[26] prisoner of love (End)

3.8K 273 14
                                    

Kedua kelopak itu perlahan membuka, hal yang di lihatnya sebuah atap berwarna putih dengan aroma obat-obatan yang menyeruak di rongga hidungnya. "Syukurlah kau sudah sadar." perlahan, Naruto menggsrak kepalanya kesamping. Dimana suara itu berasal. "Karin?"

"Hei baka, apa kau masih sanggup untuk hidup lagi? Dokter mengatakan lambat sedetik saja aku membawamu. Kau akan tiada." dia meluruskan kepalanya, Menatap samar-samar atap di atas sana. "Tetap hidup pun, kehidupan ku seperti berada di neraka. Jadi apa untungnya aku di berikan kehidupan kembali."

Kedua kelopak itu tertutup setelah tersenyum lembut, Karin panik Melihat Naruto secara tiba-tiba menutup kedua matanya. Bukan hanya itu, kata yang trakhir kalinya Naruto ucapkan barusan seakan kata-kata trakhir Naruto. "Woi Baka! Jangan mati dulu, lo kaga mau Jadi bapak hah?! Nanti aja matinya." Karin terus menggoyangkan tubuh kekar Naruto, sampai kedua halis pirang itu mengeriyit Karin berhenti menggoyangkan tubuh Naruto.

"Berisik! Siapa yang mau mati? Gue ngantuk, Karin! Terus siapa lagi yang mau Jadi bapak?" sudah tubuhnya mendapatkan luka dimana-dimana, tambah Karin menambah rasa sakit itu bertambah. Memang benar-benar menguras emosi.

"Pake nanya lagi, lo sudah nitip benih di rahim Hinata dan lo pura-pura pikun?" seketika wajah Naruto membeo, Ia baru ingat soal Hinata. Ya istrinya. Dan apa tadi yang dikatakan Karin barusan? Hinata hamil karenanya.

"Hinata, kau harus mengantarkan ku kepada Hinata. Aku sangat merindukannya." Naruto memaksakan dirinya untuk bangun dari atas ranjang. Namun, Karin mendorong tubuh Naruto untuk kembali ke ranjang tempat tidur.

"Kau akan bertemu dengan Hinata nanti. Pulihkan tenaga mu terlebih dahulu, banyak sekali jahitan sekitaran tubuh mu. Kalau kau banyak bergerak, jahitan mu akan terlepas lalu kau akan infeksi." tutur Karin menasehati.

"Masa bodo dengan tubuh ku, aku ingin segera bertemu dengan Hinata. Dia istriku, Karin!" bantah Naruto. Memang benar-benar keturunan keras kepala, Karin berusaha sabar. Pria itu bahkan tidak melihat kesehatan dirinya sendiri. Patut sangat membutuhkan Hinata Seorang wanita yang mau dengan pria ceroboh seperti Naruto.

"Naruto, kau sudah sadar nak?" suara pria memberhentikan perkelahian antara sepupu itu, Naruto mengalihkan pandangannya, safirnya mulai berkaca-kaca melihat seorang pria yang telah lama menghilang dari sisinya, kini muncul di hadapannya. "Oji-chan?"

Jiraya memerhatikan seluruh tubuh cucunya, Hatinya terasa tergores Melihat berbagai memar, perban dan jahitan yang di berikan oleh Minato pada cucu kesayangannya. Air mata nya tidak tertahankan untuk jatuh, Kala melihat safir itu menatap sendu kepadanya. Tangan besar yang sudah mulai keriputan itu memegang pipi kucing milik Naruto, menepuknya pelan. "Maaf, Oji-chan terlambat."

Membawa tubuh Naruto kedalam pelukannya, mengusap lembut pirang Naruto yang serupa seperti milik putranya dan mendiang istrinya. Berpindah pada panggungnya, punggung itu sudah berubah melembar, menanggung semua tanggung jawab yang begitu besar. Menanggung semua beban itu sendiri tanpa ada seseorang yang mengurangi bebannya.

Beberapa menit kemudian, jiraya melepaskan pelukannya, masih sentiasa memandangi kedua manik itu. "Benar kata Karin, luka mu belum sembuh total."

"Tapi, Hinata..."

"Istrimu aman bersama kaa-san mu, bersabarlah. Kau akan bertemu dengannya nanti."

"Tuan Naruto." ucap Fuuma dan Ayame secara bersamaan. "Kalian? Kenapa kalian bisa disini?"

"Bukan hanya aku yang membebaskan mu dari mansion, mereka berdua pun ikut membantu. Lalu bukan hanya mereka berdua, Ada satu lagi." Karin menjelaskan. "Lalu siapa yang menyelamat ku selain mereka?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

prisoner of love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang