3 bulan dari sekarang
Tubuhku terbaring lemah di atas tanah.Tanganku yang awalnya memegang belati dengan erat kini terbaring lemah bersamaan dengan pandanganku yang mulai kabur.
Aku berusaha bangkit kembali, mencoba meraih belati yang berada di depanku.Dengan perlahan aku merangkak untuk menggapai belati ku,namun seseorang datang dengan sebuah pedang yang ada di tangannya.
Seseorang itu menendang tubuhku dengan cukup keras,membuatku mengerang kesakitan pada bagian lenganku.Orang itu berjongkok tepat di hadapanku,aku tak bisa melihat wajahnya dengan jelas,pandangan ku benar-benar kabur.
Seseorang itu meraih rambutku dan menariknya kebelakang, menampakkan wajahku dengan penuh goresan luka.
Seseorang itu berkata, "Welcome to Hell."
______________________
Hari iniAku membuka mataku disaat suara ayam milik tetangga mulai berkokok,jika kalian pikir aku akan terbangun dengan suara jam beker seperti orang pada umumnya? kalian salah,aku bahkan tak mengerti dan tidak mau tahu untuk memasang jam yang bisa mengeluarkan suara itu di kamarku.
Aku mendudukkan diriku di atas kasur dengan mengerjapkan kedua mataku untuk memperjelas penglihatanku.Aku mendongakkan kepalaku melihat ke arah jam dinding yang berada lurus dengan ranjang.Tanpa berpikir lama aku menurunkan kaki ku dan berjalan ke arah kamar mandi dengan nyawa yang belum terisi penuh.
Aku menuruni tangga dan menuju ke arah dapur,aku sedikit terkejut dengan kehadiran adik laki-laki ku.Aku tahu kalian pasti bertanya-tanya siapa namanya? namanya zaydan.
"Tumben kau bangun pagi-pagi begini ?" Tanyaku.Dia sama sekali tak menjawab pertanyaan yang ku lontarkan dan terus memakan sereal miliknya.
Zaydan berdiri dan membawa mangkuk bekas sereal nya ke wastafel dan setelah itu ia pergi mengambil tas nya yang berada di sofa.Dengan cepat aku menghampirinya,"kau mau kemana ? Kau bahkan tak menjawab pertanyaan ku?"
"Sekolah." Ucap nya dengan singkat,aku mengerutkan dahiku saat ia menjawab jika ia ingin pergi sekolah ?, "Ini masih pukul 5 kurang 20 menit Zay! Kau mau kemana ?" tanya ku sekali lagi dengan sedikit keras.
"Berhenti untuk mengusik apa yang akan aku lakukan!" ujarnya dan setelah itu ia pergi.
Bibi Marlowe yang baru saja tiba di rumah sedikit terkejut dengan kepergian Zaydan dan melihat ke arah ku yang mungkin saja wajahku sudah memerah mencoba untuk tidak mengeluarkan air mata atas bentakan dari Zaydan.
Bibi Marlowe masuk ke dalam rumah dan dengan buru-buru ia meletakkan beberapa barang yang ia bawa dari luar.Bibi Marlowe menghampiri ku dengan cepat dan memeluk ku.Aku tak tahu harus berbuat apa lagi.
"Ada apa? Ia berbuat ulah lagi?" tanyanya.Aku menarik napas dalam-dalam dan mendongakkan kepalaku ke atas agar tak ada satupun air mata yang akan jatuh.
"Ahh..tidak,aku hanya menanyainya kemana ia akan pergi." Hanya itu yang bisa ku katakan kepada bibi Marlowe saat ini,"aku harus pergi ke sekolah."
Aku menghembuskan napasku saat setibanya aku di sekolah.Aku melangkahkan kaki ku untuk segera masuk dan mengikuti kelas,namun aku mendengar seseorang memanggil ku dari belakang.
"Rose! Wait!"
Aku melihat ke belakang,dan mencari tahu siapa yang memanggil ku.Bibirku mengembang saat aku tahu siapa yang memanggil ku,Mya Charles.
Mya berlari ke arah ku dan dengan sekejap ia menjatuhkan dirinya ke pelukanku.Aku menyambutnya dengan antusias,oh ayolah aku dan Mya tak bertemu akibat libur musim panas di tahun ini.
Mya melepaskan pelukannya,ia tersenyum ke arah ku namun seketika senyum itu luntur.Aku mengerutkan dahiku dengan ekspresi Mya yang berubah,"ada apa?" tanyaku.
"Aku turut berduka cita atas kejadian itu Rose." ucapnya padaku.Aku tersenyum sebagai respon yang ia katakan padaku,"tak apa ... aku baik-baik saja."
Aku dan Mya kembali tersenyum bersama.Aku dan Mya berjalan menyusuri lorong dengan mendengarkan cerita libur musim panas milik Mya dan keluarganya.
"Carrie!"
Perempuan dengan rambut pirang itu membalikkan badannya.Aku dan Mya tersenyum saat melihat Carrie.Tanpa berpikir panjang,aku dan Mya memeluknya dengan sangat-sangat erat.
"Kau tak bilang jika kau akan kembali lagi!" ucap Mya.Carrie justru tersenyum menanggapi ucapan Mya.
"Aku pikir kau akan benar-benar menetap di rumah ayahmu Carre."ucapku.Carrie menatapku dan Mya secara bergantian,"Oh ayolah,aku tak mungkin meninggalkan kedua sahabat ku di sini dan aku akan tinggal di sana dengan orang-orang yang tak aku kenal ... menyebalkan."
Kami tertawa mendengar ucapan dari Carrie.Kami dengan segera memasuki kelas untuk jam pertama pada waktu pertama sekolah setelah libur musim panas.Pelajaran di mulai seperti biasa,namun tak sepadat biasanya -- mungkin sebagai pembuka.
"Kita akan mencoba bersama-sama suatu hari nanti." ujar Carrie dengan antusias.Aku hanya menanggapi mereka sesekali,sampai akhirnya pandanganku jatuh pada Zaydan,adikku.
"Rose? ada apa?" tanya Carrie.Aku tak langsung menjawab pertanyaan dari Carrie,melainkan aku meninggalkan mereka."Kau mau kemana?" ucap Mya sedikit keras,"Rose!"
"Kau sudah gila huh?" ucapku dengan nada yang tinggi,"Dan kau! apa kau ada masalah dengannya?" ini benar-benar gila,hari pertama memulai sekolah dan ia sudah membuat onar ?.
"Zay! jawab aku,ada apa?" tanyaku.Zaydan menatap ku dengan tatapan yang tajam,"Sudah ku katakan padamu untuk tak ikut campur dengan masalahku!" bukannya menjawab ia justru mengambil tasnya dan pergi meninggalkan aku di sana dengan pertanyaan yang memenuhi pikiran ku mengenai kejadian tadi.
Aku mengusap wajahku gusar melihat perilaku dari adikku sendiri.Mya dan Carrie mendekat ke arah ku,mencoba untuk menenangkan aku."I'm fine." Ucapku.
Setibanya di rumah,aku berniat untuk menghampiri Zaydan di kamarnya.Aku menarik napas dalam-dalam."Zay?, kau di dalam ... boleh aku masuk?" sama sekali tak ada jawaban dari nya,yang terdengar hanyalah suara musik dari kamarnya.Aku membuka pintu kamarnya perlahan,pandangan ku menyusur ke dalam kamar Zaydan,dan pandangan ku tertuju pada sosok laki-laki yang menghadap ke arah PC miliknya dengan musik yang cukup keras.
Aku berjalan ke arahnya,sambil menggigit bibir bawah ku untuk menghilangkan rasa gugup saat menghampirinya.Sekarang aku berdiri tepat di belakangnya,tanganku terulur perlahan mengusap bahunya.Aku tak tahu harus apa,karena aku tahu semua ini sangat sulit untuknya.
Zaydan berdiri dan menuju ke ranjangnya,aku berbalik untuk menatapnya.Zaydan sama sekali tidak menatapku."Untuk apa?" katanya tiba-tiba.Aku berjalan ke arahnya dan mendudukkan diriku tepat di ranjangnya dan di sampingnya.Aku menatapnya dan entah bagaimana tanganku bekerja,yang jelas aku sudah menggenggam tangannya.
"Hey ... aku minta maaf,aku tak bermaksud keras padamu Zay ..." ucapku untuk berhenti sejenak,"Aku tak mau ke-"
"Kehilanganku? huh?" cercahnya padaku.Zaydan menarik tangannya dari genggamanku."Ini sangat menyakitkan Rose,kau harus tau itu.Kehilangan orang tua yang terjadi atas kecelakaan itu dan kau ..." Zay menatap diriku dengan dalam,"dan kau,kau ada di sana ... pada peristiwa itu."
Aku menghampirinya dan memeluknya,aku tahu ini sangat menyakitkan untuknya.Zaydan mengeratkan pelukannya padaku,aku tahu dia butuh seseorang untuk menopangnya.Aku mengusap punggungnya dengan lembut,menenangkan dirinya.
"It's okay,i'm here ... and i'm not leaving you."
______________________
27.11.21
kritik dan saran kalian sangat berarti untuk cerita ini.
See u in the next chapter.
Alfie
KAMU SEDANG MEMBACA
Rosemary and the curse
FantasyOn going _______________ Hidup disebuah kota Briy Chington.Rosemary Pierson gadis yang lahir dari keluarga sederhana,dan jauh dari masalah sebelum ia berusia 17 tahun. Briy Chington,siapa yang tahu jika kota Rosemary tinggal terdapat dinding sihir...