(10)

37.5K 1.1K 42
                                    

Ku tatap mata iyan sebentar, perlahan ku cium bibirnya dan dia langsung menyerang leherku, jilatan dan gigitan dapat ku rasakan di setiap sisi di leherku. Ku dongakan wajahku ke atas agar iyan lebih leluasa di leherku, ku rasakan kepala kontol iyan menyentuh pantatku.
Setelah puas dengan leherku, iyan menyuruhku membuka bajuku, dia mulai menjilati dada dan kedua putingku secara bergantian. Ku eratkan pelukanku saat iyan dengan kasar menghisap putingku, bahkan sampai terlihat merah.

Aku :"ahh yann..." Desahku di telinganya.

Kemudian iyan membawaku ke dalam kamar dan menghempaskanku ke kekasur, dia mulai membuka pakaiannya hingga dia bugil di depan mataku. Ku dekati iyan yang masih berdiri, kemudian aku jongkok di depan kontolnya dan aku mulai mengulum kontolnya. Semakin lama ku rasakan pinggul iyan ikut bergoyang maju mundur dan tangannya menahan kepalaku agar kontolnya bisa lebih masuk, aku tau dia pasti ingin keluar namun sebelum itu terjadi ku paksa lepaskan kontolnya dari mulutku, karena aku mau dia keluar bukan di mulutku, namun di dalam perutku.

Iyan :"aghhh kok di lepas si nan, tanggung nih udah mau keluar".

Aku :"yan, kamu pernah nonton bokep?"tanyaku padanya.

Iyan :"pernah".

Aku :"aku pengen kaya gitu yan".

Iyan :"caranya gimana? Kamu kan cowo ngga punya memek".

Kemudian aku lepas celanaku, ku baringkan tubuhku ke kasur, ku angkat kedua kaki ku, terlihatlah lubang anusku yang berwarna pink bersih.

Aku :"masukin ke sini yan" kataku sambil mengelus-elus lubangku.

Iyan :"serius nan?".

Aku :"serius yan".

Kemudian iyan mendekatiku, dia kocok sebentar kontolnya dan mulai mengarahkannya ke anusku. Ku rasakan panas, sakit, perih pada anusku, iyan memasukan kontolnya tanpa menggunakan pelicin sama sekali, air liur bekas seponganku pun tak cukup membantu melicinkan kontol iyan.

Aku :"ahhh yann sakittt... Di ludahinn duluu..." Kataku sambil menahan perutnya, namun iyan tak menghiraukannya, dia tetap memaksakan kontolnya masuk ke dalam anusku.

Aku :"ahhhhh sakittttt..." Teriakku saat kepala kontol iyan berhasil masuk ke dalam anusku. Gesekan kulit kontol iyan pada lubang anusku benar² dapat kurasakan, karena keringnya kontol iyan dan lubang anusku membuatnya terasa panas.

Mungkin karena iyan tidak sabar dengan sekali hentakkan mendorong seluruh kontolnya masuk ke dalam anusku. Saat aku ingin berteriak tangan iyan menahan mulutku agar tidak berteriak, air mataku menetes dari kedua mataku, benar² terasa sakit panas perihh menjadi satu di dalam anusku. Ku rengkuh tubuh iyan ke dalam pelukanku, ku eratkan pelukanku pada tubuhnya saat dia dengan perlahan menggerakkan kontolnya. Karena aku masih meneteskan air mata, iyan menghentikan gerakan pinggulnya.

Iyan :"sakit ya nan?"
Aku hanya mangangguk sambil masih memeluknya. Kemudian kurasakan iyan hendak mencopot kontolnya dari anusku, namun ku tahan, walaupun sakit banget namun aku merasakan hal yang berbeda. Sakitnya ngewe karena di paksa ternyata lebih enak dari yang ku bayangkan.

Aku :"jangan di keluarin" .

Iyan :"engga ah nan, kasian kamu, pasti sakit kamu nangis terus".

Aku :"engga yan, terusin genjotannya".

Iyan :"tapi nan..". Karena merasa terlalu lama, ku balik posisiku dengan aku di atas menduduki kontolnya dan dia di bawah. Perlahan ku angkat pinggulku dan ku dorong ke bawah begitu seterusnya hingga kontol iyan keluar masuk ke anusku dengan mudah.

Iyan :"ahhhh enak nan ahh".

Iyan terus mendesah dan meracau yang tidak², entah dia bilang lubangku sempitlah, ngegigit dan lain². Dia ngga tau aja kalo lubang ini semalem habis di pake masnya sendiri, karena aku capek akhirnya kita merubah posisi. Aku tiduran menyamping dan dia menusukku dari belakang sambil memelukku, keringat membanjiri tubuh kami berdua, kulit iyan yang licin membuatku semakin bernafsu, tangan iyan mulai meremas remas kedua dadaku. Aku yang awalnya kesakitan kini di buat melayang oleh perlakuan iyan padaku, kurasakan kontolnya semakin lama semakin dalam masuk ke dalam anusku.

Iyan :"aahhhh nan aku keluarr". Bisik iyan di telingaku sambil menghentakkan kontolnya ke dalam anusku, hingga dia akhirnya ngecrott di dalam anusku. Tanpa melepaskan kontolnya, iyan malah semakin erat memelukku dari belakang.

Iyan :"makasih nan, enak banget".

Aku :"iya yan".

Setelah beberapa saat iyan melepas kontolnya dari anusku, lelehan pejuhnya mengalir keluar bersama darah segar yang keluar akibat permainan iyan di awal tadi tanpa melumuri kontolnya dengan ludah.

Iyan :"nan, berdarah nan". Katanya sedikit takut.

Aku :"gpp, ntar juga sembuh" kataku sambil berdiri, aku dan iyan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan bol dan kontol kami sambil kami mandi sekalian. Karena aku masih merasa ngantuk akibat kurang tidur semalem, setelah mandi ku putuskan untuk tidur, sedangkan iyan entahlah dia pergi keluar tanpa berpamitan padaku. Bangun² ternyata hari sudah malem, aku di bangunkan nenek untuk makan malm.

Aku :"eemmhh nenek udah pulang?"tanyaku sambil mengucek mata.

Nenek :"sudah, ayo makan udah di tunggu pakde sama budemu".

Aku :"iya nek" dengan hawa² bangun tidur aku keluar kamar, ku lihat semua sudah berkumpul siap untuk makan. Kulihat hanya ada sayuran yang di hidangkan di situ, sayur kangkung,sop,daun pepaya dan tempe tahu.

Aku :"cuma masak sayur nek?"tanyaku sambil duduk di sebelah mas eko.

Nenek :"iya nan, nenek sama budekan dari pagi ke tempat orang yang punya hajatan, jadi ngga ada yang kepasar".

Bude :"gpp kan makan sama ini aja". Tanya bude ku padaku, aku mengangguk karena walaupun aku tidak suka sayur jika aku tolak kasian bude. Dia kan udah capek² masak, trus aku kan juga ikut bude sama pakde jadi ya ngga enak aja kalo aku harus tolak.

Aku hanya makan menggunakan tempe dan tahu yang di goreng, aku hendak mengambil sayur namun karena aku bener² ngga suka akhirnya aku hanya makan dengan tempe tahu.

Pakde :"ngga pake sayur nan?".

Aku :"emm engga pakde, tempe tahu aja udah cukup".

Bude :"masakan bude ngga enak ya nan?"

Aku :"ehh engga bude bukan gitu, kenan dari dulu emang ngga suka sayur bude".

Iyan :"tinggal makan aja susah, pake milih² makanan".

Aku :"hiss maen nyaut aja, ngga ada yang ngajak kamu ngomong ya".

Iyan :"nihh makan". Kata iyan sambil memberiku sayur daun kelapa yang pasti bisa ku tebak rasanya pahit.
"Eittt ngga boleh di kembali'in lagi" sambungnya.

Aku :"ihh nek, liat cucumu yang satu itu, bikin kenan kesel aja". Aku dan iyan benar² aneh, saat berhubungan badan terasa kami seperti orang pacaran, namun saat biasa seperti ini kembalilah kami seperti anak kecil yang suka berantem.

Eko :"udah nan makan aja, itu bagus biar kamu kuat, kuat nglayanin mas lagi kaya semalem" katanya sambil berbisik pelan padaku.

NPPD •Nafsu Para Pemuda Desa•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang