"Udah lo abaikan aja" seorang pria dengan setelan kemeja hitam yang dua kancing atasnya terbuka bicara.
Setelah itu dia nyeruput kuah mi rebus di mangkuknya yang udah setengah habis dengan bunyi yang bikin siapa aja ikutan ngiler.
Pria lain yang dapat tanggapan kelewat santai itu natap tajam, gak terima dengan pendapat barusan.
Mereka gak sadar kalau perdebatan mereka sejak tadi udah jadi konsumsi khalayak ramai.
Gimana enggak, mereka ribut-sebenarnya sih ngobrol, cuma caranya agak lebih berisik-di tengah meja kantin Ibu Kim di Fakultas Hukum yang lagi penuh sesak karena ini jam makan siang. Mau gak mau apa yang mereka ributin didengar yang lain. Apalagi yang rambut pirang kalau ngomong gak bisa pelan sama sekali.
"Gak bisa gitu dong, Hoon. Dia udah nginjek-nginjek harga diri gue kali ini."
Tuh, benar kan?
Sunghoon menyisir rambutnya ke belakang, merasa gerah karena mi rebus yang baru aja dia tandaskan cukup pedas, ditambah ocehan gak jelas temannya yang gak berhenti sepanjang dia makan. Es teh yang seluruh es batunya udah mencair diteguk kasar. Sengaja, supaya temannya sadar kalau dia kesal sesi makannya sejak tadi direcoki.
"Yang kemaren-kemaren juga lo bilangnya gitu. Tiap kali ribut sama dia, lo selalu ngomong kali ini dia nginjek-nginjek harga diri gue. Harga diri lo itu maksudnya yang gimana? Harga diri apa ego?"
Ni-ki diam. Kata-kata yang kesusun rapi dalam otak untuk ngebela pendapat di depan Sunghoon mendadak lenyap karena pertanyaan pedas yang cowok itu lontarkan. Gini deh kalau curhat sama teman yang selalu ada di posisi netral. Niat minta pembelaan malah akhirnya kena omongan pedas.
Ni-ki milih ngabisin bakso yang udah dingin karena sejak tadi didiamkan daripada jawabin Sunghoon.
"Kalau gak lo ladenin pasti dia capek sendiri dan berhenti, kok. Lo harus bisa tahan emosi dan nekan ego lo." nada bicara Sunghoon agak lunak, gak enak juga karena mereka dari tadi jadi bahan tontonan.
Ni-ki cuma deham, malas ngelanjutin obrolan tadi, nanti dia malah berantem sama Sunghoon ujungnya.
Meja mereka senyap, Ni-ki sibuk makan dan Sunghoon lagi bikin bulatan kecil dari asap rokok yang dia hembuskan. Kantin jadi tambah ribut penuh bisik karena apa yang Sunghoon lakuin itu kelihatan keren banget di mata mereka.
Ni-ki merasa heran, Sunghoon sering gak sadar kalau apapun tindakannya terkesan nyari perhatian orang-orang, padahal sebenarnya gak gitu.
Kehadiran mereka di kantin Ibu Kim aja udah bikin gempar seisi kantin, karena biasanya mereka makan di kantin Bu Nam FISIP.
Ni-ki sendiri bukan penghuni asli Fakultas Hukum, dia cuma numpang, karena teman sehidup sematinya lagi ngidam mi rebus Ibu Kim. Tapi berhubungan popularitas keduanya sama-sama besar sampai bisa nembus Zona Teknik dan FISIP-cuma kepisah jalanan untuk parkir di samping aja-jadilah semua hal yang menyangkut mereka seringkali jadi sorotan.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXTRAORDINARY ; hoonki ✔
Short StoryNi-ki yang selalu ingin tahu tentang banyak hal dan Sunghoon yang selalu menjadi korbannya. ⚠bxb, yaoi, nsfw, 18+ [Park Sunghoon x Nishimura Riki] Dom - Park Sunghoon Sub - Nishimura Riki Start : 30-10-2021 End : 05-11-2021