_•BLOOD ROSÉ•_
.
.
.
.
.
.
.Author POV
Mobil Polisi berkumpul di tempat di mana terjadi pembunuhan brutal terjadi tadi malam, beberapa wartawan pun ada disana bersiap membawakan berita. Telah di identifikasi korban tersebut adalah seorang pengusaha, kondisinya begitu mengerikan untuk di lihat secara mata telanjang.
Semua kuku di cabut, isi perut berhamburan kesana kemari, mulut setengah robek, beberapa tubuh terpisah, bahkan kedua bola mata keluar dari tempatnya. Orang yang melihatnya segera pergi menjauh tidak sanggup mencium bau busuk menusuk hidung, begitupula dengan para Polisi yang sebagiannya muntah.
Hal itu menjadi topik berita yang sangat panas untuk Korea Selatan terlebih di kota Seoul, Semua stasiun Televisi berebut siapa yang lebih dulu menberitakan 'nya, pun para warga di himbau untuk tetap tenang dan berhati-hati jika keluar, Polisi dan Detektif memberitahu akan segera mengungkapkan siapa pembunuhnya.
"Dan ... pada akhirnya mereka tidak bisa mengungkapkan siapa pembunuhnya. Kasus itu pun di tutup, selalu seperti itu," kata seorang wanita, dia mematikan TV menggunakan remote merasa bosan dengan berita basi lalu mengambil rokok, menghisapnya perlahan.
Rosé, siapa yang tidak mengenal nama itu dalam dunia gelap? Pembunuh bayaran wanita yang di akui oleh sang pemimpin organisasi, Bloody. Karena ciri khas hebatnya dalam membunuh tanpa meninggalkan jejak bukti, Polisi dan detektif terus dibuat kewalahan olehnya. Rosé juga tidak mengambil sembarang tugas. Dia hanya mengambil tugas dengan bayaran selangit, baginya tidak ada yang penting selain uang.
Dia hisap kuat rokok itu, menghembuskan asapnya melalui mulut, bau tembakau bakar langsung tercium saat asap itu keluar dari mulutnya. Tak lama kemudian smartphone Rosé yang tergeletak di sampingnya bergetar.
"Halo?" Rosé mengangkat telepon itu, teman rekan kerjanya yang seorang sebagai Hacker.
"Rosé, aku menemukan informasi aktivitasnya."
Rokok yang awalnya berada di tangan terjatuh ke tanah, raut wajah Rosé perlahan berubah. Rahang Rosé bahkan perlahan mulai mengeras, wajahnya berubah menjadi serius, bercampur kemarahan kali ini.
"Jelaskan secara rinci padaku," ucapnya.
Ada lagi hal yang paling penting selain uang bagi Rosé, membunuh pria itu dengan tangannya sendiri. Seseorang yang membuatnya menjadi pembunuh seperti sekarang.
*.*.*
"Dia mati di bunuh? Bagaimana kalian bisa sampai lengah?" kata seorang pria dengan nada bicaranya yang terkesan merendahkan namun, terlihat menyeramkan.
Orang yang melaporkan, kini tubuhnya bergetar hebat menghadap pria itu. Kepalanya terus menunduk dan bicara menjadi tergagap.
"Ka-kami juga tidak tahu, Tuan. Dia tiba-tiba menghilang begitu saja dan saat Polisi menemukannya dia sudah tiada," ungkap orang tersebut dengan takutnya.
"Hah ... Menyedihkan, kalah dari pembunuh, huh?" ucapnya dengan senyum tipis di wajahnya, yang justru semakin membuat siapapun melihatnya ketakutan hanya dengan senyuman pria itu. Terlihat marah besar, siapa yang tidak marah? Kematian orang itu membuat kerugian besar.
"Kau boleh pergi ... Pergi dari dunia ini."
Dor!
Suara tembakan menggema di dalam mansion, Benar, Pria tersebut menembak anak buah suruhannya tepat di kepala. Hingga tergeletak di tanah dengan darah kental mengucur begitu deras membasahi lantai, seperti keju mozzarella.
"Aku tidak suka dengan orang yang tidak becus dalam melakukan pekerjaannya, kerugian itu sebanding dengan nyawa," ungkapnya lalu menatap anak buahnya yang lain. "Urus dia, atau kalian akan bernasib sama."
Ya, Pria tersebut adalah Jeon Jungkook, lebih tepatnya di kenal sebagai J King, Ketua Mafia yang terkenal akan kekejamannya. Dia mengambil alih posisi menjadi Ketua setelah kematian sang Ayahanda dan kini ia melakukan pekerjaannya dengan sangat baik.
"Tuan, malam ini transaksi akan di lakukan di club N," ucap sang wakil, sembari menuangkan wine ke dalam gelas Jungkook.
Jungkook hanya diam sambil menyesap minumannya, mengangguk pelan.
"Apa Anda mau di sediakan wanita? Ada beberapa wanita baru disana yang siap untuk menghibur," ucapannya terhenti ketika Jungkook memberinya tatapan mengancam.
"Kau tahu aku benci wanita kotor." Jungkook menyeringai sinis. "Tapi ... Apa salahnya untuk menerima hiburan sebentar?"
Suara dentuman musik yang kencang semakin menambah riuh suasana hingar bingar dengan para pengunjung yang semakin malam akan semakin ramai berdatangan hanya untuk sekedar minum, berdansa, pesta atau pun mencari kesenangan di tempat bernama club malam itu.
Club N merupakan sebuah club terbesar dan termewah yang ada di negeri ginseng tersebut, Club ini juga termasuk club ke dua terbaik di Asia dengan pengamanan tingkat tinggi serta pelayanan khusus VVIP yang akan dimanjakan dengan semua fasilitas yang telah ada.
Terletak di tengah pusat kota Seoul, club ini tidak pernah sepi pengunjung setiap malamnya, para tamu yang datang pun beragam dari kalangan aktris, model, idol group, dan para pejabat ternama kerap kali datang mengunjungi club tersebut serta para turis manca negara yang berkunjung ke Korea pun akan mendatangi club tersebut untuk mencari kesenangan.
Tentunya sering dilakukan transaksi narkoba oleh Para Mafia dengan pengusaha. Tepat di lantai atas khusus tamu VVIP. Di club inilah Jungkook menghasilkan uang yang banyak dimana ia bisa menjual narkoba dan senjata Ilegal.
Jungkook beruntung memiliki hubungan baik dengan polisi dan politisi. Dia tidak akan masuk ke dalam penjara karena memiliki orang di mana-mana. Hal itu di karenakan Jungkook membantu banyak orang dan sebagai gantinya ia terkadang juga meminta bantuan mereka.
"Senang bisa bekerja sama dengan anda, Tuan Jihoon. Selama ini saya hanya mendengar nama anda." Jungkook tertawa sambil meneguk wine 'nya.
"Begitu pula denganku, kau selalu menjual narkoba dengan kualitas terbaik. Itulah mengapa aku mau menjadi langganan 'mu. Seperti biasa aku membeli banyak."
*.*.*
Rosé mendapatkan informasi bahwa Jungkook sering berada di Club N setiap akhir pekan untuk hiburan, Oleh karena itu dia berada disini menjadi penghibur wanita baru di Club. Meski agak susah untuk bisa masuk bekerja kesini.
"Kau wanita penghibur baru disini bukan?" tanya seorang wanita yang merupakan Bartender. "Aku beri tahu, beberapa Client VVIP disini mengerikan. Mereka akan terus memaksa kalian untuk memuaskannya. Sebenarnya itu tergantung siapa yang akan dilayani, kau akan sangat beruntung jika mendapatkan J King."
"J King?" kata Rosé.
Tentu Rosé tahu siapa itu J King, nama lain Jungkook yang merupakan seorang Mafia. Dia sudah lama mencari informasi tentang pria itu, Bartender wanita tersebut pun menceritakan bahwa J King tidak suka di sentuh oleh wanita. Dia hanya akan menyuruh untuk melakukan pole dancing lalu setelah puas para wanita penghibur di suruh pergi begitu saja dan di upah.
Ada kabar burung yang mengatakan J King gay oleh karena itu tidak suka di sentuh. Hebat sekali jika bisa membawa pria itu ke ranjang dan memuaskannya, Rosé mengangguk mengerti. Untuk bisa membunuh Jeon Jungkook dia harus membawanya ke sebuah kamar agar dapat di bunuh secara mudah.
Rosé harus membuat Jungkook memilihnya untuk di hibur.
~To be countinued
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD ROSÉ| ROSEKOOK
FanfictionHanya satu tujuan Rosé hingga dirinya bisa menjadi pembunuh bayaran, MEMBUNUH JEON JUNGKOOK.