[21] prisoner of love

2.1K 238 26
                                    

Mansion Otsutsuki.


Berbagai kalangan orang-orang ternama dan terkenal di undang oleh tuan rumah, yakni Otsutsuki Toneri. Seorang pria yang saat ini ingin membagikan rasa kebahagiaan nya Karena sekarang ini perusahan Otsutsuki Sedang di masa-masa kejayaan.

Manik rembulan itu memandang cemas sekitar, Hinata takut kalau penampilan nya kurang menarik. Karena semua wanita yang hadir malam ini begitu elegan, menawan dan sangat berkilau sekarang. Beda dengan dirinya, yang menurut Hinata biasa-biasa saja.

Melihat calon istrinya sejak tadi merasa cemas dan merasa tidak nyaman, Naruto mencoba bertanya. "Ada apa, Hm?" Tanya nya tepat di daun telinga Hinata, membuat wanita itu semakin tidak nyaman Karena posisi Naruto begitu dekat.

Ia melirik Naruto sesaat lalu kembali memandangi kedepan. "Aku merasa tidak pantas di dalam pesta ini, Karena semua wanita disini begitu sempurna malam ini, berbanding jauh denganku. Yang biasa-biasa saja malam ini." Setelahnya Hinata menghela nafas. Menatap Naruto yang kini Sedang Menatap dirinya dengan tatapan tidak suka.

"Kata siapa?"

"Bukan kata siapa-siapa, itu hanya menurutku." wajah datar itu berubah, dengan tersenyum terpatri indah di wajah pria pirang itu. Naruto memutarkan tubuh Hinata menjadi menghadapnya lalu memegang dagu Hinata. "Dengarkan aku Hinata, kau. Sangat, sangat cantik malam ini. Percayalah dengan penampilan mu malam ini. Walaupun orang lain mengatakan demikian, kau akan selalu tetap cantik di mataku."

"Dasar tukang gombal." tangan mungil itu memukul dada bidang Naruto pelan, Naruto tersenyum miring sembari mencubit pipi gembul Hinata. "Aku tidak sedang gombal, itu kenyataan nya sayang."

"Malah saking cantiknya aku ingin segera pulang dan bercinta denganmu." Bisiknya dengan serak-serak basah membuat tubuh Hinata mendapatkan respon geli. Setelahnya, pipi itu di kembungkan kembali dengan membungkam mulut Naruto rapat-rapat. "Naruto-kun! Simpan dulu otak ranjang mu, ingat. Kita ada di tengah-tengah pesta. Nanti kalau ada yang mendengar bagaimana?" Ujarnya dengan nada kesal.

"Hahah baiklah." Tawa renyah Naruto, Ia mengambil tangan mungil Hinata lalu mencium punggung Tangannya. "Aku ingin bertemu dengan para kolega dulu, tidak apa-apa 'kan kalau aku tinggal sebentar?"

"Tidak masalah, aku akan menunggumu disini." Setelahnya, Naruto terdiam, meninggalkan Hinata sendiri entah Kenapa Ia sangat ragu. "Ada apa?"

Bibir coklat itu mengerutlan bibirnya, Safirnya seperti mencari sosok seseorang di sekitarnya. "Begini saja." Naruto melayangkan tangannya, menyuruh seseorang untuk datang menghampiri nya. "Kamu di temani Shion saja, kebetulan dia kekasih tuan Otsutsuki. Jadi kamu tidak merasa kesepian ketika aku sedang bersama kolega." Hinata memandangi wanita blonde itu dari ujung kaki hingga atas kepala. Penampilan nya begitu menawan dan sangat sempurna, entah Kenapa dirinya sangat ragu di temani seseorang seperti Shion.

"Hai, kenalkan. Namaku Shion miku. Kau pasti Hinata, bukan?" sebuah tangan Shion ulurkan kedepan, lalu tak lama Hinata membalas jabatan itu sembari tersenyum manisnya. 

"Baiklah, aku pergi dulu. Shion, aku titip istriku." Wanita itu berkedip sembari mengacungkan jempolnya. Setelah kepergian Naruto, Shion langsung mengapait tangan Hinata. Membawa Hinata ketempat yang nyaman untuk mengobrol.



*
*
*


Setelah berada di ruangan yang telah di tentukan untuk menjadi pertemuan para kolega, wajah Naruto berubah sedikit tidak suka. Karena di sebrang Sana Naruto melihat Sasuke sudah terduduk manis. "Oh tuan Naruto, kemarilah. Kami sudah menunggu mu sejak tadi." suara itu berasal tuan rumah Kali ini, yaitu Toneri. Pria berbulu lentik itu berdiri dari kursinya memberikan sebuah kursi kosong untuk Naruto.

prisoner of love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang