because you are my happiness, 2020

682 97 3
                                    

“Aku gak suka materi ini, Nu.”

Sunwoo menoleh pada Eric yang sedari tadi mengeluh karena tugas sekolah terlalu banyak dan sulit dikerjakan. Diletakkannya ponsel dengan keadaan menyala, Sunwoo  mendekat— membaca materi yang Eric keluhkan.

“Mungkin kamu bisa cari dari sumber lain? Internet? Atau buku paket?” Sunwoo memberi saran.

“Buku paket gak lengkap, Nu. Disoal suruh jelaskan, padahal dibuku paket cuman sebutkan. Percuma buku paket tebel tapi gak lengkap,” Eric mengomel kesal, yang dominan terkekeh melihatnya.

“Bioma bisa kamu cari di internet, Eric. Karakteristiknya juga bisa kamu temui, lengkap kok.”

“Bioma aku masih bisa, Sunwoo. Tapi aku gak suka materi kemaritiman,” Eric mengerucutkan bibir. “Udahan ya belajarnya? Aku capek mau bobok aja.”

Maka dari itu Sunwoo menepuk bahunya pelan, sembari tersenyum maklum. “Senderan sini.”

Eric turuti, menyenderkan kepalanya dengan senang hati. Sedangkan Sunwoo Kim guna membagi rasa nyaman, mengelus punggung Eric sesekali mencium pucuk kepalanya lembut.

Hal yang jadi favorit Eric adalah ketika Sunwoo memperlakukannya dengan sangat baik. Sekedar memeluk atau menawarkan bahunya untuk bersandar— Eric sudah merasa jadi orang yang paling beruntung di dunia karena bisa menjadi milik Sunwoo seorang.

Kepala Eric mendongak, tatapannya bertemu dengan Sunwoo yang sedang tersenyum tipis padanya.

Sepertinya disaat-saat inilah yang akan Eric rindukan setiap hari. Tempat yang menyuguhkan rasa nyaman dan kehangatan. Juga senyum ramah yang menyambut seolah ucap selamat datang dipelukan dan terima kasih telah menetap. Eric bahagia punya Sunwoo.

Eric sebenarnya tak meminta lebih, cukup ada Sunwoo di sini; ia akan tenang. Dengan segala tingkah laku manisnya yang bisa membuat pipi memerah dan keisengannya yang membuat geleng kepala— bagaimana Eric bisa melupakan Sunwoo begitu saja?

Terlalu banyak kenangan yang mereka ukir diwaktu sesingkat ini, tentu saja tak mudah dilupakan. Sunwoo sangat berarti dalam kehidupan Eric.

Lalu saat dirinya seolah tertampar kembali ke realita, yang ia dapatkan bukan lagi pelukan hangat di kamar bernuansa abu-abu. Namun sudut yang perlahan membeku, jauh membisu, kala Eric hanya bisa berdiri kaku— tanpa adanya Sunwoo.

Kapan lagi Eric bisa merasakannya?

Bisikan-bisikan penuh rindu terngiang di kepala. Satu-dua hal tak bisa mendeskripsikan bagaimana berharganya Sunwoo dikehidupan Eric hingga pemuda itu kembali menangis.

Entah sudah keberapa kalinya hari ini. Tangis tak bersuara, Eric hanya bisa mengepalkan tangan kuat— menyesali waktu dulu yang tak ia gunakan lebih untuk membalas perhatian Sunwoo yang diberikan padanya.

Eric dulu kebanyakan mengeluh, tanpa ada keinginan bertanya— apakah Sunwoo baik-baik saja dalam kehidupannya? Bagaimana harinya? Apa hari Sunwoo berat?

Eric terlalu fokus dengan dirinya sendiri; egois. Namun apa bisa Eric mengembalikan waktu di mana Sunwoo masih ada di sampingnya?

Tidak.

Memori sekelebat melintas, foto di sudut kamar yang merekam jelas banyak pengalaman bahagia— membuat Eric semakin takut untuk tak kembali tenggelam dalam halusinasi.

Jam dinding berdetak seirama ketika Eric mendengar langkah kaki dari kejauhan, sebelum ia memejamkan mata lagi. Kembali mendengar suara favoritnya, merdu— hanya Sunwoo miliknya yang punya.

mellifluous, sunric ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang