3. Kekecewaan Gema

10 1 0
                                    

Pagi ini Pangeran Meta terbangun di dalam kamarnya, rumahnya tampak sepi ia berjalan curiga ke arah dapur untuk melihat apakah ada pelayan disana seperti biasanya. 

Ternyata Nihil Pangeran Meta tidak menemukan siapapun dengan bingung Pangeran Meta berbalik.

Asap putih mulai keluar dengan bau yang sangat tajam, tiba-tiba dua orang berpakaian hitam muncul dengan membawa pistol Meta pun mulai kehilangan kesadaran seluruh pandangannya menjadi Hitam.

Televisi pun menyiarkan berita ini dibeberapa negara, tak hanya televisi tetapi seluruh surat kabar di penjuru dunia.

"Telah terjadi Penyerangan di kediaman Pangeran Meta. Para staf kerajaan Pandora sedang menyelidiki hal ini dan adanya dugaan penggelapan dana yang dilakukan Pangeran Meta. Kerajaan pun mengeluarkan perintah untuk menyelidiki kedua kasus ini, Kami dari CNC News Melaporkan."

Pangeran Meta terbangun dengan infus dan oksigen yang terpasang di tubuhnya dengan segala kekuatannya ia mencoba untuk setidaknya melihat sekitar, tak lama Sebastian datang dengan raut wajah yang tampak lelah.

"Belum lama ini, kabar bahwa yang mulia terlibat penggelapan dana sedang menjadi perbincangan masyarakat. Saya meminta maaf tentang apa yang sudah terjadi yang mulia" ucap Sebastian dengan kepala yang menunduk.

Meta membaca berita utama di surat kabar tertera namanya tak banyak pula orang menghubungkan kasus penyerangan ini dengan rumor penggelapan dana yang diduga dilakukan oleh Meta. Terlebih negeri sedang dilanda krisis pangan dan ekonomi tentu saja hal ini membuat banyak masyarakat geram dan menelan mentah-mentah informasi yang ada.

"INI SEMUA OMONG KOSONG!" teriak Meta, Sebastian yang mendengar hal itu memberi surat kepada Pangeran Gema.

Meta yang melihat surat itu menjadi marah bagaimana bisa ia mendapatkan surat perintah penangkapan bahkan di tengah kompetisi.

"Hari ini sejumlah barang bukti sudah ditemukan diduga anda ikut menggelapkan dana," Sebastian pun terpaksa mengatakan hal ini.

"kami sudah mencoba yang mulia tetapi sepertinya ada beberapa pihak yang menghapus jejak barang bukti" jelas Sebastian.

Rupanya Meta baru saja terbangun dari komanya selama 7 hari, Meta pun menatap dirinya frustasi.

Meta yang mendengar hal itu kaget ia tidak bisa berkata-kata lagi, Meta ingin sekarang juga menghilang dari bumi ini dan tak kembali untuk selamanya.

Seminggu setelah kasus muncul Meta Menjalankan banyak persidangan. Kamera mengikuti Meta setiap kali ia pergi.

Pagi itu, Meta telah ditangkap atas dugaan kasus penggelapan dana hal ini membuat seluruh Media massa memperbarui berita mereka.

"Penghianat Kerajaan, Pangeran Alister Meta telah ditangkap."

"Pangeran Meta dan Kasus Korupsi Pangan."

"Pangeran Meta Mendekam di balik jeruji besi, Pangeran Gema dinyatakan menjadi Raja."

"Dilaporkan, Putra Kedua Kerajaan Pandora telah di tangkap oleh pihak kerajaan secara resmi di kediamannya yang terletak di Bagian Barat, Venetta. Penangkapan Pangeran Meta diduga buntut kasus penggelapan dana yang dilakukannya."

Seluruh awak media pun berlarian menyoroti Pangeran Meta yang diborgol. Terlihat Meta yang menundukkan wajahnya. Ia bisa divonis hukuman penjara seumur hidup dikarenakan pengkhianatan kepada kerajaan.

Sampai saat ini pangeran Meta bersikeras mengaku tidak bersalah, proses penyelidikan akan berlangsung selama beberapa bulan kedepan. Pangeran Meta sedang di Penjara sementara sebelum sidang final diadakan.

Di sisi lain Pangeran Gema sedang bersiap untuk konferensi Pers yang akan dilaksanakan dalam satu jam lagi, Pangeran Gema menatap Mr. Louist asistennya sebagai penanda bahwa ia sudah siap.

Di Aula Kerajaan Para jurnalis sudah duduk di tempat mereka menunggu kedatangan Sang Pangeran.

Para jurnalis beserta kameranya memotret Pangeran Gema dengan blitz yang mencolok mata rasanya seperti deja vu. Gemuruh suara pun mulai terdengar.

Gema membuka lembaran suratnya. Naskah yang dibuat selama semalam itu pun dibaca oleh Gema.

"Saya Meminta Maaf atas nama adik saya sendiri Meta. Perbuatan Pangeran Meta sangat mengecewakan kerajaan dan juga masyarakat. Saya sangat bersedih dan turut kecewa" Ucap Gema dengan tatapan yang dibuat sedih ia menghadap ke kamera.

"Saya pastikan Pangeran Meta menerima hukuman setara dengan apa yang telah ia lakukan."

Rupanya penjelasan Gema belum selesai ia pun tersenyum kecil membaca surat kedua.

"Dengan Adanya masalah ini Pangeran Meta telah di diskualifikasi dari kompetisi, maka saya Alister Gema akan memimpin Negeri ini sebagai Raja Kerajaan Pandora secara resmi mulai bulan depan rasanya kemenangan ini bukanlah sesuatu yang saya patut bahagiakan."

"Kerajaan sedang mengalami masalah. Maka peresmian dan Upacara lainnya akan di tunda hingga waktu yang tepat" Ucap Gema menutup pidato saat itu juga.

Para jurnalis beserta tamu yang hadir pun kaget dengan kalimat yang baru saja Gema sampaikan, Banyak dari mereka yang mengerubungi Pangeran Gema dan melontarkan beberapa pertanyaan.

Gema pun mengabaikan para wartawan yang sudah mengerubunginya dengan cepat ia keluar melalui pintu belakang.

"Louist, saya akan ke makam Raja" Ucap Gema Louist tampak khawatir sebab Publik sudah mengetahui status Pangeran Gema sekarang.

Tetapi Gema memaksa para staf agar ia bisa mengendarai mobilnya sendiri tanpa dampingan siapa pun.

Selama di perjalanan Gema melihat banyak pohon pinus yang tertata rapi. Makam Raja Maharya terdapat di puncak bukit Kawasan makam keluarga kerajaan tepat berada di sebelah makam sang Ibu.

Gema sudah sampai di puncak dimana makam sang Raja berada. Ia bisa merasakan angin dingin dan gerimis hujan. Sepertinya sang Ayah sedang menyambut kedatangan putranya dengan hujan, Gema pun duduk dan merenung sesaat.

"Rupanya Ayah sudah salah besar selama ini. Meta dia tidak pantas menjadi Raja, hanya akulah yang bisa memimpin negeri ini Ayah..." ucap Gema sembari melihat makam sang Raja.

Ia masih mengingat kenangan Bersama sang Ayah. Ia juga masih mengingat kalimat terakhir yang Ayahnya katakan sebelum meninggal.

Flashback satu tahun yang lalu

Pada hari itu kehidupan kerajaan berjalan seperti biasanya. Tetapi sang Raja tiba-tiba mengalami serangan Jantung, Tak lama kemudian sang Raja di rawat di Istana Kerajaan dengan setengah sadar Sang Raja pun memanggil Pangeran Gema.

Gema pun datang menghampiri sang Raja. Gema berfikir Ayahnya akan memberi wasiat agar Ia diangkat menjadi Raja. Dengan ekspetasi yang tinggi Gema pun memenuhi permintaan sang Raja.

Saat datang sejenak Ayahnya melihat menatap sang Gema dan berkata.

"Gema, Biarkan Adikmu Meta menjadi Raja. Ayah Minta maaf sudah melewatkan kesempatan dengan kalian berdua. Saya sungguh menyesal" ujar sang Raja dengan Mata yang yang berlinang.

Hanya ada Gema di ruangan itu. Sang Raja memegang tangan Gema erat untuk meminta maaf dan melontarkan kalimat sesalan.

Setelah itu Raja Maharya dinyatakan meninggal dunia meninggalkan kedua putranya dengan takhta kerajaan yang menanti.

Mahkota dan PandoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang