11

2.5K 205 27
                                    

Jeno terbangun karena suara dering dari ponselnya yang memekakkan telinga. Ia meraih ponselnya di atas nakas di sampingnya. Ia pun menggeser tombol hijau lalu mendengarkan bacotan Chandra di seberang sana.

Setelah selesai menelpon, Jeno mengucek matanya dan sedikit menguap. Matanya menatap ke arah selimut di atas tubuhnya. Ia pun mengangkat selimut itu yang menampilkan tubuh polosnya. Ah benar. Kemarin saat turun dari rooftop Mark membawa ia ke rumahnya untuk mengerjakan tugas masing-masing.

Jeno terkekeh karena mengingat betapa bodohnya ia kemarin yang dengan sengaja menyalakan video porno dari laptop nya di depan Mark. Lebih bodohnya lagi, ia masturbasi di depan Mark dengan desahan-desahan laknat yang membuat Mark akhirnya tidak bisa menahan diri. Dan terjadilah acara bermain pedang-pedangan.

Cklek

Mark yang memang bangun lebih awal pun membawakan nasi goreng dengan telur mata sapi di atasnya.

"Udah bangun?"- tanya Mark yang mendudukkan dirinya di tepi ranjang samping Jeno. "Nih makan dulu, gue suapin-aaaa"- Mark menyodornya nasi goreng ke depan mulut Jeno.

Jeno pun menerima suapan Mark. Nasi goreng ini sangat enak. Ia mengunyah nasi goreng itu hingga halus lalu menelannya. Sebenarnya ia tidak biasa makan di pagi hari saat belum sikat gigi, rasanya sangat tidak enak. Namun karena Mark sudah serepot ini membuatkan sarapan dan menyuapinya, Jeno pun hanya bisa menerimanya.

"Lo bisa masak?"

Mark yang ditanya pun tersenyum lalu menggelengkan kepalanya.

"Ngga bisa-bikin telor ceplok aja gagar terus, bleberan minyaknya kemana-mana, banjir minyak"- jawab Mark sambil tertawa dan terus menyuapi Jeno.

"Terus ini beli dimana?"

"Hm? Ini gue yang masak"

Jeno mengernyitkan dahinya. Lelaki yang sedang menyuapinya ini tidak jelas.

"Katanya ngga bisa masak?"

"Iya. Ini tadi vc Rendi buat minta kasih tau cara bikin nasgor sama telor ceplok"

Seketika wajah Jeno berubah menjadi datar. Ia kesal dan bertanya-tanya kenapa Mark sangat dekat dengan Rendi. Ia tau Rendi adalah satu-satunya teman Mark. Satu-satunya orang yang membela dan melindungi Mark saat pembullyan itu terjadi berulang-ulang.

'Tapi kenapa harus Rendi terus yang lo bahas sih!?'- batin Jeno.

Kemarin saat membahas orang tua, Mark menyebut Rendi sebagai contoh seorang yang hidup jauh dari orang tua. Saat membuat tugas Mark membahas Rendi, Rendi rajin, Rendi pintar, Rendi cepat menyelesaikan tugas sebanyak apapun. Pokoknya Rendi, Rendi, Rendi. Itulah salah satu alasan Jeno menyalakan video porno di laptopnya.

Dan sekarang Mark membahas Rendi lagi?

Set

Jeno mendorong sendok yang berada di depan mulutnya, membuat beberapa butir nasi berjatuhan ke atas kasur dan selimut yang ia gunakan.

"Kenapa? Udah kenyang?"- tanya Mark sambil memunguti nasi yang berjatuhan.

"Kenyang. Kenyang banget"- jawab Jeno datar.

Jeno beranjak dari tempat tidur untuk ke toilet dengan memaksakan bagian bawahnya yang terasa sakit karena gesekkan saat ia melangkah. Dan dengan tubuh polosnya.

Jeno mengunci pintu toilet dengan terburu. Ia berjalan ke arah cermin di sebelah kanan. Melihat pantulan dirinya, perlahan air matanya mengalir tanpa diminta.

Jeno mendengar suara pintu di tutup. Itu artinya Mark sudah keluar dari kamarnya. Ia mengusap air matanya, rahangnya mengeras. Ia pun memejamkan matanya sejenak.

BULOL - [MARKNO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang