(15)

26.6K 968 3
                                    

Aku duduk di sebuah batu yang lumayan besar, yang berada di tepi sungai itu. Angin sepoi-sepoi, udara yang sejuk, dan pemandangan yang indah menemaniku di sini. Tiba² saja aku teringat dengan sepupunya mas wawan, entah lah dia sangat gagah seperti namanya di tambah lesung pipi di pipinya membuat senyumannya terlihat sangat manis.
Saat aku sedang memikirkannya, tiba² mas wawan datang menghampiriku dari belakang.

Wawan :"nan..." Aku menengok ke arahnya.

Aku :"mas wawan.."

Wawan :"ngapain nan disini?ngga ke kebun sama iyan?"

Aku :"duduk² mas, engga mas mereka lagi nyangkul kenan mana bisa nyangkul, ngarit aja di ketawain sama bapak² karena caranya salah, lagian kenan cape pengen istirahat".

Wawan :"ohhh..."

Aku :"mas wawan sendiri ngapain kesini, bukannya tadi lagi nanem ya?"

Wawan :"udah selesai nan, mau bersih² di sungai trus liat kamu makanya aku samperin".

Aku :"ohhh.." ku lihat pemuda itu di belakang mas wawan, siapa lagi kalo bukan mas gagah. Tau kalo aku memperhatikan sepupunya, mas wawan memperkenalkan dia padaku.

Wawan :"nan ini yang tadi, sepupuku gagah. Gah kenalin ini kenan, sepupunya eko". Aku bersalaman dengannya, terasa telapak tangannya yang kasar berkapalan berbanding terbalik dengan telapak tanganku yang mulus.

Gagah :"gagah.."

Aku :"kenan.."."mas wawan nanti pulangnya aku bareng ya sampe desa. Aku ngga tau jalannya".lanjutku setelah berkenalan dengan mas gagah.

Wawan :"main ke rumahku sekalian nan"

Aku :"tapi mas..."

Wawan :"bentar aja nan, sekali-kali"

Aku :"emm yaudah deh mas..."

Wawan :"aku bersih² dulu nan"

Kemudian mas wawan sama mas gagah turun ke pinggir sungai untuk membasuh tangan, kaki, dan bagian tubuh lainnya yang kotor karena tanah.

Saat aku hendak berdiri dari batu yang aku duduki, kaki ku terpeleset yang mengakibatkan aku jatuh ke sungai. Ku kira tidak dalam, tapi ternyata kakiku tidak sampai ke dasar sungai, untung saja aku bisa berenang. Baru sebentar, ku rasakan keram di kaki ku, aku berusaha mengambil nafas panjang, kenapa? Karena kaki ku yang keram pasti tidak mungkin ku gerakkan, dan yang pasti aku masuk ke dalam air makanya aku ambil nafas panjang supaya ada pasokan oksigen saat tubuhku tenggelam.

Melihat aku yang berdiam diri di air dan perlahan tenggelam ke dalam air, mas wawan dan mas gagah segera lompat ke sungai dan menolongku. Ku rasakan tangan mas gagah membawaku ke permukaan air, dan aku pun bisa bernafas kembali.

Aku :"ahhh sakittt ...." Teriakku sambil memegangi kakiku yang keram.

Gagah :"kenapa?"

Aku :"ahhh keramm..."

Segera mas gagah membawaku ke tepi sungai dengan aku nemplok ke badannya, ku lilitkan kedua tanganku di lehernya, ku rasakan badannya yang berotot, dadanya yang bidang dan perutnya yang kotak² bergesekan dengan kontolku di dalam celanaku.

Segera mas gagah dan mas wawan memijit kaki ku dan meregangkannya, agar otot² kakiku melemas. Setelah beberapa saat, rasa sakit di kaki ku perlahan menghilang.

Aku :"udah mas... Makasih ya mas udah nolongin kenan". Tanpa menjawab mas gagah hanya tersenyum padaku. Aku yang mendapat senyuman darinya seketika merasa malu, aku menundukan wajahku karena saking kesemsem sama senyumannya.

Wawan :"sama aku ngga terimakasih nihh.."

Aku :"makasih juga mas wawan..."

Wawan :"udah yok, bajunya basah nanti masuk angin".

Dengan bantuin kedua laki² ini, aku berjalan bersama mereka. Di perjalanan pun aku masih terngiang-ngiang bagaimana bentuk tubuhnya yang berotot bersentuhan dengan ku,apalagi saat ini kaosnya basah yang membuat badannya tercetak di balik kaosnya itu, belum lagi senyumnya itu bikin dengkul terasa lemas.
______________________________________
Singkatnya kami sudah sampai di rumah mas wawan, rumahnya terletak di ujung desa, agak lumayan jauh dari rumah pakde.
Mas wawan mempersilahkan ku untuk masuk, dan menawariku untuk mandi.

Wawan :"nan mau mandi??"

Aku :"engga usah mas, kalo boleh pinjem pakaiannya aja mas, celana sama kaos".

Wawan :"bentar ya nan tak ambilin"

Kemudian mas wawan pergi mengambil pakaian untukku, sedangkan mas gagah palingan lagi mandi.

Wawan :"nih nan, kalo mau ganti di kamar yang di sebelah sana" katanya sambil menunjukkan sebuah kamar padaku.

Aku pergi menuju kamar tersebut, aku mulai melepas hoodie, kaos, celana, dan sempakku. Aku memakai pakaian mas wawan tanpa menggunakan cd, karena ngga mungkin jika aku meminjam sempak padanya. Saat aku keluar kamar, aku berpas-pas an dengan mas gagah yang habis mandi, dia menggunakan kaos singlet yang ngepres di badannya.

Aku :"habis mandi mas?"tanyaku basa-basi padanya.

Gagah :"iya.." kemudian kami duduk di ruang tamu.

Aku :"mas wawan kemana?"

Gagah :"mandi.." dingin banget sih orangnya, aku canggung duduk berdua dengannya, bingung mau ngomong apaan, namun aku berusaha mencari topik apa saja agar suasana tidak canggung.

Aku :"emm tadi mas nanem apa?"

Gagah :"brokoli"

Aku :"kok cuma berdua, ibu sama bpknya mas wawan mana?"

Gagah :"ke kebun yang lain".

Mendengar jawabannya yang singkat, aku merasa tertantang untuk mendekatinya. Karena dia ini sepertinya berbeda dari yang lain, beda dari mas eko,iyan,mas damar,manu, sama mas wawan yang gampang akrab dan tertarik denganku. Mas gagah ini sepertinya tak ada minat melirikku sedikitpun, itu lah yang membuatku semakin penasaran dengannya.

NPPD •Nafsu Para Pemuda Desa•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang