sembari dilulur, Tera kembali teringat kejadian usai dirinya berlatih tari di pendopo dekat kolam tersebut.a Ia harus pulang dengan menahan rasa dingin sepanjang 600 meter. Tak ada yang tahu, bahwa yang membuat Tera jatuh tersungkur alias nyungsep basah kuyup adalah Jaka. Hanya Mbok Mban—yang kala itu menemaninya—lah yang menjadi saksi mata.
"Mbok ...."
"Dalem, Gusti Ayu."
"Kenapa romo milih si Terong? Kan, masih banyak ksatria dari kadipaten lain."
"Ngapunten, Gusti. Pasti Kanjeng Gusti Surya punya alasan."
Tera masih ingin terus menyangkal, "Padahal, Mbok ... dua orang putra keluarga Adikara juga ngirim lamaran."
"Sampun to, Gusti. Wong Den Mas Jaka ganteng, gagah, dan—"
"Bikin aku kesel!"
Tera masih saja tak terima, lelaki yang digelari Adiwangsa oleh sang ayah, esok pagi akan resmi menjadi suaminya.
.
.
.
@crocodilecute dan @Rafana_Briliant
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNES (JUm'at meNulES)
Short StoryKumpulan cerita pendek untuk tugas kelas intrinsik @dreamlights_