Farel memasuki ruangan mencari Lukas yg sedang digantung tangan & kakinya berbentuk huruf X. Setelah mereka diperah spermanya tadi, Farel membuat Lukas, Koko & Aryo dalam posisi seperti itu selagi dirinya mengeksekusi kontol Rae. Kontol, biji peler & puting mereka bertiga pun tak luput dari rasa sakit, selagi menunggu antrian penyiksaan mereka masing-masing.
Saat digantung, kontol mereka dialiri listrik bertegangan rendah beberapa kali dalam sepuluh menit. Listrik itu membuat mereka terkejut menggelinjang setiap kali kontol tersetrum. Alat setrum ditempel satu pada kepala kontol & satu lagi pada batang kontol.
Alat itu mirip seperti elektrokardiogram namun bisa menghantarkan listrik.
Kedua puting mereka dijepit oleh jepitan buaya. Disebut jepitan buaya karena mulut jepitan itu yang bergerigi sedikit tumpul, tak sampai merobek puting, namun tetap memberikan rasa sakit yang konstan.
Sementara biji peler mereka ditempeli kedua plat persegi transparan yg dikaitkan dengan dua mur & baut. Plat itu menghimpit biji peler milik ketiga laki-laki tampan itu. Farel menambahkan dua magnet yg saling tarik menarik, semakin menghimpit biji peler dalam ruang sempit di plat itu.
Farel menghampiri Lukas. Membuka jepitan buaya di putingnya. Lukas sedikit bernafas lega. Meskipun ia tau ini hanya sementara sebelum kelaminnya merasakan sakit yang tak tertahankan. Setelah melepas jepitan, Farel mengusap & memencet puting Lukas. Memainkan puting kecil merah jambu itu sebentar. Lukas yg baru saja putingnya tersiksa oleh jepitan buaya dalam waktu cukup lama merasakan stimulus yg berlebihan saat Farel memainkan puting kecilnya, sehingga badan Lukas menggelinjang.
Farel melepas magnet & plat di peler Lukas. Dia belum mencabut kabel listrik yang di tempel pada kontol. Dia menaikkan tegangan listrik itu. Membuat Lukas tersetrum menggelinjang lebih hebat. Rantai kaki & tangannya bergoyang. Farel mematikannya. Kontol Lukas menegang cukup keras akibat setruman itu. Farel berdiri dibelakang Lukas bersiap menyetrum nya sekali lagi sambil memencet kedua puting merah jambu itu. Kontan saja Lukas berteriak saat setruman mengaliri batang kontolnya & tangan Farel bermain di puting kecilnya. Koko & Aryo hanya bisa melongo melihat kontol Lukas menegang hebat & tubuh kurus kecilnya menggelinjang.
"Good boy"
Farel mengusap kepala Lukas setelah selesai bermain dengan puting & kontol remaja itu. Ia melepas alat setrum & rantainya. Lukas memperhatikan kontolnya yang tegang berkedut ke atas & bawah, precum menetes sedikit melalui kulupnya Lukas.
Farel mengelus kontol & biji peler Lukas, mengecek apakah masih dalam kondisi baik-baik saja. Dia kemudian menarik kulup Lukas dengan kencang, Lukas mengikutinya sambil berjalan setengah berlari. Kulup Lukas yg cukup sempit menjadi memanjang & melar ditarik. Farel menuntun Lukas ke halaman belakang sambil memilin-milin daging yg ada diujung kontol remaja itu.
Lukas melihat Rae diikat menyilang di dinding. Kontolnya dipasangi kerangkeng supaya tidak bisa ngaceng & biji pelernya digantungi dua batu bata. Rae harus menjaga pikirannya supaya tidak ngaceng. Karena kalau sampai terangsang kontolnya akan sangat sakit mengembang di wadah yang sangat sempit.
Farel menyuruh Lukas berdiri tegak dengan mengangkat tangannya ke belakang kepala. Dia mengitari memperhatikan badan Lukas. Kontolnya sudah tumbuh sempurna sebagai pria dewasa. Hanya saja badannya tidak terlalu tinggi. Wajar saja di kota bawah tanah bahan makanan cukup terbatas. Meskipun kurus namun dada & pantatnya cukup berisi.
Farel mendudukkan Lukas di sebuah kursi. Kemudian dia melangkah duduk di belakangnya. Lukas bersandar pada tubuh Farel. Tangannya mulai memainkan puting Lukas lagi. Dia selalu gemas dengan puting kecil merah jambu itu. Mengelusnya, mencubit, meremas & memilin-milinnya seperti plastisin. Tak tertahankan lagi dia mengangkat tangan Lukas ke pundaknya sehingga kepalanya bisa masuk lewat samping untuk menghisap puting anak malang itu. Mulutnya menghisap & lidahnya bermain menjilati puting Lukas. Kontan saja Lukas melenguh kenikmatan. Wajahnya menghadap ke atas memejamkan mata keenakan. Tangan Lukas mengelus kepala Farel.
Farel menyusu pada Lukas dengan penuh nafsu. Menghisapnya dengan kencang & sesekali menggigit gemas. Membuat Lukas meringis di sela-sela kenikmatan. Saat Farel melepas hisapannya terlihat bercak kemerahan disekitar puting Lukas akibat ia menghisapnya terlalu bernafsu, puting kecil itu pun melenting semakin besar & semakin sensitif. Farel melakukan hal yang sama pada puting satunya lagi. Rae yang berada dekat situ berusaha tak melihat mereka berdua, namun ia tak bisa menutup telinganya dari desahan Lukas yang menggoda. Kontolnya di kerangkeng mulai membesar. Ia mulai mengatur nafas & memikirkan hal lain.
Farel mengelus batang kejantanan Lukas. Rasanya tubuh kecil Lukas tak proporsional memiliki kontol sebesar itu. Farel berusaha membuka kulup Lukas. Kulup Lukas punya ujung mengerecut, sangat ketat & sempit. Butuh usaha ekstra untuk meng-unboxing kontol itu. Farel perlahan memajumundurkan kulup itu. Memijat & memilinnya supaya mengendur. Perlahan dia menarik kulit pembungkus kontol jumbo itu. Lukas meringis. Kepala kontolnya yang berwarna merah jambu keputihan mulai kelihatan. Farel menutupnya lagi. Kemudian menariknya lagi perlahan sampai terbuka seutuhnya. Lukas menahan rasa sakit sedikit.
Kontol itupun sudah terbuka, merekah seutuhnya dengan kepala kontol yang besar seperti tudung jamur. Karena kontol Lukas yang belum disunat, kepala kontolnya sering memiliki smegma, yaitu lapisan putih pada kepala kontol yang sering ditemui pada pria yang belum sunat. Lapisan itu bisa terbentuk dari kelembaban air seni & precum Lukas.
Farel harus membersihkan smegma Lukas terlebih dahulu. Dia mengambil air hangat dan meneteskannya pada kepala kontol (glans penis). Kemudian menggosok perlahan kepala kontol itu. Kontol yang kepalanya jarang terbuka lebih sensitif. Saat Farel menggosoknya Lukas merasa sangat kegelian, telapak kakinya terasa panas & badannya menggelinjang. Tangan Lukas berusaha menahan tangan Farel yang tengah menggosok kepala kontolnya. Namun Farel malah semakin liar dengan menggosoknya lebih cepat & kuat. Rasa geli tak tertahankan lagi. Lapisan keputihan itu mulai luntur. Farel menyiramnya dengan air. Kemudian menggosok lagi sisa-sisanya sampai bersih. Lukas hanya bisa kelojotan menahan rasa geli pada kepala kontolnya.
Kontol Lukas kini sudah terbuka sempurna, merah merekah, mengacung ke depan. Warna asli kepala kontolnya sebenarnya adalah merah jambu namun karena digosok Farel tadi banyak darah yang terkumpul disitu sehingga berwarna merah.
Farel memeluk Lukas dari belakang. Menjamah tubuh mungilnya. Dengan tangan kirinya ia memainkan puting lagi. Sementara tangan kanannya turun ke bawah mengocok kontol Lukas. Tentu saja Lukas menikmati hal itu. Dua pusat sensitifnya dirangsang oleh pria yang duduk menempel dibelakangnya. Tangan Farel naik turun menggenggam batang kejantanan Lukas. Dari pangkal hingga kepala kontol tak luput dari kocokan tangannya. Lukas menatap kontolnya yang sedang dikocok & pentilnya yang sedang dimainkan. Farel yang menyadari itu memalingkan wajah Lukas ke samping & menciumnya. Melumat bibir tipis merah jambu. Lidahnya masuk ke mulut Lukas, saling bertemu. Farel sampai lupa harus menyiksa biji peler Lukas karena terbuai dengan tubuh indah remaja itu.
Sudah selesai bersenang-senangnya. Farel memegang pangkal kulit biji peler Lukas & mendorong kedua biji itu mencuat keluar. Dengan tangan satu lagi Farel menepuknya berkali-kali. Dari sekian banyak tepukan hanya beberapa saja yang masuk hitungan oleh cincin, karena tepukan itu cukup pelan. Farel membetot buah zakar bocah malang itu lebih sadis lagi. Farel menepuknya sekali namun dengan sangat keras. Lukas yang kaget melepaskan ciumannya, mengaduh kesakitan pada biji pelernya. Pukulan itu dihitung dua oleh cincin karena intensitas kekuatannya.