2

18 4 0
                                    


~~

"Semua masih sama, tidak ada yang berubah. Aku masih disini. Hanya saja, Aku sedang mencoba untuk tidak memprioritaskanmu lagi „

~~

Tidak ada yang mudah jika menyangkut perpisahan, seperti itulah yang dialami Anthony saat ini. Hari-hari yang dilalui Anthony masih sama dan sepertinya memang belum berubah sejak 3 tahun terakhir. Setiap paginya, ia terbangun lalu memandangi sebuah bingkai foto diatas mejanya lalu kemudian bersiap-siap dan pergi ke lapangaan lebih awal untuk melanjutkan latihan rutinnya dan kembali ke asrama lebih awal juga. Semua orang sudah mencoba untuk mengembalikan semangat Anthony namun belum juga membuahkan hasil

Selepas melakukan Latihan rutin, biasanya para atlet tunggal putra berkumpul bersama dipinggir lapangan. Sekedar berbincang-bincang santai dengan topik random sambil melakukan pendinginan ringan. Suasana lapangan latihan tampak sudah sepi hanya menyisakan anak-anak tunggal putra saja karena latihan sudah selesai kurang dari satu jam yang lalu. Seperti biasa, Anthony kembali tidak hadir dalam kegiatan tersebut. Sekali dua kali ia hadir namun ia tidak pernah bersuara. Ia lebih sering menyelesaikan latihannya lebih dulu dan melakukan pendinginan sendiri kemudian kembali ke asrama lebih awal dibanding teman-temannya. Hal itu telah terjadi sejak 3 tahun kebelakang. Teman-temannya juga sudah paham dan maklum akan sifat Anthony selama itu.

Selesai pendinginan ringan, mereka (anak-anak tunggal putra) segera bersiap-siap untuk kembali ke asrama mereka masing-masing meninggalkan lapangan tunggal putra dengan keheningan yang semakin menyeruak karena hari sudah menjelang malam

♥︎

Sesampainya dikamar asrama, Jonatan Sang sahabat segera membersihkan tubuhnya yang lengket dipenuhi keringat setelah seharian berlatih. Terlihat Anthony telah santai diatas kasurnya. Namun disela-sela aktivitas yang Jonatan lakukan semua dilalui dengan keheningan diantara keduanya, lebih tepatnya Anthony. Barulah setelah membersihkan dirinya, Jonatan berinisiatif (lagi) untuk memulai perbincangan

"Ting, join ga lu besok? Ramean kita"

Belum terdengar jawaban. Jonatan bertanya lagi

"Tadi coach Hendry ngomong apaan sama lu?

"Ting?"

Seperti bicara dengan patung, semua pertanyaan dari jonatan hanya dianggap angin lalu oleh sang empunya nama yang masih sibuk memandangi foto yang sama yang selalu ia pandangi setiap harinya yg berada diatas mejanya

Tentu saja hal seperti ini sudah terjadi selama 3 tahun kebelakang. Anthony menjadi sulit untuk diajak berkomunikasi. Jonatan tetap sabar karena ia percaya setiap orang pasti punya waktu sendiri untuk pulih, semua hanya masalah waktu kan?

Tapi bagi Jonatan waktu itu udah habis. Sudah cukup lama ia sabar terhadap sahabatnya satu ini. Emosi Jonatan akhirnya memuncak. Diambilnya bingkai foto tersebut dari tangan Anthony lalu ia letakkan asal.

"Mau sampe kapan lo kaya gini?!"
Ucap Jonatan dengan nada suara meninggi. Tak peduli penghuni pelatnas di asrama pria mendengar suaranya atau tidak. Jonatan sudah habis kesabaran atas kelakuan sahabat karibnya itu

Yang diajak bicara masih belum juga merespon

"Gue disini bukan orang asing ya, Nik. GUE SAHABAT LO!!"

Panggilan Jonatan berubah yang menandakan ia sedang benar-benar serius kali ini

" Gue gabisa terus terusan biarin sahabat gue menderita kaya gini. Tiga tahun gue sabar tapi kali ini engga, Nik."

Jonatan Melanjutkan

"Lo dulu orang yang ceria, Nik. Lo selalu jadi penghibur dikala kita sedih dengan candaan dan lawakan receh lo. Tapi sekarang apa?

"Jangan egois, Nik. Pikir semua orang yang selalu support lu selama ini. Gue, A Fajar, Jombang, Kevin dan semua anak tunggal putra, pelatih, keluarga lo dan yg paling penting semua fans lo dan tanggung jawab lo sebagai tunggal putra No. 1 Indonesia"

"Kita semua selalu ada buat lo, Nik. Nunggu lo bangkit dan kasih kejutan untuk kita semua"

"Lo juga harus inget janji yang kalian buat 6 tahun yang lalu untuk sama-sama fokus dengan impian kalian masing-masing. Dan ini saat yang tepat buat lo tepatin janji itu dan buktiin ke kita semua."

"Kalaupun ternyata dia gak akan pernah kembali lagi ke lo, Lo harus belajar ikhlas, dia udah pergi gatau kemana. Lepasin dia dan jalanin hidup lo yang sekarang, Nik. Lo punya beban berat saat ini, bukan di masa lalu lo"

"Semua mungkin udah berubah, tapi hidup lo tetap harus berjalan"

Anthony masih diam, mencoba mencerna semua kalimat dari Jonatan yang tiba-tiba dan cukup mengejutkan baginya. Jonatan yang terlanjur emosi melangkahkan kakinya keluar dari kamar asramanya berniat untuk menenangkan diri, namun tiba-tiba Suara Anthony membuat Jonatan menghentikan langkahnya

"Jo..." Hening beberapa saat. Jonatan masih belum merubah posisinya yang membelakangi Anthony

"Makasih, ya" Anthony melanjutkan.

"Maafin gue yang gapernah dengerin saran dari lo selama ini. Mafin gue yang egois dan selalu mementingkan perasaan gue sendiri. Padahal lo dan temen-temen kita semua pasti punya masalah sendiri. Mulai dari sekarang gue bakal berusaha terima semuanya dan jalanin hidup gue lebih baik lagi"

Jonatan masih diam.

"Gue janji bakal usaha, Jo. Bantu gue terus ya"

Jonatan menghampiri Anthony dan memeluk hangat orang yang telah menjadi sahabatnya sejak 7 tahun lalu tersebut

"Anytime, Nik. Kapanpun lo butuh gue, kita semua selalu ada buat lo. jangan lupa packing lo"

Anthony seperti berada dipersimpangan. Ia harus menyerah pada perasaannya atau memilih mempertahankan perasaanya dengan harapan yang masih sama dan janji yang telah mereka buat? Tapi kali ini Anthony mencoba untuk menuruti saran Sahabatnya tersebut. Ia ambil bingkai foto yang selalu ia pandangi tersebut lalu ia masukkan kedalam laci dan menguncinya rapat. Berharap semua akan membaik seiring berjalannya waktu. Ia mencoba fokus pada karirnya saat ini sambil menanti semesta kembali mempertemukan mereka berdua. Yang Anthony yakini, ia mungkin harus terus menunggu karena ia sendiri tak tau kapan waktu tersebut akan tiba

Halo, Jangan lupa vote ya! ♥︎

Komentar & saran selalu aku tunggu! ♥︎ See you in the next chapter👋🏻

Stand For You || Anthony GintingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang