5.

4K 258 3
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading chingu yaa...

“Jangan mengotori kasurku dengan cairan menjijikanmu itu.” Aku berujar tajam saat ia bersusah payah menelan spermanya sendiri. Kini fokusku terkunci pada lubang yang memerah total dan berkedut karena terangsang. Menggiurkan betul, ingin rasanya aku menyentakkan penis ini dalam-dalam sampai ia mampus.

“Kau tak bisa hamil, bukan? I'm in the mood for breeding a pussy.” Aku berujar dalam sembari memberikan hand job singkat pada penisku. Ia tidak menjawab dan aku tertawa kecil melihat mukanya yang lusuh setelah kupaksa menelan sperma. Ia menggoda juga ternyata.

“Kau tahu? Kalau kamu adalah Omega, aku sudi mengencanimu dan mengacak-acak tubuh ini setiap malam.” Aku berujar sembari menggesekkan ujung kelaminku dengan analnya. Ia berusaha memberontak dan menendangku, tetapi cengkraman kuat di paha kirinya membuat ia tak berkutik. Aku mencengkramnya dengan kuku dan ia berteriak kesakitan.

“Tangan dijerat ikat pinggang, leher memerah bekas cengkraman, anal berkedut, bau sperma, kamu sungguh menyedihkan malam ini. Bagaimana rasanya didominasi seorang Alpha?” Aku bertanya sembari memasukkan penisku ke dalam analnya. Ia tersentak, punggungnya membusur karena sensasi membakar yang datang dari analnya. Air mata mulai mengalir dari manik emas itu tanpa banyak pinta.

“Sakit! Sakit! Ah!” Ia berteriak dengan suara yang pecah di akhir karena menangis. Aku menulikan pendengaran dan terus melesak masuk meskipun tangis, serta teriakannya pedih. Ia tak bisa banyak bergerak karena penisku sudah tertelan setengah. Sial, analnya sungguh nikmat. Ketat, hangat, dan berkedut menyambut penisku. Aku mendesah dan melontarkan sumpah serapah, walaupun ini baru setengah.

“Kumohon.” Aku mendengarnya memohon dengan suara pelan. Aku menatapnya dan ia sudah dibanjiri air mata. Aku mendecih, peduli setan tentang ia yang kesakitan, aku tak tahan dan segera menyentak seluruh penisku masuk. Ia berteriak kesakitan, napasnya tercekat dan aku melenguh nikmat. Sial, bercinta dengan Omega tak pernah senikmat ini. Aku ditelan nafsu saat menggerakkan pinggul dengan tajam dan dalam.

Fucking hell. Seharusnya kamu mendatangi ranjangku sejak dulu.” Aku berucap parau di samping telinganya, kugigit pula daun telinga itu sampai ia meringis. Gerakan pinggulku tak berhenti dan kian cepat, membuat perut incubus itu tersentak-sentak. Tanganku mengusapi perutnya dan tertawa kecil karena bisa merasakan penisku yang melesak masuk, dekat sekali dengan kulitnya. Tubuhnya agak kurus dan tidak banyak berlemak.

“Bagaimana rasanya menelan penis Alpha, jalang?” Aku berbisik dan ia melenguh karena aku sengaja menyentak penisku dalam-dalam setelah menarik keseluruhannya.

“Cukup.” Ia berujar lemah karena tak kuat mengimbangi tempo bermainku yang ganas. Aku menutup mulutnya dan dengan sengaja menggempur habis anal yang kurang ajar itu. Mungkin analnya akan lecet dan berdarah setelah ini, tetapi aku tak peduli. Ia bukan manusia yang bisa merasakan sakit setelah bersetubuh. Malam ini aku ingin berdosa seperti neraka hanya bualan semata.

Ia menangis lagi karena aku mengganti posisi secepat kilat. Kini ia menungging dengan bokongnya yang menyombongkan diri. Aku menekan mukanya ke bantal dengan paksa, ia akan kesulitan bernapas sebentar lagi. Kedua tangannya yang masih dijerat ikat pinggang berada di belakang kepalanya. Lebam merah mulai tercipta karena jeratan ikat pinggang yang terlalu kuat.

Shit.” Aku mendesis ketika merasakan penisku berkedut, dekat sekali dengan orgasme pertama. Gerakanku semakin acak dan membabi-buta, hentakkan penisku membuatnya berteriak-teriak meminta berhenti. Aku semakin menekan kepalanya, sesekali menjambak surai rambut itu. Aku tak punya tanda titik dalam menggerakkan pinggul ini, terus mengejar orgasme yang sudah bergerumul di perut.

“Ah, fuck! Damn God.” Aku berujar saat berhenti di titik terdalam analnya. Menyemburkan sperma kental yang hangat ke dalam anal ketat itu. Aku mendesis karena dindingnya seolah melarang untuk menarik penisku. Ia mendesah karena merasakan cairanku memenuhi perutnya tanpa celah. Aku menekan perutnya dan ia menggelinjang. Ia membusur dan orgasme lagi karena disulut spermaku di dalam perutnya. Aku tertawa remeh dan menarik penisku keluar.

.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

Intoxicating  { HeeJake Enhypen }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang