19. Hukuman Ayah Nala

56 11 0
                                    

Pagi ini suasana ruang makan keluarga Arganala tak seramai biasanya. Bunda masih bersikap dingin kepada dua anak laki-lakinya dan Sang Ayah tidak mengatakan apapun selain memperhatikan putrinya. 

Arsen dan Dev sudah pasrah dengan hal ini. Keduanya sedari tadi menunduk dan tidak berani menatap mata kedua orang tua mereka. Dev yang biasanya duduk di samping Bunda justru bertukar tempat dengan Arin. Keduanya sudah siap untuk diadili pagi ini. 

"Atha udah gak kenapa-napa Bunda, udah lebih baik," terang Atha dengan senyuman yang tak luput dari bibirnya.

"Bunda kan udah bilang Kak, jangan ke tempat itu. Kamu ini," omel Bunda.

Atha tertawa kecil lalu memeluk Bundanya. Hal itu berhasil sedikit mencairkan amarah Sang Bunda. 

"Lanjutin Tha, biar gak marah lagi Tha," ujar Dev dalam hati.

Arsen sedari tadi diam dan memakan sarapannya namun Ia kesusahan menelan makanan karena masih takut dengan amarah Bundanya. Arsen serasa duduk di kursi penghakiman sekarang.

"Ayah sama Bunda udah dong, jangan di diemin itu Kak Arsen sama Dev nya.  Atha kan udah gak kenapa-napa," rengek Atha.

"Kalau urusan itu, kali ini gak bisa Bunda maafin, Bunda tetep kecewa sama kalian," tegas Bunda Rina membuat kedua anak  laki-lakinya menghela nafas berat.

"Kartu kredit Ayah sita dan uang jajan kalian Ayah kurangi 80%," ujar Ayah Nala.

Atha terkejut melihat hukuman dari Ayahnya namun Ia justru bingung melihat respon dari kedua saudaranya. Keduanya mengangguk patuh dan tidak protes. 

Setelahnya Dev pamit pergi ke kampus di susul Arsen di belakangnya. Ini masih hari libur tentu saja Atha tidak ke kampus begitu pula seharusnya dengan kedua saudaranya itu. Atha yakin kalau Dev akan mengunjungi sahabatnya dan Arsen juga melakukan hal yang sama. 

Atha di tinggalkan dengan raut keheranan. Satu jam berlalu tiba-tiba bel rumah berbunyi. Atha melihat sekelilingnya dan tidak menemukan kedua orang tuanya, sepertinya Ayah dan Bunda sedang bersiap-siap ingin pergi. 

Atha berjalan ke arah depan guna membuka pintu utama. Ia tersenyum lebar saat menemukan Arin, Ava, Rania dan Kayra sudah ada di depan pintu rumahnya. Keempatnya memang berjanji akan mengunjungi Atha hari ini. Ia tahu dari grup chat semalam.

"Gimana? Udah enakan?" tanya Arin saat kelimanya sudah ada di cozy room.

"Keliatannya gimana?" tanya Atha balik.

"Udah baik banget, udah bisa nyebelin soalnya," cibir Arin membuat Atha tertawa.

Rania yang sedari tadi asik melihat-lihat sekeliling rumah akhirnya bertanya, "Kok sepi kak?"

"Ayah sama Bunda masih di kamar kayaknya mau pergi, kalau Dev sama Kak Arsen lagi menenangkan diri," jelas Atha membuat semua yang ada di sana keheranan.

"Kan kakak yang jadi korban, kok mereka yang butuh menenangkan diri?" tanya Kayra.

"Soalnya yang dapet hukuman berat justru saudaranya ," sahut Arin yang di setujui oleh Atha.

"Ayah sama Bunda masih marah sama mereka, ditambah tadi dapet hukuman baru juga. Kayaknya masih syok," ujar Atha.

"Pantesan Kak Galen tadi pagi-pagi udah pergi dari rumah padahal liburan," sahut Ava.

"Kalian tinggal serumah?!" kejut Kayra.

"Kita tetanggaan Kak Kay," gemas Ava.

"Hehehe, ya maaf. Aku gak tau," balas Kayra.

Keempatnya kembali mengobrol seperti biasa. Semakin hari semakin ke sini Kayra juga sudah bisa bergaul dengan yang lainnya. Hari ini mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu di rumah Atha dengan semua kegiatan yang bisa mereka lakukan. 

The Arganala [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang