Rae kini telah tiba di ruang tamu. Dia merangkak dari kamar mandi dengan Farel yang duduk di punggungnya, sambil menepuk biji pelernya berkali-kali sepanjang jalan. Terakhir Farel membetot biji Rae dari belakang & menariknya ke atas, membuat kulit kantong pelernya tertarik hebat.
"Arrrggghhh,, ampun ampun please jangan ditarik arrghhhh"
Farel melepasnya, biji itu berayun di bawah. Kemudian dia menariknya lagi. Kali ini lebih sadis, menariknya lebih jauh ke atas. Rae sampai kejang dan jatuh telungkup dari posisi merangkaknya tadi. Setelah puas menarik biji malang Rae, kemudian Farel membetotnya lagi hingga urat-urat testisnya menonjol, tapi kali ini tidak ditarik dan BAM! Farel meninju kedua biji itu dengan sangat kuat.
"Aaaaaaaaaaaarrrrrgghhhhhh"
Tinjuan itu adalah yang paling menyakitkan yang dirasakan peler Rae hari ini. Dia tergeletak menyamping, meringkuk memegangi kelaminnya yang baru dihajar dengan sadis.
Farel berdiri menyaksikannya sambil tersenyum. Dia menggunakan kakinya menyuruh Rae telentang. Dia mendekat dan mengelus perut berototnya Rae. Tangan Rae yang sedang memegangi pelernya ditepis oleh Farel. Rae sedikit gemetar takut kalau siksaannya dilanjutkan & dia sudah sangat lelah serta kesakitan. Dia sedikit bernafas lega karena Farel hanya memegang dan mengelus lembut biji pelernya.
Rae telentang di karpet dengan tangan berototnya yang terbuka memperlihatkan ketiak yang sangat seksi. Tanpa diduga Farel tiba-tiba ikut berbaring dan menyandarkan kepalanya di lengan Rae. Ia menghadap ke tubuh Rae, tangannya meraba-raba puting Rae. Mengelus, menekan, mencubit & menarik-narik puting itu. Farel tidur di lengan kanan Rae, selagi tangan kanannya bermain di dada Rae, lidahnya mulai menggoda puting kanan Rae dengan menjilatinya. Kemudian menghisapnya seolah bayi yang sedang menyusui. Rae merasa bingung dengan apa yang dirasakannya sekarang, pelernya masih kesakitan namun putingnya dirangsang dengan sangat nikmat. Rasa nikmat itu sedikit mengurangi ngilu pada pelernya. Kontolnya pun mulai berdiri lagi. Dia sangat ingin segera membalikkan badan Farel dan memperkosanya saat ini, namun dia takut & kapok dengan kejadian kemarin.
Ini memang salah satu tes yang sedang dilakukan Farel untuk menguji Eromennya menahan rasa sange. Melihat kontol Rae mulai bangkit, Farel mengocoknya perlahan. Rae hanya pasrah saja & mulai mendesah. Mereka istirahat dengan tidur berpelukan selama 15 menit. Setelah itu Farel pergi ke kamar mandi sebentar & kembali menyuruh Rae untuk bangkit. Rae yang masih keenakan merasakan sensasi tadi memohon agar Farel tidur di lengannya kembali. Farel menolaknya. Rae sekali lagi memohon.
"Ayolah, sebentar aja. Tidur di lenganku lagi sini."
Farel pun menurutinya, dia tidur disamping Rae, tangannya meraba dada Rae & mulutnya menghisap putingnya yang satu lagi. Tangannya mulai turun ke bawah meraih kontol Rae & mengocoknya. Desahan Rae mulai memburu menunjukkan dia sedang kenikmatan. Farel terus menghisap puting & mengocok kontol Rae lebih intens dengan air ludahnya.
"Aaahhh uhmmm ahhh ammm"
"Ah uh ah uh ah"
Rae merasakan spermanya sudah dekat dan akan muncrat. Saat itu lah Farel tiba-tiba meremas peler Rae sangat kuat & puting Rae digigitnya. Desahan nikmat seketika berubah jadi desahan kesakitan.
"Masih mau tiduran lagi? Hah!?"
"Iya iya aaarrrrrrggghhh ampuunn"
Di layar tampak kontol Rae sudah disiksa 150 kali. Belum sampai setengah dari target harian 365 kali siksaan.
Farel berlutut di depan selangkangan Rae yang sedang telentang, Farel sedikit membungkuk untuk meraih dada Rae. Sepertinya dia belum bisa move on dari puting seksi Rae. Dia mengelus, meremas & mencubit-cubit puting Rae. Lutut kiri Farel menyodok-nyodok lembut peler Rae. Tangannya masih bermain di dada Rae. Lututnya kini perlahan mulai menendang peler Rae berkali-kali. Farel bisa menyaksikan dengan jelas raut wajah Rae yang sedang kesakitan dari dekat.