eleven ; deadly promise

1.7K 246 22
                                    

"Kau sungguh datang?" wanita itu tertawa geli. Ia menatap pria itu dengan penuh penilaian, sorot yang penuh penasaran itu tampak mengecil bersamaan dengan langkah yang ia ambil.

"Jangan berharap, jalang," desisan tajam itu begitu menusuk pendengaran wanita ini. Begitu tajam dan kasar, juga penuh dengan nada kebencian. Well, pria itu memang memiliki karakter yang arogan.

"Tidak masalah, yang penting kau sudah datang kemari," wanita itu berjalan mendekati si pria, ia mengelus rahang yang tidak dipenuhi bulu-bulu halus sedikit pun. Namun, sang pria malah membuang pandang sembari membuang napasnya dengan kasar.

"Kau begitu kejam, sayang. Pantas saja Jisoo terlihat tidak bahagia denganmu."

"Berapa yang kau mau?"

Wanita itu berbalik badan, ia duduk di bibir kasur dengan kaki menyilang, nyaris menampakkan pangkal pahanya yang tidak dilapisi oleh apapun. Well, wanita penggoda memang memiliki seribu satu cara untuk menangkap mangsanya.

"Kau terlihat lelah, sayang. Bagaimana jika tidur lebih dulu lalu besok kita akan membicarakan kesepakatannya?"

Pria itu mendengus heboh. Sial! Ia benci membuang waktu seperti ini. Tidak bisakah wanita keparat ini terus terang saja, mengatakan apa yang ia mau dan berapa banyak dolar yang ia inginkan.

Pria itu berjalan mendekat, berdiri tepat dihadapan sang wanita yang mendongak dan tersenyum lebar. Menampakkan barisan gigi putih rapinya dengan wajah sok cantik yang pria ini benci.

Ah tidak-tidak, senyuman itu sangat ia sukai, tapi itu dulu. Jauh sebelum penjinak segala emosinya datang, malaikat tanpa sayap dengan kecantikan yang tidak tertandingi itu melangkah masuk ke rumahnya dan sedang mengandung Lucifer kecil yang merepotkan.

Ah sial, ia jadi merindukan wanitanya.

"Aku benci mengakui ini, tapi melihat dirimu dan Jisoo benar-benar membuatku ingin menyalahkan takdir. Bagaimana mungkin kau menemukannya dan menemukannya kemarin? Bagaimana janji anak kecil terwujudkan ketika mereka dewasa? Bukankah itu terlalu klise, Victor?"

Victor menatap wanita itu tidak senang. Sarat akan kebencian yang berkobar pada netranya. Otaknya benar-benar panas karena memupuk begitu banyak rasa kebencian untuk wanita ini yang tidak mampu untuk ia abaikan begitu saja.

"Kau bersikap kasar padanya, seolah kau sungguh membencinya padahal jelas kau begitu mencintainya, Victor. Kau tau, kau hanya bajingan tengik yang sok lugu. Bersikap membenci Jisoo hanya karena dia juga membuat janjinya pada JK. Wanita itu benar-benar beruntung. Dia hidup dengan dua pria yang rela mengorbankan nyawa mereka untuknya."

Wanita itu bangkit, ia berjalan menuju jendela besar yang menampilkan langit malam Seoul yang dipenuhi oleh warna-warni dari lampu malam. Kota metropolitan itu benar-benar sangat cantik dengan angin segar yang berhembus di musim semi ini.

"Tinggalkan Jisoo dan menikahlah denganku. Aku hanya menagih janjimu, Victor Lee. Bukankah kau berjanji menikahi ku di depan makam ibumu? Atau aku bersumpah akan membunuh Jisoo dan anakmu, Lee Taehyung."

Kepalan tangan Victor semakin menjadi-jadi dan siap melayang pada wanita itu. Namun ia urungkan, wanita licik dengan otak setan ini tidak pantas mati begitu saja. Wanita itu harus mendapatkan kematian karena permohonannya sendiri.

"Akulah yang akan membunuhmu lebih dulu, Kim Sojung."

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lucifer And His Tamer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang