Awal 1

11 2 0
                                    


Jogja, 13 Maret 2020.

Pria dengan tubuh tinggi melangkahkan kaki jenjangnya masuk kedalam sebuah cafe.

Cafe Rindu namanya.

Kedai kopi itu memang nyatanya menyimpan sejuta rindu dari pria bongsor itu.

Rindu tentang dia dan seorang perempuan dengan senyum terindah bak bunga mawar yang pernah ada dalam hatinya.

Kali ini, Pria bongsor itu sedang memegang secangkir kopi dengan senyum simpul yang terukir di bibirnya. Ia sedang memutar waktu dibenaknya akan banyaknya kenangan yang terjadi di kedai kopi ini.

Dan entah kenapa, seorang gadis yang sering kali muncul di benaknya selalu membuat senyumannya semakin lebar.

.

.

.

.

Jogja, 13 Maret 2016.

"Woi Samudra."

"Samudra?"

"Anjing budek amat ni orang satu." Seru pria dengan mata sipit sembari memukul meja dengan wajah kesal.

"Samudra!" Sang pemilik nama tersentak kaget saat temannya yang duduk didepannya itu memukul meja dengan keras.

"Hah?" Jawab Sang pemilik nama.

Pria bermata sipit itu menatap Samudra dengan wajah memerah kesal sambil menahan tangannya yang ingin sekali mengacungkan jari tengah.

Pria bermata sipit itu bernama Yudanta.

"Sumpah Samudra Adhinata Giandra lu bener bener ye, ini udah mau deket deadline anjing dan kita baru ngerjain setengah tugas dan lu malah bengong dan ngebiarin gua yang ngerjain sendiri?" Kata Yuda geram.

"Minta bantu yang lain lah, ribet banget." Ucap samudra tak peduli.

"Goblok banget astaga Samudra.." Yuda mengacak acak rambutnya dengan frustasi. "Mata lu mana, lu kaga liat ini pada belum dateng."

Samudra menggaruk kepalanya sambil terkekeh. "Iya juga ya, yaudah ntar gua telfon."

"Setan ya lo, bukannya dari tadi."

Ya sekiranya itu lah yang sekarang sedang terjadi.

Samudra dan Yuda ini adalah seorang mahasiswa dengan jurusan Ekonomi yang sedang dihajar dengan banyak nya tugas dengan deadline pendek. Dan tentunya Yuda sebagai orang yang sangat ambisius tidak dapat santai dengan segala tugas yang ada di depan matanya. Bahkan perawakan Yuda terlihat sangat berantakan, lengkap dengan rambut yang acak acakan dan kantung matanya.

Penampilan Yuda Berbanding terbalik dengan Samudra yang tetap terlihat rapih, bersih dan bahagia seakan tak peduli dengan tugas yang menumpuk.

Setelah beberapa saat beberapa orang datang menghampiri Yuda dan Samudra.

"Eh Hai Yuda, hai nata." Sapa wanita dengan rambut pendek sebahu dengan wajah polos dan senyum sumringah. Ada sesosok pria tinggi yang ada dibelakang wanita itu, ia terlihat melambaikan tangannya dengan wajah polos juga.

Secangkir KopiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang