six ; pregnant

1.8K 277 53
                                    

Jisoo tersenyum lebar. Menatap pantulan dirinya di depan cermin yang menampilkan seluruh tubuh wanita itu.  Kemudian Jisoo menepuk-nepuk perutnya pelan.

Setelah malam di mana ia memuntahkan seluruh isi perutnya di kemeja mahal Taehyung yang membuat suaminya itu memakinya dengan oktaf yang tinggi, akhirnya keesokkannya Taehyung memanggilkan dokter pribadi keluarganya untuk memeriksakan keadaan Jisoo.

Karena jika Jisoo mempermainkannya, maka wanita itu harus siap untuk tidak keluar kamar selama seminggu.

"Kau hamil," dua kata dari dokter yang membuat Jisoo bahagia bukan main. Ia mengucapkan syukur pada Tuhan ribuan kali di dalam hatinya.

Jisoo bahagia. Wanita itu benar-benar sangat bahagia hingga ia menyapa seluruh pekerja di rumah ini dengan hati yang riang.

Sedangkan Taehyung, suami Jisoo itu hilang bagaikan tenggelam di palung Mariana begitu dokter memberikan keterangan yang kemungkin menggetarkan hati suaminya itu.

Jisoo tidak perduli pada Taehyung. Walaupun sebenarnya ia ingin mengetahui apa yang Taehyung rasakan begitu dokter memberikan kabar yang bahagia ini.

Jisoo bukanlah wanita yang akan membuang anak yang tidak ia inginkan ini. Apapun ceritanya, sekejam apapun Taehyung memperlakukannya, namun Jisoo tetaplah Jisoo. Hati malaikatnya tidak akan pernah menolak kehadiran janin ini. Jisoo justru menerimanya dengan lapang dada. Dan bukankah itu yang seharusnya?

Dan jika Taehyung akan membenci kehamilannya, maka Jisoo akan dengan lapang dada juga mengurusi anaknya, mengurusi dirinya sendiri.

Jisoo merapikan meja tamu. Ia sibuk menatap bunga-bunga palsu yang tadi ia minta ke Hoseok agar kacung Taehyung itu membelikan bunga sesuai catatan yang Jisoo berikan. Tentu dengan pot kecil yang sangat manis.

Wanita itu tidak bisa diam. Selalu ada kegiatan yang ingin ia lakukan. Termasuk menata bunga-bunga ini. Padahal sudah jelas jika bunga-bunga palsu itu sangat tidak dibutuhkan di dalam rumah Lucifer ini.

Karena semekar apapun bunga palsu itu, jika mereka tetap hidup di dalam lingkaran api sang Lucifer, maka mereka akan mati pada akhirnya, sekali pun itu palsu.

Sesekali ia bersiul, bernyanyi riang dan kecil kemudian terkekeh kecil saat ia menggoda para pekerja yang melewatinya. Jisoo benar-benar bahagia. Ia sungguh sangat bahagia hingga rasanya untuk hari ini dia tidak akan menangis.

Namun semua itu harus lenyap dalam angannya. Ketika Taehyung masuk ke dalam rumah ini bersama dengan seorang wanita yang ia tarik, membuat hati Jisoo mendadak tercubit, sangat nyeri.

Jahitan pinggiran baju yang sobek, dasi Taehyung yang acak juga rambut yang berantakan, serta noda lipstik di bibir suami Jisoo itu, sudah dipastikan jika kedua manusia itu siap berbagi ranjang nanti.

Kaki Jisoo mendadak lemas. Ia tidak mampu berdiri tegak walaupun Jisoo sedang tidak lapar. Dan Taehyung menatapnya begitu sengit.

"Kau hamil, dan aku tidak akan berbaik hati untuk menyetubuhi mu dengan penuh cinta. Untuk sembilan bulan ke depan, wanita ini yang akan tidur di sampingku."

Bagaikan petir di balik awan yang cerah, hati Jisoo teramat sakit mendengarkan penuturan Taehyung ini. Ia tahu mereka menikah bukan karena cinta, melainkan Jisoo dengan hati malaikatnya hanya berniat menggantikan adiknya agar Taehyung tidak malu di depan para tamu yang saat itu sudah memenuhi ballroom.

Namun kenapa terjadi seperti ini?

Kurang baik apa Jisoo hingga wanita itu merelakan dirinya pada Taehyung, menyerahkan segalanya pada Lucifer itu hingga tiada lagi yang tersisa. Termasuk harga dirinya sekalipun.

Lucifer And His Tamer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang