chapter × 11

90 15 0
                                    

"Kau.. (Name) kan? "

Hening, pada saat pemuda itu menanyakan hal simple tapi mematikan. Ya di mata gadis itu.

"Emm mohon maaf senior.. Apa ada masalah, sampai anda mengikuti kami" ucap rin memecahkan keheningan

"Tidak. Aku hanya ingin tahu, apakah benar gadis itu bernama (name)? " ucap rindou. Sambil menunjuk (name).

Dan ketika (name) mendengar namanya di sebut, mukanya langsung berubah pucat dan seketika ia ingat semua kejadian yang memalukan. Pada saat bersama rindou

"Benar... Dia (name) , tapi apa ia pernah berbuat salah pada senior? "Tanya rin













Tidak ada balasan. Rindou tetap tidak berhenti memerhatikan (name) yang ketakutan pada saat itu.

Oh (name) ingin sekali pingsan saat dirinya di pelototi oleh rindou. Manik violet yang indah menatap manik biru mudanya dengan tajam.

"AHHHH KENAPA DIA MENATAPKU BEGITU?! Apa aku pernah buat salah?!" panik sang gadis dalam hati

Melihat sahabatnya yang di pelototi dan pertanyaannya yang tidak dijawab, rin pun segera berjalan ke hadapan rindou dan berkata.

"Emm mohon maaf senior, apakah anda sopan untuk menatap seorang gadis seperti itu, terlebih pertanyaan saya belum anda jawab" ucap rin tegas, dengan senyuman di mukanya

"Onegai-nee senpai, jangan terlalu kasar pada perempuan" lanjut rin, setia dengan senyumannya yang manis namun mematikan.

"Tidak." jawab rindou singkat

"Aku tidak akan menjawab pertanyaan mu, tapi aku punya permintaan" lanjut rindou

"Unm! Senpai memang tidak sopan ya, tapi aku akan bertindak dengan bijak, silahkan lah ajukan permintaan anda. senpai" ucap rin yang menyipitkan matanya sembari tersenyum

"Aku ingin.. Kau pergi dari sini, dan tinggalkan aku berdua dengannya" ucap rindou sebagai permintaan.

(Name) yang sendari tadi menyimak, tiba tiba tersentak, kenapa rindou ingin berbicara dengannya empat mata.

"Ha?!! Tidak aku tidak mauu!!, rin! Onegai jangan tinggalkan aku!" ucap (name) dalam hati

"Maaf senpai.. Saya tidak bisa mengabulkan permintaan anda" jawab rin

"Tinggalkan aku dengannya. " tegas rindou, sembari meninggikan nada suaranya.

Rindou manatap rin tajam dan juga sebaliknya.

Bahkan sampai terlihat aliran listrik dari sela sela tatapan mereka.

Melihat itupun (name) tidak berani membuka suara sama sekali. Ia tidak pernah melihat sahabatnya seserius ini.

Manik violet yang menatap satu sama lain, tidak ada pandang yang terputus dari keduanya. Tapi...

"Hm.. Baiklah aku akan pergi" ucap rin

Rin menyerah, entah apa yang mematahkan kegigihan nya, sekarang apa yang akan terjadi pada (name). Gadis yang malang.

"Rin!! Jangan pergi! Onegai! Jangan tinggalkan aku" ucap sang gadis dalam hati sembari melihat sahabatnya menjauh dan meninggalnya sendiri.

Setelah rin pergi, suasana kembali hening, tidak ada yang membuka suara. Dari rindou maupun dari (name) .

(Name) takut sehingga tidak bisa berkata kata. Tapi rindou.. Mengapa ia tidak membuka pembicaraan? Bukannya dia yang minta untuk berbicara dengan (name) empat mata?

Unclear Love  ||𝐇𝐚𝐢𝐭𝐚𝐧𝐢 乂 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬 ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang