fall in love with you, 2019

448 79 1
                                    

Eric!

Ditahun paling melelahkan bagi Sohn Eric— 2019, empat angka penuh keluhan yang sialnya hari ini ia malah terlambat bangun ke sekolah.

Panggilan dari Mama-nya, Eric lekas turun ke bawah. Sudah rapi dengan seragam, walaupun memakainya dengan terburu-buru dan asal— Eric melenggang pergi hanya mengambil roti panggang, tak lupa memakai sepatunya.

Mama, Eric pergi dulu ya!

Eriicc! Minum susunya dulu!!

Sayang Eric sudah terlanjur lari keluar rumah. Mengejar bus yang untungnya masih berhenti di halte— tak jauh dari rumahnya.

Masuk ke dalam bus, tak lupa membawa kartunya yang ia gunakan untuk membayar tadi. Eric duduk didekat jendela, penuh cemas, takut ia terlambat sampai sana.

Eric itu tidak pernah terlambat sekolah, kalau terlambat ia bisa gawat. Eric kan dari awal masuk sekolah ingin mencetak rekor— anak yang tidak pernah terlambat masuk sekolah dalam hidupnya.

Meniup poninya gemas, Eric mengutuk kenapa busnya tidak terbang saja— kan kalau terbang bisa lebih cepat.

Bruk!

Eric mendengus. Ada seorang pemuda seumuran dirinya— ah, satu sekolah, yang datang tiba-tiba dan langsung mendudukkan dirinya disamping Eric.

Namun sepertinya pemuda itu tak peduli, ia malah menyumbat telinganya dengan earphone— mendengarkan musik kencang-kencang. Bahkan Eric yang disebelahnya bisa mendengar samar-samar.

Gila.. Apa telinganya gak sakit?, batin Eric heran.

Daripada memikirkan hal itu, Eric memilih tak peduli. Pemberhentian selanjutnya adalah halte dekat sekolahnya, dan ia harus siap-siap turun untuk itu.

Namun sialnya, bagaimana Eric bisa turun kalau pemuda disebelahnya ini masih saja tak beranjak dan malah memejamkan mata dengan nyaman?

Eric jadi ingin menggetok kepala pemuda disampingnya.

“Woi.”

Eric memanggil pemuda asing itu, namun tak kunjung dapat respon. Berulang kali hingga ia jenuh sendiri, hingga akhirnya Eric menepuk pundak pemuda yang entah tak tahu namanya.

Berhasil, pemuda disampingnya bangun.

“Hm? Apa?”

Eric kesal. “Minggir. Gue mau turun dari bis.”

“Yaudah turun. Apa susahnya?” respon pemuda itu malas dengan suara serak.

“Lo ngehalangin jalan gue. Minggir.”

Pemuda disebelahnya berdecak malas. “Iya dah, galak bener jadi orang.”

Beranjak bangkit, bersamaan dengan bus berhenti di halte— Eric melangkah turun, diikuti oleh pemuda asing itu dari belakang.

Eric pikir kesialannya di tahun 2019 hanya sampai situ saja. Namun ternyata hari esoknya lagi-lagi sial. Melihat pemuda yang menyulitkannya kemarin duduk lagi disamping Eric membuat Sohn mendengus.

Ini sudah terjadi berulang kali. Hampir dua minggu.

Baru saja akan menyumpal telinga dengan earphone, Eric menyela.

“Lo, kalo duduk disamping gue jangan pake earphone, jangan tidur juga!” larang Eric tajam.

Pemuda itu menghembuskan napas malas. “Emang kenapa?”

“Gue males banget bangunin lo setiap mau turun.”

Pemuda itu menaikkan salah satu alisnya. “Jujur, gue juga gak minta lo bangunin gue..”

Eric menatap sengit. “Trus gue turun dari bisnya gimana?”

“Itu..” pemuda asing menyebalkan disamping Eric terlihat berpikir sejenak. “.. Gue gak peduli sih.”

Geram Eric memukul bahu pemuda itu dengan keras. Namun bukannya merasa sakit, pemuda bertubuh tinggi dengan rambut cokelat acak-acakan itu tergelak puas.

“Lucu juga, udah hampir dua minggu lo bangunin gue ditempat yang sama— satu sekolah pula, tapi kita belum kenalan. Nama gue Kim Sunwoo, panggil Sunwoo aja. Nama lo siapa?”

Eric mendengus, mengalihkan pandangannya ke arah lain. “Eric Sohn. Panggil aja Eric.”

Eric memilih tak peduli, memperhatikan jendela yang menampakkan pemandangan padatnya jalanan pagi oleh orang-orang berlalu lalang. Tanpa tahu Sunwoo disampingnya memperhatikan dirinya diam-diam, sembari tersenyum tipis.

-----

Hampir lima bulan lamanya jika dihitung sejak keduanya pertama kali bertemu. Jujur saja, Eric juga tak paham kenapa Sunwoo malah semakin menempel padanya. Dan Eric benci mengakui bahwa dirinya sedikit tertarik dengan pemuda bermarga Kim itu. Hanya sedikit.

Yah bagi Eric tak seberapa, karena ia menyadari setiap kali melihat Sunwoo tersenyum bahagia— hati Eric berbunga-bunga. Atau bahkan Sunwoo yang iseng mengacak rambutnya, kurang ajarnya acakan itu juga sampai terasa di hatinya.

Perlakuan sederhana semisal Eric lupa membawa bekal, Sunwoo dengan baiknya menyodorkan. Pernah sekali Eric jatuh karena kepalanya terkena lemparan bola basket hingga pingsan. Lalu yang Eric dengar dari temannya, Sunwoo mengamuk marah pada teman sekelasnya yang tak sengaja melempar bola basket itu pada Eric— sebelum akhirnya ia berlalu pergi menggendong Eric, membawanya menuju UKS untuk diobati.

Bagaimana Eric tak merasakan ada kupu-kupu beterbangan diperutnya setiap kali mereka bersama?

Eric suka Sunwoo. Sedikit. Iya, sedikit. Hanya sedikit.

Namun tak tahunya, pulang sekolah hari itu ternyata menjadi hari paling indah sepanjang masa. Saat Eric duduk ditaman, awalnya bingung kenapa Sunwoo mengajaknya kesini. Lalu dibuat terkejut saat Sunwoo menyodorinya bunga dengan kalimat cinta.

Sebenarnya bukan kalimat cinta, namun bagi Eric apapun yang Sunwoo ucapkan hari itu— menjadi kalimat terindah yang Eric pernah dengar.

Sunwoo menggunakan aku-kamu, untuk pertama kalinya. Terdengar sedikit menggelikan, Eric menahan tawanya.

Lima bulan hampir berlalu, kalau hari itu aku gak duduk disampingmu— mungkin hari ini aku gak nyodorin bunga ini ke kamu. Mungkin entah kita jadi orang asing. Sebatas kenal nama, tapi gak tau keberadaannya.

Eric, dari awal aku duduk disamping itu hanya pura-pura tidur..

Hanya mau kamu bangunin aku dengan cara yang sama? Sebelum kita berkenalan dan menjadi teman?

Kalau status temannya aku ganti hari ini boleh gak?

Maka dari itu, dengan menahan segala degupan jantungnya dan tawanya karena melihat raut wajah Sunwoo seperti menahan buang air besar— Eric mengangguk. Mendeklarasikan hari itu juga bahwa Sunwoo dan dirinya resmi berpacaran.

Tahun 2019 tak lagi sial, karena punya Sunwoo dan Eric bersama.

Boleh, Sunwoo. Hari ini status temannya boleh diganti. Jadi sahabat ya?

“— Hahaha! Bercandaa!

LUPA MAU UPDATE :(
maaf ya kemaleman...

btw, chapter ini flashback dulu ya, karena aku belum sempet ceritain awal mereka ketemuan gimana, awal pacarannya gimana.

daaann, pertanda juga cerita ini bakal selesai sebentar lagi. cuman tinggal sekitar 3 chapter trus udahan kayaknya hahaha sedih :")

mellifluous, sunric ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang