Hari ini Karin sangat sibuk, Ia bahkan tak sempat untuk duduk. Kantor padat dengan berita dadakan seorang pejabat tinggi yang meninggal dunia, bahkan jam telah menunjukkan pukul 14.25 WIB.
Karin belum ada makan siang sama sekali, semuanya tak terpikirkannya lagi akan makan apa ia nanti.
"Rin!! AYOK APALAGII!! " melihat temannya yang sudah membawa tas yang penuh dengan peralatan untuk meliput di kediaman rumah duka.
Segera Karin berlari "Iyaa!! "
"Cepat lu rapih-rapih, liat tu kru tv lain udah mulai rebutan posisi yang bagus buat siaran langsung"
"Iya-iya sabar dong" merapihkan rambut dan bajunya. "Udah ayok mulai "
"Oke, siap, lagi koneksi " mulai mensetting kamera "dalam hitungan, 5...4...3...2...1... mulai"
"Selamat sore pemirsa. NNC INDONESIA sore saya saat ini sedang berada di rumah duka alm.Bapak wakil menteri ekonomi. Tampak yang anda saksikan saat ini sudah ada beberapa pelayat yang hadir dikediaman almarhum yaitu bapak presiden republik indonesia, bapak menteri ekonomi, bapak ketua dpr. Ibu menteri kelautan,dan ada pejabat-pejabat tinggi lainnya yang sudah hadir dikediaman alm. Dapat anda saksikan di layar televisi anda area sekitar rumah duka cukup dijaga ketat oleh TNI dan Polri yang bertugas........."
Selesai memberikan laporan Karin yang sedang sibuk membantu menyusun perlengkapan kamera.
"Maaf saya terlambat"
Suara yang tidak asing ditelinga Karin, membuatnya berbalik melihat apakah benar yang sedang dipikirkannya.
Seketika terdiam saat melihat Naufal yang baru saja datang, melihat dari kejauhan seorang Naufal Arav Setya."Udah siap rin?? " tanya temannya yang tengah sibuk memasuki tas perlengkapan.
"Eh? Udah-udah kok"
"Yaudah, ntar pas gerak ke pemakaman kita live lagi, sementara kita jeda dulu sebentar ya"
"Oh-oke"
Karin berjalan masuk ke dalam mobil.
***
Naufal masih mengobrol dengan para pelayat, sesekali menyambut pelayat yang baru saja datang.
Karin hanya bisa melihat wajah Naufal dari dalam mobil, sudah lama tidak bertemu dengan seorang Naufal."Rin, report lagi yuk"
"Oh iya, bentar ya bang.."
"Oke sip"
Karin keluar dari dalam mobil, segera mengambil microphone dan memberikan laporan secara langsung.
Naufal yang tengah sibuk membantu keluarga yang berduka, tanpa sengaja melihat seorang Karin yang tengah panas-panasan memberikan laporan liputan. Mata Naufal tak sekalipun terlepas dari seorang Karin, meskipun posisi Karin sangat jauh dan sering tertutupi oleh wartawan yang mengambil gambar liputan.
"Fal, gimana kabar" seorang koleganya yang sudah lama tak bertemu meyapa.
"Alhamdulillah baik"
"Sakit apa almarhum ? " tanya koleganya "maaf gak tau, soalnya pas dengar kabar langsung kesini, gak liat-liat berita lagi"
"Sakit Maagh parah, padahal almarhum sering ketemu sama saya"
"Semoga almarhum diterima di sisi yang maha kuasa dan dilapangkan kuburnya"
"Aamiin"
"Aamiin" sahut koleganya.
Karin yang sedang panas-panasan memberi laporan, sedang berjuang menahan rasa hausnya.
Kapans selesainya ini laporan
Cuaca mulai berubah secara perlahan menjadi sedikit mendung, suasana rumah duka semakin dipadati oleh wartawan yang ingin mengambil gambar liputan tentang situasi didalam rumah.
***
"Kerja kerja kerja" ucap seorang kameramen yang sedang duduk beristurahat menunggu bersama wartawan lainnya.
"Liputan liputan liputan " sahut teman Karin yang juga setuju atas.
"Gak kerja, gak dapat cuan" sahut seorang lagi disertai anggukan setuju.
Karin hanya diam mendengarkan tak ingin ikut dalam obrolan mereka, Ia lebih memilih memainkan ponselnya sesekali melihat keadaan rumah duka.
"Bangkit woi bangkit, liputan, dah mau gerak ini dimakamkan" semua wartawan sontak bangkit dari posisi duduknya dan segera bersiap merekam.
Karin segera memberikan laporannya.
***
Selesai liputan sampai mengikuti ke pemakaman, Karin mencoba untuk mencari tempat untuk beristirahat sejenak sebelum kembali ke kantor.
"Rin istirahat di mobil aja, jangan di sini"
"Iya, lemes banget"
"Mau gua bantu? "
"Enggak, gak papa makasi"
"Yaudah, gua masih mau ngambil beberapa gambar. Tunggu di mobil aja ya, istirahat"
"Iya"
Karin segera berdiri dan berjalan dengan tertunduk lesu, badannya lemas tiba-tiba sepertinya saat ini Ia sedang tidak sehat.
"Eh? "
Tangan seseorang tiba-tiba membantunya berjalan, hampir saja Karin terjatuh. Wajahnya tampak serius, menatap Karin yang sudah hampir tak mampu untuk menahan tubuhnya.
"Pelan-pelan"ucapnya. Naufal Arav Setya.
Karin hanya diam saat melihat wajahnya, tak ada kata yang bisa diucapkannya. Hanya ada canggung diantara mereka berdua.
"M-makasih" sesaat sampai di mobil.
"Lagi gak enak badan? "
"Iya"
"Saya antar pulang kerumah langsung ya"
"Enggak-gak usah, mau ke kantor lagi soalnya "
"Gak usah ke kantor lagi, saya izinin sama kru kamu langsung ya, tunggu saya disini jangan kemana-mana saya ambil mobil dulu sebentar.."
"Ta-tapi-" belum selesai Karin berbicara, Naufal segera pergi berlari meniggalkan Karin.
Sekitar 5 menitan kemudian rekan kerja Karin kembali ke mobil, setelah selesai dengan pekerjaannya.
"Bentar ya Rin, gua masukin ini dulu ke bagasi belakang" menunjuk peralatan kamera, tas, dan tripod.
Hingga Naufal pun datang menghampiri mobil Karin.
"Permisi.. " ucap Naufal yang sudah berhadapan dengan rekan kerja Karin.
"Iya, eh pak Naufal"
"Iya, mohon maaf, saya boleh minta izin bawa Karinnya? Soalnya dia sedang tidak sehat, mau di bawa pulang kerumahnya"
"Karin gak enak badan? " tanya rekannya yang melihat karin.
"Iya bang, maaf" jawab Karin dengan lemas.
"Lah ngapa minta maaf ke gua, yaudah balik-balik kerumah aja, ntar gua yang bilang izinnya ke kantor "
" boleh saya bawa ya ?" tanya Naufal lagi.
"Iya pak, silahkan-silahkan"
"Terimakasih sebelumnya"
"Ah enggak pak, gak papa"
Naufal membantu Karin berjalan menuju mobilnya dan menjalankan mobil nya meninggalkan area pemakaman.
Karin hanya diam di mobil dan sesekali matanya terpejam. Naufal menyetir dengan hati-hati menuju alamat yang sudah diberikan oleh Karin tadi.
Tanpa suara sedikit pun di antara mereka, hanya ada keheningan di antara mereka yang sudah lama tidak saling sapa dan sudah lama tak bertemu.
"Rin.. Karin.. "
KAMU SEDANG MEMBACA
In Your Heart [TERBIT]
RomantizmStaff kepresidenan tampan, berkharisma, berpikir logis, serta selalu berbicara tenang dan formal. Wajahnya cukup sering disorot kamera dan difoto secara diam-diam tanpa diketahui olehnya. Ia cukup terkenal di media sosial terutama Instagram karna w...