CHAPTER 1: Teresha

4 0 0
                                    

**
Matahari sudah menampakkan wujudnya, sinarnya menelusup ke kamar Teresha sehingga Teresha terbangun dari tidurnya. Ia melirik jam, "Oh, masih jam 6 pagi. Yaudah lah ada waktu, lagian ini hari Minggu", gumamnya. Baru saja ia ingin tidur kembali, Ayahnya tiba-tiba masuk ke kamarnya.

"Re, nilai kamu jeblok nih. Kamu tuh kebanyakan main tau ga? Harusnya kamu tuh kayak anaknya Pak Ari, anaknya pinter banget sampe dapet beasiswa keluar negeri. Kamu contoh dong itu, jangan asyik les musik mulu", ucap Ayahnya marah. Teresha hanya bisa diam dan mengangguk sembari menahan air matanya. Tak lama kemudian, ibunya masuk. Lalu mendekati anaknya.

Tidak, ibunya tidak menenangkan Teresha. Melainkan malah memukul Teresha dengan ikat pinggang sekolah Teresha. Teresha ingin menangis, tapi tak bisa. Jika ia menangis, ibunya akan memukulnya lagi. Setelah puas memukul Teresha, ibunya memarahi Teresha, "Kamu itu bisa nggak sih sekali aja banggain mama papa? Mama sama papa tuh pengen kamu jadi anak yang sempurna, bisa banggain kita semua. Nih liat nilaimu, apaan ini nilai 90, kamu tuh harusnya lebih berusaha keras, Ter. Kamu tuh ngerti nggak sih kalo diajarin? Jangan musik musik terus! Engga ada faedahnya tau kamu?", marah ibunya. Teresha hanya bisa mengucapkan kata "maaf" dan berjanji akan memperbaiki nilainya.

"Mulai sekarang, Papa nggak akan izinin kamu main kemana mana. Sekolah, bimbel, lalu pulang. Sampai nilaimu sempurna, ingat itu", ucap Papanya final. Papa dan Mama Teresha meninggalkan kamarnya. Mamanya membanting pintu Teresha, sangat kencang.

Teresha hanya bisa pasrah, toh tidak ada lagi yang bisa ia perbuat. Yang hanya bisa ia lakukan adalah belajar agar nilainya kembali 100 lagi.

Ia segera beranjak dari tempat tidurnya, dan berniat untuk mandi. Moodnya untuk tidur lagi sudah hilang. Baru saja ia ingin masuk ke kamar mandi, HP-nya berdering, pertanda ada telfon masuk.

"Halo, Jane? Kenapa?", ucap Teresha. Jane pun menjawab, "Halo re, main yuk? Lo bisa kan?". Teresha terdiam sesaat, "Halo? Re? Lo masih disana kan?", ucapan Jane membuyarkan lamunan Teresha. "Jane, kayaknya gue gabisa deh. Bokap sama nyokap gue lagi marah. Nilai gue anjlok, Jane", cerita Teresha. Ia memang sering menceritakan kehidupannya ke Jane, toh Jane sudah tau kelakuan orang tua Teresha. "HAH? SERIUS LO? Lo kan dapet 90 anjir??? Gila banget orang tua lo re", kata Jane sedikit emosi. Teresha menjawab, "Yaudah ah biarin, tapi kalo buat main kali ini gabisa ya Jane, maaf banget gue mau belajar, biar besok ga dimarahin lagi".

Jane iba, bahkan sangat kasian. Ingin sekali Jane mengajak Teresha untuk kabur dari rumahnya yang seperti "penjara" bagi Teresha. Namun, apa boleh buat? Jane hanyalah tetangga Teresha. Ia tak boleh mencampuri urusan Teresha terlalu dalam. "Kalo gitu gapapa deh, gue jalan bareng kakak gue aja, semangat ya Re", ucap Jane sedih. Teresha pun menjawab, "Iya makasih, lo hati hati dijalan ya, gue matiin ya, bye bye". Telfon dimatikan sepihak oleh Teresha. Ia sangat senang, dan merasa beruntung memiliki sahabat seperti Jane.

Setelah agenda telfon selesai, ia langsung menuju kamar mandi untuk mandi pagi. Hari ini ia berniat untuk keluar sebentar membeli buku, namun tidak menyangka, pintu kamar Teresha dikunci dari luar oleh orang tuanya.

"PAPA MAMA, BUKAIN PINTUNYA DONG", teriaknya. Mama nya yang kebetulan ada didekat kamarnya, berteriak, "KAMU BELAJAR SANA, MAMA KUNCIIN BIAR KAMU GA BISA KEMANA MANA, NANTI MAKANAN KAMU DIANTAR SAMA BIBI. MAMA MAU KERJA, AWAS AJA KAMU KELUAR DARI KAMAR".

Teresha lagi lagi pasrah. Agenda pertamanya hari ini gagal 'lagi'. Sejujurnya, ia lelah dengan semua kekangan orang tuanya, namun bagaimana lagi? Ia memang sangat takut dengan orang tuanya.

***





Hai! Terimakasih sudah membaca ceritaku, ya! Maaf banget kalau banyak kurangnya, aku baru pertama kali bikin cerita begini. Jangan lupa untuk follow, vote, dan komen di ceritaku ya! Thank you so much;)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Teresha and her worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang