Prolog

1.2K 113 2
                                    

Hari ini hari pertama jeongwoo sebagai siswa SMA. Setelah menjalani masa mos selama 3 hari penuh, sekarang ia sudah resmi menjadi siswa SMA.

"yedam!"

Teriak jeongwoo begitu melihat sahabat karibnya yang tengah berdiri di depan gerbang sekolahnya

"uwoo kenapa lama banget, gw nungguin lo daritadi"

"maaf damdam tadi angkotnya ngetem lama" balas jeongwoo dengan gestur diimut-imutkan yang membuat yedam ingin muntah

"untung belom ditutup ni gerbang masa hari pertama udah telat, hayu masuk".
.
.
.
.
.
.

Jeongwoo berjalan bersama yedam hingga koridor pemisah antara kelas IPA dan IPS. Jengwoo dan yedam tidak satu kelas, jengwoo berada di kelas IPS 5 sedangkan yedam IPA 3.

Sesampainya jeongwoo di kelas. Junghwan, teman semasa mos jeongwoo melambai-lambaikan tangan pada jeongwoo berharap jeongwoo menghampirinya. Jeongwoo berjalan mendekati junghwan, mengerti bahwa temannya itu memintanya duduk bersama.

"duduk sini woo, lo kenapa mepet banget datengnya hampir aja gw lepas bangku ini buat si jihan"

"hehe biasa wan angkot lama" balas jeongwoo sambil meletakan tasnya

"kepada seluruh siswa harap berkumpul di lapangan, upacara akan segera di mulai"

Obrolan jeongwoo dan junghwan terhenti begitu mendengar pengumuman dari speaker kelas dan bersiap untuk upacara pertama mereka sebagai siswa SMA.
.
.
.
.
.
.
Sudah 5 menit jeongwoo berdiri di lapangan namun upacara tak kunjung dimulai. Para guru dan anggota paskib daritadi sibuk merapikan barisan siswa yang sulit di atur.

"yang merasa tinggi baris di belakang ya!" teriak salah satu senior jeongwoo

'kan pasti bekalang lagi' batin jeongwoo berdecih malas

"lo pindah sana woo biar cepet mulai" kata junghwan

Jeongwoo tidak membalas ucapan junghwan, ia hanya menatap junghwan jengah lalu berjalan menuju barisan belakang sambil misuh dan ogah-ogahan. Junghwan yang melihat itu pun hanya menggelengkan kepalanya terlampau heran dengan tingkah temanya itu.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan barisan belakang namun barisan belakang ini paling dihindari semua siswa. barisan belakang adalah barisan yang tidak tertutup pohon sehingga terik matahari menyorot langsung pada siswa bagian belakang. Selain itu guru-guru juga berjaga di barisan belakang, jika berisik sedikit bisa kena point peringatan atau jika atribut tidak lengkap jelas akan langsung terlihat guru.
.
.
.
.
.
.
Sekarang jeongwoo sudah ada di barisan belakang dan upacara pun sudah dimulai sejak tadi. Di tengah upacara, mata jeongwoo menyipit dan dahinya berkerut karena terkena sorotan matahari pagi. Hal tersebut tak lepas dari pandangan siswa di sampingnya yang langsung menggeser badannya guna menutup sinar matahari yang menyoroti jeongwoo.

Jeongwoo yang tak merasakan sorotan matahari lagi lantas menolehkan kepalanya dan menemukan seorang siswa yang tengah menatapnya sambil tersenyum ramah pada jeongwoo.

Jeongwoo terpesona! Jeongwoo diam mengamati wajah tampan yang masih setia memamerkan senyumnya itu. Jeongwoo mengenali wajah ini, lelaki di sampingnya adalah teman sekelasnya namun ia tidak mengingat namanya. Jujur saja 3 hari masa mos kemarin tak mampu membuat jeongwoo hafal dengan teman sekelasnya.

Jeongwoo tertegun dengan wajah pemuda yang lebih tinggi darinya itu. Begitu jengwoo sadar dari ketertegunannya, ia lantas membalas senyum sambil mengangguk kecil, bermaksud untuk berterimakasih kepada pemuda di sampingnya.

Sejujurnya saat ini jantung jeongwoo berdetak lebih kencang dan tentu ia sadar bahwa pemuda di sebelahnya lah penyebabnya. Namun jeongwoo tidak menunjukannya sama sekali dan kembali menghadap kedepan dimana pak gurunya sedang menyampaikan amanat.

'Mama anakmu udah nemu calon mantu!' teriak batin jeongwoo yang mulai saat ini bertekad untuk mendapatkan hati pria tinggi di sampingnya.

.
.
.
.
.
.

-to be continue-

Hallo selamat datang di tulisan pertamaku, semoga kalian suka!


Calon [Hajeongwoo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang